menuju kampung orang menaiki kapal air pada malam hari bukanlah hal mudah, apalagi tidak bisa berenang. berteman udara dingin dan deru air sungai yang terbelah oleh biduk kapal. tidur di selimuti hawa dingin, taburan bintang di langit dan suluh lampu di tiap pangkalan hulu sungai yang kami lalui menjadikan aku lebih akrab dengan alam. menjenguk keakraban lingkungan baru yang ku temui setelah kuputuskan untuk akhiri kepenatan di bangku kantoran, berhenti bekerja dan memilih untuk berpetualang ke dearah yang belum pernah ku sentuh sepenuhnya hampir di seluruh wilayah kalimnatan. dan untuk malam ini aku putuskan untuk tidur di kapal air milik warga karena harus menghemat tenaga untuk perjalanan ke kampung lain besoknya. yang membuatku selalu bergelut dengan hari.
membaca dalam gelap bagiku adalah sulit, tapi bagi penduduk air merupakan hal biasa karena itulah harus kuabadikan dalam tulisan ini, dengan mudah mereka menemukan letak dermaga tiap dusun tanpa lampu sorot.
kehidupan air adalah satu hal yang indah dalam perjalananku sepanjang hidup ini, barisan pengalaman yang berarti.
28 Desember 2009
BERSAMA ORANG AIR
16 November 2009
BELAJAR HAL BARU SETIAP HARINYA
walau aku jatuh, aku bangun lagi. Aku memulainya dari awal. Aku tidak membatasi diri akan hal apapun, yang penting aku tetap bertahan dan terjaga. Aku tidak takut kehilangan apapun karena aku tahu satu hal, ketika ada yang datang pasti juga akan pergi dengan cepat. Kalaupun aku bosan, aku mencoba untuk menciptakan hal baru tanpa merubah kebiasaan lama yang bermanfaat. Untuk itu aku mulai melatih diri untuk tersenyum saat aku susah dan selalu bersyukur saat aku terlalu letih untuk berjalan ke depan.
Sikapi hal dengan bijaksana dan kau akan mengerti kenapa kau bisa bertahan hidup hingga saat ini. Jangan pernah ada terbersit kata menyerah dengan keadaanmu yang memprihatinkan, cobalah bangkit dan mulai ubah kebiasaan burukmu hingga kau sadar kau tidak sendiri. Berikan kasih kepada setiap orang yang memerlukan kebaikanmu, jangan sia-siakan mereka karena mereka merupakan bagian dari masa depanmu kelak.
15 Oktober 2009
AKU KELUAR
Jika kemarin kemarin aku selalu menceritakan beberapa orang pintar yang keluar dangan tegas dari pekerjaan yang dia geluti kemarin kemarin hanya karena idealisme yang mereka pegang, sekarang giliranku yang disayangkan mereka, mengapa harus keluar dari profesi selama tiga tahun ini melekat dalam diri. Dengan tegas aku meyakinkan, aku keluar karena sudah cukuplah aku mengabdikan diri menjadi staff profesional yang menangani banyak hal dengan gaji yang kecil. Kerja sosial pikirku, bersedekah saja terus, sampai aku bosan dan menuju titik akhir jemu bekerja. Terserah apa kata mereka. Kutipan alkitab menyatakan "yang menjadi hak kaisar, kembalikan kepada kaisar. Dan yang menjadi hak Tuhan, kembalikanlah pada Tuhan". Bukankah begitu cara menyikapinya?
Lega, salah satu ungkapan rasa syukurku ketika surat pengunduran diri aku kirim ke email yayasan tempat aku bekerja selama tiga tahun terakhir ini. Sulit memang menyesuaikan diri dengan dunia yang sekarang, jauh dari aktivitas dan tidur sepuasnya tanpa gangguan dering HP dan tugas yang menumpuk.
Tapi aku juga berpesan kepada para pekerja yang sudah mulai bosan akan rutinitasnya selama ini, jangan seperti aku.
05 Oktober 2009
PENASEHAT CINTA VIA YM
kemrin aq chat dengan heru, pacarnya betzia!
Yahoo Messager(10/5/2009 3:02 PM)
Fransiskus Heru: Bng dede....
dede: ei ru
Fransiskus Heru: Cam mn kbr maknya aq....
Fransiskus Heru: begetek ndk die d sn???
dede: tadak gak die begetek benar, kemaren ikut die ke Asisi, ada pesta alumni mereka Asisi
Fransiskus Heru: Ktnye kmrn dia d antar ongki.....
Fransiskus Heru: kena tempel2 lah die....
Fransiskus Heru: jujur jak bang dede
dede: emang ada ongky di sana
Fransiskus Heru: Ad yg ngeliat die tempel2...'
dede: makanya aq ajak die balek cepat trus die kata bentar lagi, aq tau kalo die pegi dari tempat duduk kamek agak jaoh ru, soalnye ada ongky, mungkin ongky yang makse die untok ketemu
Fransiskus Heru: lalu.... menurut kk dede gimn????
dede: tapi die tetap baleknye dengan aq soalnye peginye dengan aq gak
Fransiskus Heru: Emng ongki ndk tau betsia udh jdan
dede: aq udah bilang ke kroak same budak2 qte yang laen, jagakan gak betzia, soalnye punye heru dah sekarang die tu, budak2 qte sih jaga, tapi ongky nye tu yang tadak punye malu
Fransiskus Heru: Kalo emang die ndk bisa setia..... aq pun ndk mau jd laki2 bodo gare2 d 2 kan budak keci...
Fransiskus Heru: O gt tlng bilang kan k ongki jak lah bang dede kalo gt.....
Fransiskus Heru: betsia sih ad cerita die d tempel ma ongki trs.... sampe d kasi gelang segala.... tp aq masih nanggapinnya +, tp misal teros2an kyk gini bisa goyah pulak batsia tu....
dede: semalam sih die bedua pura2 ngampiri aq, soalnye muke aq udah gusar dah, capek betunggu di asisi dari jam 2 sore sampe jam 9, trus aq cari die tadak ad, kata budak2 ongky ngajak die ngomong bentar, makenye langsung aq tegaskan ke betzia "yok balek, capek dah aq" biar ongky ngerase kehadiran die tadak kamek harapkan disitu, betzia sih mao jak. Tapi ongky bilang sambil jabat tangan aq, betzia pulang dengan die jak, betzia liat muke aq tadak bersahabat jadi bingung die mo pilih pulang dengan sape, pulang same aq ato ikut tawaran ongky, aq cuma bilang serahlah sambil jalan tadak pandang belakang agik nuju parkiran asisi
Fransiskus Heru: Mungkin aq minta tlng bang dede jak ya.... ceramahin betsia..... aq pun mungkin bentar lg ngomng ma betsia...
dede: pas aq udah mutar motor, udah mo balek, betzia langsung naek di jok aq, trus die bilang "aq pulang dengan kakak jak ye"
Fransiskus Heru: bang dede aq off lok ye mau kuliah.....
Fransiskus Heru has signed out.
28 September 2009
AKU DAN KAU MALAM ITU
Tidak tega aku melihat kau menangis seperti itu malam itu. Jadi ku bawa kau ke cafe dekat sungai malam itu sebelum beranjak pulang ke rumah, agar orang rumahmu tidak bertanya-tanya kenapa matamu bengkak karena menangis. Ku pacu kendaraanku agak kencang. Sepanjang jalan kita hanya menikmati keadaan masing masing, kau dengan tangisanmu dan aku dengan pesona diamku.
Kau hanya diam saat itu, tidak tahu bagaimana caranya membuatmu tertawa. Jadi kubiarkan kau terbenam dalam tangisanmu. Kutanya, kau hanya memandangku sesaat lalu menangis lagi. Terpaksa ku alihkan perhatianku kepada perahu nelayan dan kapal barang yang lewat di dekat cafe di sungai itu. Serasa orang bodoh aku malam itu.
13 Agustus 2009
AKU HARI INI
Satu persatu orang orang terbaik menghilang dihadapanku, dan aku tetap disini dengan tegarnya. Tidak tahu sampai kapan. Aku kembali pada titik awal penemuan jati diri, sendiri di usap sepi, jauh dari orang sekitar yang melintasiku lalu lalang. AKu bisa apa. Aku tidak bisa mencegah kepergian mereka. Aku juga tidak bisa membuat alasan yang tepat mengapa mereka harus menetap disini seperti aku.
Lari dari masalah hanya akan membuat masalah baru. Satu hal yang ku tahu, aku benci kehilangan.
02 Agustus 2009
BULETIN TELADAN ANAK KALIMANTAN
Remaja – remaja di Kalimantan barat ini terdiri dari etnis dan budaya yang beragam, sehingga perlulah mereka mengenal kebudayaan dan pengetahuan itu lewat media baca. Maka dari itulah, di Buletin TAMAN ini disajikan delapan kolom ekstra yang memuat perkembangan dunia remaja dan ditampilkan secara update. Kolom Kalimantan Barat bulan ini misalnya, yang secara detail mengupas perkembangan wilayah dengan gaya bahasa remaja dan mudah di mengerti pembaca. Kolom seruling Kalimantan yang berisi opini-opini segar tentang bagaimana remaja saat ini. Begitu pula dengan kolom dapur kreasi yang memuat artikel bebas remaja tentang budaya damai pantun, cerpen dan puisi. Kolom karya dan prestasi yang mengupas profil remaja dan guru yang berprestasi di bidangnya. Profil sekolah yang mempromosikan sekolah di enam kabupaten serta kolom teknologi yang menyediakan beragam berita actual tentang perkembangan teknologi. Disana juga di sediakan kolom ruang budaya yang dijadikan sarana mengenal ragam budaya di Kalimantan barat yang majenuk dari sudut eksotis serta sejarah latar belakangnya budaya tersebut.
Bulletin di terbitkan setiap bulan dan di cetak setiap minggu ke tiga dan setelah di cetak, penyebaran ke sekolah-sekolah di wilayah dampingan YPPN di mulai pada minggu pertama (awal bulan). Mengenai input data dari bulletin TAMAN tersebut di ambil dari berbagai sumber diantaranya tulisan anak-anak remaja di enam kabupaten wilayah dampingan yang mengirimkan karya nya lewat pos atau mengumpulkannya sewaktu kegiatan program berlangsung, sumber lewat tulisan para staff YPPN, sumber-sumber tulisan di internet serta buku-buku yang konsentrasi dengan dunia remaja saat ini. Gaya bahasa penulisan bulletin disampaikan dengan bahasa yang ringan sehingga memudahkan remaja untuk membaca dan meningkatkan lagi pengetahuan mereka seputar dunia remaja.
Kini proses pengembangan diri lewat tulisan itu di sambut baik oleh sekolah-sekolah di wilayah dampingan YPPN, mereka secara bergilir mengirimkan tulisan mereka, sebab mereka senang sekali tulisan mereka memberikan inspirasi lebih oleh kalangan pembaca bulletin dan mereka jadi tahu akan pentingnya menulis. Tidak hanya itu pula, peningkatan minat baca tidak hanya dirasakan oleh remaja-remaja sekolah di enam kabupaten wilayah dampingan YPPN, tapi juga remaja yang notabene bukan dari wilayah dampingan YPPN yang juga mendapat bulletin itu.
26 Juli 2009
TIGA HARI BERSAMA HARI ANAK SINGKAWANG
Pada waktu jam istirahat, mereka kuajak berdiri berpasangan, samping kiri pemandu jalan, samping kanan tutup mata. Mereka harus berjalan menuju meja konsumsi yang terletak agak jauh dari Aula kegiatan untuk mengambil makanan dengan tuntunan teman disebelahnya. Setelah sampai di meja konsumsi dan mengambil makanan, mereka bergantian menjadi penuntun dan yang di tuntun.
Setelah jam istirahat berakhir, ku bawa mereka ke tepi pantai untk role play dengan metode "Test Kejujuran" sebab sesuai aturan, pemimpin wajib menghargai keadaan dan lingkungannya. Ku tanamkan doktrin positif itu kepada seluruh peserta sebelum memulai permainan. Mereka terdiri dari remaja SMP dan SMA yang begitu antusias. role play tersebut berlangsung jam 15.15-16.45 wib. Setelah itu mereka beristirahat.
Kulanjutkan sesi jam 18.00-21.00 wib dengan isu global warming yang mengupas fakta dan penyebab terjadinya pemanasan global di bumi, salah satunya efek rumah kaca terbesar yakni industri peternakan. Kusertakan pula aksi lingkungan yang harus mereka terapkan seperti hemat air, hemat energi, mengurangi tumpukan sampah dunia, dan penghijauan mulai dari lingkungan terdekat kita. Setelah penjelasan itu, ku ajak mereka untuk menuangkan apresiasi mereka tentang penyelamatan bumi dengan membuat majalah dinding yang hiasannya berasal dari alam seperti ranting, pasir, daun kering dan rumput.
Hari kedua, sesiku hanya satu saja, refleksi. Kukumpulkan peserta di aula dengan mata tertutup kain dan saling berpegangan erat satu sama lain. Kutertibkan mereka dengan satu hak peserta saja yakni hanya mendengar tapi tidak boleh mengeluarkan suara sepatah katapun. Kusediakan lima titik pemberhentian, tapi rutenya hanya sekitar aula perkemahan saja.
Titik pertama, peserta dengan posisi berdiri di aula. Berceritalah aku tentang penyadaran akan arti kepemimpinan sebenarnya. Kemudian mereka berjalan perlahan dan tetap berpegangan tangan. Ku refleksikan mereka tentang keikutsertaan mereka selama dua hari di perkemahan yang berarti mereka layak dan dengan sungguh-sungguh berperan dalam pembentukan jati diri sebagai pemimpin masa depan.
Titik kedua, peserta dengan posisi jongkok. Kusinggung prilaku yang mereka cerminkan selama dua hari bahwa maih banyak yang melanggar kontrak belajar padahal sudah di sepakati dan dirumuskan bersama oleh dan untuk peserta. Hanya satu hukuman disiplin yang aku terapkan yaitu motivasi. Hal kecil yang dapat menjadi pukulan hebat jika diabaikan.
Titik ketiga, peserta dengan posisi berbaring. Ku ajak mereka memperbaiki keadaan. Gagal bukan berarti tidak bisa mencoba lagi. Yang menjadi objek moral adalah kesadaran dan peran serta peserta dalam berkarya. tapi jika pengendalian diri tersebut belum muncul sepenuhnya, pelatihan kepemimpinan ini akan berakhir dengan sia-sia. Mulai ku ajak mereka untuk intropeksi diri, mengapa mudah emosi, jarang mengampuni kesalahan orang lain, selalu menolak ketika di beri tugas dan menyalahgunakan kepercayaan orang tua.
Titik ke empat, peserta dengan posisi telungkup. Ku ajak mereka menemukan alasan mengapa ikut serta dalam Latihan Kepemimpinan. Apakah hanya ingin berlibur saja, ataukah hanya ingin lari dari rutinitas sekolah. Aku tidak tahu. Kutumbuhkan kesadaran mereka untuk siap menerima yang terjadi dan selalu bersyukur dengan apa yang sudah terjadi. Sebab jika mereka hanya menjadi pendengar dan penonton saja, mereka tidak akan jadi apa-apa.
Titik terakhir, semua peserta duduk bersila. Kuluapkan perasaan capek panitia dan peserta. Kugambarkan dengan pengorbanan yang sia-sia. Ku ajak mereka menjadi pribadi yang santun dan tegar saat menghadapi cobaan. Ku ajak mereka merenung dan dengan hentakan suaraku, ketegaskan mereka dengan bersama-sama mengangkat kepalan tangan ke atas dan berseru lantang "Aku Anak Indonesia yang kreatif, Inovatif, Unggul dalam menghadapi tantangan masa depan".
Setelah waktu ku rasa cukup, dengan hitungan ke tiga, ku ajak mereka mata bersamaan disertai hidupnya lampu Aula. Mereka kemudian ku ajak membakar permohonan dan harapan akan nasib anak Indonesia di luar sana yang haknya belum terpenuhi. Mereka membakar kertas permohonan di api lilin yang sudah tersedia.
Akhir dari pertemuan itu, dua orang peserta yang berulang tahun pada hari itu meniup lilin yang di sertai dengan sayup-sayup nyanyian peserta dan panitia lain di aula itu. Suasana jadi penuh haru dan hangat akan kebersamaan.
15 Juli 2009
USIR SEPI JIKA SEPI DATANG LAGI
Ku pandangi tempat itu agak lama, mungkin ada tempat rindang untuk rebah diri. Tapi setidaknya sudah ada beberapa tempat di sekitar itu yang aku kunjungi. Setelah itu aku lanjutkan lagi menelusuri tempat tersebut, makin ke selatan. Pandangan ku terhenti pada sebuah tepian dermaga di sana. Senyum ku terukir. Aku menambatkan kendaraan ku di pemukiman tak jauh dari sana. Untuk pergi ke dermaga itu, aku terpaksa jalan kaki.
Wuih sejuk angin menyegarkan otak ku. Makin senyum aku. Serasa orang bebas ketika tiba di sana. Aku langsung duduk di tepian, mengeluarkan air dingin mineral dan cokelat batangan yang aku simpan di ransel. Aku menikmati ketenangan sungai di dermaga itu. Sesekali dermaga di hantam ombak yang datang dari motor air yang bergerak hilir mudik mengangkut penumpang di ujung dermaga. Aku menikmati suasana seperti itu. Pikirku, jika kota pontianak jauh dari polusi seperti dermaga ini, aku pasti sanggup tinggal disana berlama-lama. Tapi sayangnya, seiring perkembangan teknologi dan sifat instant penduduk kota, polusi pula semakin mereka budidayakan.
12 Juli 2009
CERITAKU SAMPAI DIMANA?
Berkali-kali hasutan itu mendengung di telinga dan berkali-kali pula aku berkeinginan menanggalkan identitas katholik dalam diri, hampir bisa, tapi kemudian aku kembali lagi pada iman katholik itu. Sebab aku sadar, dalam keseharianku telah mengalir banyak kebiasaan katholik, salah satunya ajaran cinta kasih.
Aku mulai mencari keberadaan Tuhan. Kutemukan Dia dalam setiap kegagalan-kegagalan dan berbagai buku yang sudah aku baca. Aku lihat Tuhan dalam setiap kesempatan. Tapi anehnya, seringkali nama Tuhan hanya hadir saat aku bosan, aku sedih dan ketika aku murka. Tuhan jarang terlibat dalam sukacita dan rasa gembiraku. Ku pelajari hal itu berkali-kali.
Katholik bagitu hanya baju pinjaman dari bangsa penjajah terdahulu, bukan warisan turun temurun dari nenek moyangku. Sebab setahuku, nenek moyangku hanya menyembah pohon dan batu. Tapi semakin aku menyangkal sejarah, semakin itu pula penegasan bahwa aku ini katholik. Biarlah nenek moyangku punya pemikiran berbeda tentang iman dan pengharapan. Sebagai penghargaan atas apa yang diciptakan nenek moyangku, kini agamanya dijadikan adat istiadat, bukan anutan agama. Semoga saja ada celah rasa damai di antara keduanya, bukan untuk dibanding-bandingkan.
Namun secara garis besar, aku tidak diberikan hak untuk memilih agama. Sesuai kenyataan, aku sudah di babtis menjadi katholik sejak bayi pada umur 6 bulan. Kemudian bertumbuh bersama keluarga besar yang percaya pada kristus. Katholik bagiku bagaikan baju yang siap pakai. Tidak ada kesempatan untuk menentukan apakah baju itu serasi di badan dan jika tidak kita bisa mencari baju lain yang cocok dengan selera dan cara hidup kita. Tapi sungguhpun begitu, katholik masuk dalam duniaku sejak aku masih dalam pertumbuhan hingga kini, disaat aku menjelaskan kisah ini lewat tulisanku sekarang.
Kristus menjadi iman sejati sejak aku mengenal komunitas gereja serta kegiatan Orang Muda Katholik didalamnya. Aku sadar begitu besar damai yang dipertaruhkan dalam zona ini. Ketika begitu banyak orang yang menyia-nyiakan Tuhan, tapi aku tetap berikeras mencari-Nya kemanapun aku berada, agar aku lebih percaya pada-Nya, bukan hanya sebatas sabda yang ku dengar di gereja dan kitab suci. Kini, tiap ada waktu, komunikasi pada Tuhan mulai ku jalin. Kujadikan Dia saudara kandungku, agar aku lebih bisa terbuka bercerita apapun pada-Nya. Sebab rahasia hatiku hanya Dia yang tahu.
Aku pernah berpaling meninggalkan Kristus selama 4 tahun setika sahabat terbaikku benar-benar direbut oleh Dia. Payah, tidak satupun yang memberi tahu aku akan penderitaan sahabatku itu, satu-satunya yang memberikan jawaban hanyalah kematiannya karena kanker payudara yang di derita. Aku mulai membenci Tuhan seperti aku membenci diriku sendiri. Yang ku perbuat hanya menutup diri pada dunia sekitar sampai akhirnya aku terima kenyataan itu. Mulai saat itulah, aku tidak percaya akan adanya teman, siapapun itu, yang ku ketahui, teman bisa di beli dengan uang. Dan satu hal lagi yang tidak aku suka, beberapa kali dari mulut mereka seringkali berbohong dengan alasan yang sudah aku tahu triknya. Teman-teman seperti itu kebanyakan keseringan tidak jujur. Dan fatalnya, mereka katholik.
Itu yang kubenci dari orang yang mengaku dirinya katholik. Tipe-tipe seperti itu merupakan tipe penyangkal dan hanya ingin pekerjaan instant. Terkesan asal-asalan dan cepat puas tanpa harus tahu proses. Padahal setiap mendengar bacaan injil, para katholik itu memberi tanda salib di sekitar kening, mulut dan hati mereka. Gerakan tangan dengan arti memberkati pikiran, perkataan dan perbuatan mereka. Tapi tetap saja setelah bacaan injil dan keluar dari gereja, penyangkalan tetap mengalir di mulut mereka. Seakan menyembah Tuhan hanya kewajiban rutinitas tiap minggu, bukan karena rindu ikut ajaran Tuhan. Itu letak pencibiranku pada katholik sebatas identitas.
Pikiran, perkataan dan perbuatan yang telah di berkati itu merupakan cerminan prilaku seseorang. Jika tidak menghargai berkat itu, berarti tidak menghargai pribadinya sendiri. Untuk itulah, mungkin kusimpulkan kesempatan dan kepercayaan hanya sekali saja, tapi seringkali mereka menyia-nyiakan keduanya. Hanya itu yang ingin kutegaskan, bahwa kejujuran bukan di cari tapi diciptakan.
10 Juli 2009
RAPAT KELUARGA
Seperti biasa, bangun siang lagi. Ku lirik ponselku, sepuluh lewat empat puluh tiga menit. Aku langsung menyambar handuk, bergegas menuju kamar mandi. Kali ini tidak pake acara joget di kamar mandi, waktu ku tidak cukup. Dari arah kamar ku dengar dering ponselku. Maklum volume tiga, lumayan mendengung.
Tiga menit saja untuk mandi dan gosok gigi. Aku berlari kecil menuju kamar atas.
“Kau dimana sekarang, kami udah tunggu dari jam sembilan tadi!”
itu suara bapak.
Terkesan berat dan memaksa.
“Bentar lagi pulang ke rumah, tunggu bentar, masih ada yang di urus!”
Tuut,tuut…
Sambungan putus!
Hmm, seperti biasa, Bapak tidak mengizinkanku memberikan alasan keterlambatan. Setelah siap, aku langsung ambil kunci dan STNK serta SIM, menuju kendaraan untuk tancap gas ke rumah dengan tempo yang sesingkat-singkatnya. Laju ku bawa kendaraanku, mungkin hanya sekitar 25 menit perjalanan saking cepatnya. Tak sadar sudah sampai depan rumah. Baru jejak kakiku ke teras, aku di sambut dengan suara Ibu.
“Waduh, Bapak udah tunggu dari tadi. Kau ketiduran lagi?”
Pertanyaan Ibu itu terlontar sambil menatap aku melepas alas kaki. Aku balas menatap ibu sambil senyum. Tidak ada kataku yang terlontar. Aku hanya mencium tangan kanannya, adat yang di terapkan keluarga kami ketika masuk rumah. Dia balas mengelus pundakku.
“Kapan kau bisa disiplin, udah besar, pikirkan umur, sia-sia kalo kau sering telat”
Aku mengangguk, senyum lagi menatap Ibu. Beliau hanya geleng-geleng kesal. Ku tuntun tangannya masuk ke arah ruang makan. Disana sudah ada Bapak dan Bang Hendra juga Bang Hendri.
“Telat lagi dek?” singgung bang Hendra.
“Mending tinggal di rumah orang tua daripada ngekost, bangun pagi,makan tanggung pula” katanya lagi.
Ku beri kode padanya agar tak komentar banyak, takut bapak dengar.
Bapak diam saja, sibuk dengan korannya.
Bang Hendri sibuk dengan ponselnya.
Bang Hendra sibuk dengan ekor kucing yang membelai kakinya.
Sedangkan Ibu…Hmm…Dia ada disampingku.
Bapak buka suara akhirnya.
“Kata abangmu, kau mau berenti dari kerjaanmu yang sekarang ya?"
"Udah bulat keputusanmu?” tanya Bapak.
Aku diam, pura-pura buka SMS di ponsel.
“Eh, Bapak tanya tu” kata bang Hendra menyenggol bahuku lalu merebut ponselku.
Aku jengkel.
“Iya pak” jawabku singkat.
“Kau udah punya rencana untuk cari kerja lain?”
“Jaman sekarang cari kerja ndak mudah, apalagi kau memilih tinggal sendiri sekarang” kata Bapak lagi.
“Pikirkan dulu, nanti kalo nganggur siap ndak tanpa uang jajan, jangan jadi beban orang tua” kata bang Hendri.
Aku merasa terhakimi keluargaku sendiri.
“Bang Hendra mo beri modal untuk buka usaha. Jadi aku tertantang untuk berenti kerja, deadline nya bulan juli ini, ” singgungku pada bang Hendra.
Dia menatapku.
Bapak menatapnya.
Bang Hendri ikut-ikutan Bapak menatapnya.
Bang Hendra salah tingkah.
“Punya modal berapa kau beri adikmu?” selidik Bapak.
“Itu kan masih aku pikirkan” jawabnya santai.
“JANJI PALSU!!!!” teriakku di telinganya.
Semoga saja tidak tuli seumur hidup.
Bang Hendra menatapku sambil mengusap telinganya.
Bapak hanya geleng-geleng kepala.
Ibu mengusap bahuku kesekian kalinya.
Aku hampir menangis saat itu.
“Pamit aku, mo pulang ke kost” kataku.
Aku berlalu dengan kesal. Sepertinya bertahan hidup hanya adegan main-main bagi keluargaku.
19 Juni 2009
NEGARA
Negara harus bebaskan biaya pendidikan
Negara harus bebaskan biaya kesehatan
Negara harus ciptakan pekerjaan
Negara harus adil tidak memihak
Itulah tugas negara
Itulah gunanya negara
Itulah artinya negara
Tempat kita bersandar dan berharap
Kenapa tidak ?
Orang kita kaya raya
Baik alamnya
Maupun manusianya
Dan ini yang kita pelajari sejak bayi
Hanya saja kita tak pandai mengolahnya
Oleh karena itu bebaskan biaya pendidikan
Biar kita pandai mengarungi samudera hidup
Biar kita tak mudah dibodohi dan ditipu
Oleh karena itu biarkan kami sehat
Agar mampu menjaga kedaulatan tanah air ini
Negara negara
Negara harus seperti itu
Bukan hanya di surga di duniapun bisa
Negara negara
Negara harus begitu
Kalau tidak bubarkan saja
Atau ku adukan pada sang sepi
Negara harus berikan rasa aman
Negara harus hormati setiap keyakinan
Negara harus bersahabat dengan alam
Negara harus menghargai kebebasan
Itulah tugas negara
Itulah gunanya negara
Itulah artinya negara
Tempat kita bersandar dan berharap
Selain Tuhan
iwan fals - negara mp3 download here
18 Juni 2009
KUE KERANJANG
Kue Keranjang disebut juga sebagai Nian Gao (年糕) atau dalam dialek Hokkian Tii Kwee (甜棵), namanya di dapat dari wadah cetaknya yang berbentuk keranjang. Makanan ini adalah kue yang terbuat dari tepung ketan dan gula, serta mempunyai tekstur yang kenyal dan lengket. Kue ini merupakan salah satu kue khas atau wajib perayaan tahun baru Imlek, walaupun tidak di Beijing pada suatu saat. Kue keranjang ini mulai dipergunakan sebagai sesaji pada upacara sembahyang leluhur, enam hari menjelang tahun baru Imlek (Jie Sie Siang Ang), dan puncaknya pada malam menjelang tahun baru Imlek. Sebagai sesaji, kue ini biasanya tidak dimakan sampai Cap Go Meh (malam ke-15 setelah Imlek).
Dipercaya pada awalnya kue, ini ditujukan sebagai hidangan untuk menyenangkan dewa Tungku agar membawa laporan yang menyenangkan kepada raja Surga (玉皇大帝,Yu Huang Da Di). Selain itu, bentuknya yang bulat bermakna agar keluarga yang merayakan Imlek tersebut dapat terus bersatu, rukun dan bulat tekad dalam menghadapi tahun yang akan datang. Kue keranjang diproduksi banyak kota, salah satunya adalah di Bogor danYogyakarta.
Asal-usul nama kue keranjang yang memiliki nama asli Nien Kao atau Ni-Kwee yang disebut juga kue tahunan karena hanya dibuat setahun sekali pada masa menjelang tahun baru Imlek. Di Jawa Wetan disebut sebagai kue keranjang sebab dicetak dalam sebuah "keranjang" bolong kecil, sedangkan di Jawa Kulon diberi nama Kue Cina untuk menunjukkan asal kue tersebut yaitu Cina, walaupun ada beberapa kalangan yang merujuk pada suku pembuatnya, yaitu orang-orang Tionghoa. Sedangkan dalam dialek Hokkian, tii kwee berarti kue manis, yang menyebabkan orang-orang tidak sulit menebak kalau kue ini rasanya manis.
Di Cina terdapat kebiasaan saat tahun baru Imlek untuk terlebih dahulu menyantap kue keranjang sebelum menyantap nasi sebagai suatu pengharapan agar dapat selalu beruntung dalam pekerjaannya sepanjang tahun.
Nien Kao atau Nian Gao, kata Nian sendiri berati tahun dan Gao berarti kue dan juga terdengar seperti kata tinggi, oleh sebab itu kue keranjang sering disusun tinggi atau bertingkat. Makin ke atas makin mengecil kue yang disusun itu, yang memberikan makna peningkatan dalam hal rezeki atau kemakmuran. Pada zaman dahulu banyaknya atau tingginya kue keranjang menandakan kemakmuran keluarga pemilik rumah. Biasanya kue keranjang disusun ke atas dengan kue mangkok berwarna merah di bagian atasnya. Ini adalah sebagai simbol kehidupan manis yang kian menanjak dan mekar seperti kue mangkok. Kue yang terbuat dari beras ketan dan gula ini dapat disimpan lama, bahkan dengan dijemur dapat menjadi keras seperti batu dan awet. Sebelum menjadi keras kue tersebut dapat disajikan langsung, akan tetapi setelah keras dapat diolah terlebih dahulu dengan digoreng menggunakan tepung dan telur ayam dan disajikan hangat-hangat. Dapat pula dijadikan bubur dengan dikukus (di-tjwee) kemudian ditambahkan bumbu-bumbu kesukaan.
08 Juni 2009
MENYIKAPI BANGSA INDONESIA CARA GUE
Ada beberapa musim trend di Indonesia yang berlangsung cepat sekali booming dan seketika itu menghilang. Trend bagiku hanya memperparah keadaan jika tidak di sikapi dengan wajar dan tidak berlebihan.
Pertama, demam selular. Sebut saja namanya HP. Sekitar tahun 2001, HP mulai di kenal oleh beberapa petinggi Indonesia saja karena harga yang melambung tinggi. Hanya bangsa borjuis dan pengusaha kaya yang mampu menjangkau. Beberapa saat setelah itu, para artis mulai memakainya sekitar akhir tahun 2002 dan kemudian booming di pasaran sekitar akhir tahun 2003. Tapi HP belum menjadi kebutuhan primer tiap kalangan saat itu sebab masyarakat masih terbiasa korespondensi dan mengirim berita lewat surat pos. Tapi tahun 2004, HP mulai terbiasa di telinga masyarakat bahkan menjadi sarana yang tak terpisahkan. HP memiliki beberapa keuntungan dan memanjakan konsumen. Apalagi bisa di bawa kemanapun kemana saja kecuali mandi. Jangankan masyarakat ningrat, tukang becak dan penjual sayur keliling sudah punya barang tersebut.
Kedua, demam promo wakil rakyat. Hampir seluruh masyarakat menengah sampai ke bawah berbondong-bondong pajang poster gede di jalan raya, dari yang pajang pose wibawa sampai pake photo orang lain. Padahal, promosi bukan hanya modal tampang saja tapi juga harus di kenal bijak dan dekat dengan masyakarat. Kerugian tersebut berlanjut. Poster juga membuat tata kota tercemar, membuat pengguna jalan dan pengendara motor tersenyum meledek kearah poster. Ada juga poster yang sengaja di letak di sembarang tempat, hasilnya, ada yang di coret bahkan di koyak, sia-sia dan tidak mendidik. Coba berkampanye dengan cara sedikit membangun dan bermanfaat.
Ketiga, bisnis musiman. Di kotaku, kalo ada warung yang dagangannya laris, para tetangga lain berebut bikin warung juga, pengen ngubah nasib katanya. Alasannya biar tambah penghasilan. Padahal kalau di pikir siapa yang mau beli kalau hamper setiap rumah di gang-gang kecil punya warung sendiri-sendiri dirumahnya? Turis berdatangan? Jelas gak mungkinkan?
Ke empat, busana musiman. Nah, ini juga yang perlu di komentari. Setiap orang punya tata cara berpakaian yang beragam dan akan terlihat unik dan memancarkan kepribadian kita ketika cara berpakaian tersebut tidak meniru cara berpakaian orang sekitar, artinya tidak ikut-ikutan.
Ke lima, budaya mewabah internet. Ini juga dikategorikan musiman. Sejak Bill Gates mempublikasikan computer dan segala aplikasi pendukung di computer tersebut. Mulai dikenal jugalah jaringan layanan bernama internet. Jaringan tersebut dapat membuka persepsi bahwa apapun bisa di ketahui dan di mengerti lewat internet. Mulai dari mengirim surat elektronik, making design, gossip (chat) berjaringan sampai dengan cari bahan bacaan. Bagi pengguna internet, hal tersebut dijadikan kamus kedua bagi manusia masa kini, karena fasilitas internet yang memudahkan, para pengguna menobatkannya sebagai Sang Maha Tahu.
07 Juni 2009
ANGIN BIKIN OLENG
Cuaca terasa dingin siang ini, padahal tadi pagi aku keringatan saat bangun tidur. Aku tengadah ke langit. Mendung mulai terlihat di langit di atas atap warung tempat kami makan. Pekat awan kelihatannya. Aku khawatir pulang sebab tidak ada mantel penangkal hujan. Tapi selesai makan siang, tetap saja ke dua temanku nekat untuk pulang, kata mereka kalau dingin begini enaknya tidur siang.
Angin yang tadinya sepoi-sepoi kini mulai beranjak kencang menyapu rambut kami bertiga. Daun dan sampah-sampah mulai berterbangan kemana-mana. Kami pulang dengan rumah yang berbeda arah. Ada yang tancap gas ke arah utara, ada juga yang ke arah selatan, dan aku ke barat.
Setelah kami pisah, ku pacu motor laju dengan harapan tidak tersiram hujan di tengah jalan. Angin makin kencang bertiup, motor ku oleng ke kanan, seperti berat sebelah. Beberapa kali ku injak rem agar berhati-hati dan tidak jatuh karena angin kencang tersebut. Bayanganku seperti main balap motor di Megamall, oleng kanan genjot kiri.
Kelokan jalan rumah ku sudah hampir sampai kelihatan, beberapa meter lagi sampai. Tapi nasib berkata lain. Hujan langsung mengguyur tanpa ampun. Sia-sia aku ngebut dan melawan angin. Tetap saja aku basah.
27 Mei 2009
INCEST, SEBUAH NYERI YANG MESTINYA TERPIKIRKAN
Pertimbangan masyarakat akan persoalan tersebut yakni meliputi mereka yang tinggal di rumah tangga yang sama, mereka yang memiliki garis keturunan atau kaum kerabat yang masih sangat dekat kaitannya, incest keluarga dan ikatan darah, dan pelaku yang terkait perkawinan atau adopsi.
Fenomena incest sering sekali terjadi pada masyarakat Indonesia tapi yang paling sering diberitakan di media cetak dan elektronik yaitu jenis hubungan seks setubuh antar kaitan tali darah seperti hubungan seks antar saudara putri dan bapaknya. Hubungan seks antar saudara antara orang dewasa dan atau remaja sebagai pertimbangan suatu format dari penyalahgunaan seksual anak yang telah ditunjukkan untuk salah satu format paling ekstrim dari trauma masa kanak-kanak. Trauma tersebut juga sering menimbulkan kerusakan serius serta jangka panjang psikologis, terutama di kasus dari hubungan seks antar saudara kandung berkenaan dengan orangtua kandung.
Riset memperkirakan 10-15% dari populasi umum menyerang paling sedikit satu pengalaman hubungan seks antar saudara, dengan kurang dari 2% menyertakan pergaulan/hubungan yang coba-coba. Riset menurut Russell (1986) dan Wyatt ( 1985) Hubungan seks antar saudara kandung atau sepupu jarang dilaporkan. Hubungan seks antar saudara kandung atau sepupu adalah kriminal di kebanyakan negara, walaupun itu dilihat oleh beberapa orang dan di anggap sebagai kejahatan yang tanpa korban.
Kebanyakan masyarakat memiliki format pencegahan hubungan seks antar saudara kandung. Tabu hubungan seks antar saudara tersebut telah menjadi salah satu dari seluruh budaya tabu, baik dalam masyarakat dan negara-negara lainnya, dengan hukuman yang sah tentang undang-undang yang tercantum dalam beberapa yurisdiksi.
Masyarakat yang paling modern memiliki batasan sosial atau undang-undang di perkawinan yang lekat di tiap keluarga. Bagaimanapun, dalam beberapa masyarakat, seperti yang dari Ancient Egypt, saudari-saudara, putri-bapak, dan hubungan putra-ibu dilatih antar royalti. Sebagai tambahan, Orang Bali suku bangsa Inuit mempunyai kepercayaan yang berbeda tentang hubungan seks antar saudara kandung. tidak sah dan mesum
Bagimana sebuah novel berjudul INCEST (I Wayan Artika) tak pernah memperoleh pembelaan yang memadai terhadap hukum adat yang dijatuhkan?" Ia benar. Itu memang terjadi, dan saya mengerti. Jadi itulah sebabnya, sehingga ia menganggap hal itu adalah satu tragedi. Setelah percakapan tertulis itu, saya merasakan sebuah keprihatinan terdevosi untuk seorang I Wayan Artika, sang pengarang, yang dihukum karena jujur menginginkan orang lain melihat fenomena Incest di negerinya, kampung Banjar, Bali. Fenomena incest yang HARUS dijalani oleh sepasang kakak-beradik berjenis kelamin berbeda yang lahir kembar. Sang Wayan terpaksa harus menjalani hukuman adat, berupa pembuangan keluar kampung selama 5 tahun (masih ditambah denda ketika kembali) akibat novel yang ditulisnya tersebut. Ia dianggap membuka aib desanya, yang secara adat masih memelihara hukum incest tersebut. Dan dalam novelnya, ia tersentil untuk bicara (mungkin mengundang opini), agar konsep benar dan salah secara humanistik berdiskusi dengan patron adat yang sudah berlaku. Wayan tidak salah, namun tetap harus tabah, sebab inilah jalan yang ia pilih sebagai penulis. Tapi bagaimanapun, secara moral saya tak pernah ingin seorang yang menyuarakan kebenaran dibungkam oleh norma apapun. Dan secara moral pula, saya menentang keras (dan mengajak orang menantang keras) setiap upaya pembunuhan karakter dan penerapan hukuman fisik (baik yang melalui pengadilan atau tidak) bagi sastrawan dan sastrais yang berbicara fakta. Jawabannya hanya satu; JANGAN BERHENTI MENULIS, JANGAN BERHENTI BICARA, JANGAN BERHENTI MENGGUGAT.
17 Mei 2009
KAU YANG TERCANTIK
Ikuti Kamu Karena Naluriku
Jejakmu takkan lelah kucari, inilah sosokmu buatku berdebar, tiada lain hanya dirimu
Akan kurang ajarku, Karena kamu adalah indahku, maafkan jika tak suka,aku tak ingin bohong padamu, Kau yang Tercantik
Panas mentari bakar semangatku, Pergi Untuk Mendapatkanmu, Semakin lama menariknya kamu, semakin indah dalam anganku
Dulu kadang aku mengharapkan, Raih Dirimu, Seribu bidadari mengelilingi, Tak Goyahkanku
Kau yang tercantik
15 Mei 2009
PELATIHAN JURNALISTIK
Para Peserta Pelatihan Jurnalistik Angkatan Pertama tampak sedang photo bersama di depan masjid di kawasan beting, pelabuhan Seng Hie Pontianak setelah pelatihan berakhir.(photo: Jessica Wuysang)
Oleh. Andreas Harsono
Selama seminggu aku pergi melatih sebuah kelas penulisan narasi di Pontianak. Tribune Institute, sebuah NGO Pontianak, mengorganisasikan acara ini di Hotel Peony, Jalan Gajah Mada. Ada tiga orang dari Bonn, Jerman, juga ikutan. Jadinya, isi kelas beragam. Ada Melayu, Dayak, Jawa, Tionghoa, Jerman dan Flores.
Kelas ini diadakan dari 10 November hingga 14 November 2008. Aku mengajar tunggal guna menghemat ongkos. Setiap sore, sesudah mengajar, rasanya badan remuk semua. Aku biasanya mencoba istirahat sebentar, mungkin satu jam. Lalu petang hari, aku gunakan untuk bertemu kenalan lama atau keluarga. Isteriku, Sapariah, orang Madura asli kelahiran Pontianak. Mertua dan ipar aku maupun keluarga besarnya tinggal di Pontianak. Jadi, cukup banyak yang harus ditemui.
Mereka mengadakan pelatihan ini sesudah membaca liputan aku Panasnya Pontianak, Panasnya Politik. Naskah itu tampaknya sempat dibicarakan banyak orang di Pontianak. Secara pribadi, aku merasa perang antar etnik di Kalimantan adalah bahan liputan penting. Sejak 1967, ketika ribuan orang Tionghoa dibantai oleh kekuatan Dayak dengan provokasi tentara Indonesia, kekerasan sudah menjadi bahasa sehari-hari di Kalimantan Barat. Pada 1997 dan 2000, puak Dayak dan Melayu masing-masing melakukan pemberishan orang Madura di daerah Sanggau Ledo dan Sambas.
Kamis, 14 November, guna menutup pelatihan ini, kami menuju Pelabuhan Senghi dan mejeng bareng. Kalau Anda perhatikan, di seberang Sungai Kapuas, terlihat keraton Kadriah. Ini keraton dari kesultanan Pontianak. Setiap kali berkunjung ke Pontianak, aku selalu menyempatkan diri melihat-lihat keraton ini. Kesultanan Pontianak didirikan penjelajah keturunan Hadramaut, Syarif Abdurrahman Alkadrie. Dia membangun keraton Kadriah pada tahun 1771.
Aku senang melihat antusiasme di kalangan wartawan Pontianak. Nur Iskandar dari Borneo Tribune menulis pelatihan ini di suratkabarnya. Nur Iskandar, Alexander Mering serta beberapa wartawan lain pernah mengikuti kursus ini di Jakarta. Mereka juga ramai-ramai bikin blog. Aku kira multiplier effect dari kursus ini cukup besar di Pontianak. Mungkin perlu dipikirkan membuat acara serupa di Singkawang, Ketapang dan Kapuas Hulu.
05 Mei 2009
TIBIA
KULINER ULAT SAGU
Kandungan protein ulat sagu sekitar 9,34%, sedangkan pakan berbahan utama ulat sagu sekitar 27,77%. Selain kandungan protein yang cukup tinggi, ulat sagu juga mengandung beberapa asam amino esensial, seperti asam aspartat (1,84%), asam glutamat (2,72%), tirosin (1,87%), lisin (1,97%), dan methionin (1,07%).
Setelah dibersihkan ulat sagu digoreng agar bagian luarnya renyah, tetapi tidak sampai pecah agar cairan di dalamnya masih utuh. Kidu goreng ini kemudian dimasak sebentar dengan bumbu kunyit, kemiri, bawang merah, bawang putih.
Rasanya? Hmm... Bagian luarnya renyah, bagian dalamnya “pecah” ketika digigit dengan rasanya seperti sumsum halus. Mungkin karena ulatnya sudah digoreng, maka saya tidak merasakan sensasi santan mentah. Bagian mata ulat bahkan menimbulkan sensasi yang istimewa ketika dimakan, renyah tenan. Kemudian mengucurkan cairan kental yang gurih dan lembut di dalam perutnya.
Sejarah Ulat Sagu
Sagu merupakan tanaman rumpun dan berkembang biak dengan membentuk anakan. Batang sagu mengandung pati (karbohidrat), dan biasanya dipanen setelah berumur 8-10 tahun. Namun jika tanaman dibudidayakan dengan baik, sagu dapat dipanen pada umur 6-7 tahun. Limbah dari hasil panen pohon sagu bermacam-macam dan umumnya belum dimanfaatkan. Salah satu limbah tersebut adalah pucuk batang sagu (1-2 m). Limbah ini dapat menjadi tempat bagi kumbang merah kelapa (Rhynchophorus ferrugineus) untuk meletakkan telur. Larva kumbang merah kelapa dikenal sebagai ulat sagu.
Kumbang merupakan hama tanaman palma seperti sagu, kelapa sawit, enau, dan nipah. Kumbang biasanya hanya tertarik untuk meletakkan telur pada tanaman yang telah mati, bagian pohon kelapa yang luka, dan pucuk atang sagu sisa penebangan. Tanaman kelapa yang terserang kumbang ini ditandai dengan daun terkulai karena pangkal daun dimakan oleh larva. Larva atau biasa di kenal dengan ulat sagu ini belum dimanfaatkan secara komersial. Padahal sudah banyak orang tahu bahwa ulat sagu prospektif sebagai sumber protein tinggi.
Ulat sagu dapat diperoleh dari alam, yaitu dari limbah panen pohon masak tebang, kurang lebih 1-2 m pada bagian atas batang hingga pucuk. Panen ulat sagu secara alami dilakukan dengan mencari limbah pucuk atau batang sagu yang telah berumur 30-40 hari setelah ditebang. Untuk mengetahui dalam gelondongan (batang) sagu terdapat ulat, dilakukan dengan cara mendengar. Bila terdengar ada suara benda bergerak berarti di dalam gelondongan tersebut terdapat ulat sagu. Ulat diambil dengan cara membelah batang dan biasanya ulat terdapat pada alur makannya. Jumlah ulat sagu yang dihasilkan setiap gelondong sagu, baik pucuk maupun batang, beragam. Variasi ini dipengaruhi oleh: 1) lamanya waktu pembusukan batang (gelondong) sagu untuk berkembangnya larva hingga dipanen, 2) volume batang atau gelondong yang mencerminkan kandungan karbohidrat sebagai sumber makanan larva, dan 3) faktor lain seperti jumlah kumbang betina yang meletakkan telur pada gelondong.
Sebagai proses runut terbentuknya larva pada batang sagu, kemudian penulis melakukan penelitian. Kumbang biasanya terbang pada siang hari dan senang hinggap di batang sagu (juga batang tebu) yang telah ditebang dan agak membusuk. Pada waktu akan bertelur, kumbang betina membuat lubang dengan sungutnya pada bagian batang yang luka atau busuk (layu). Lubang sedalam 3 mm diisi 400-500 butir telur. Periode bertelur berlangsung 1-3 bulan. Telur akan menetas dalam 2-3 hari. Larva yang baru menetas masuk ke dalam pucuk batang dan memakan jaringan yang lunak serta membuang bagian yang berserat ke luar lubang, sehingga di luar lubang akan terlihat adanya getah dengan kotoran dan bekas makanan yang berbau tajam.
Periode larva berlangsung sekitar 2 bulan. Larva dapat tumbuh hingga panjang 5 cm dan lebar bagian tengah 2 cm. Saat akan menjadi pupa, larva membuat kepompong dari serat berbentuk silindris. Fase pupa berlangsung 2-3 minggu. Daur hidup kumbang kelapa lebih kurang 3,50-7 bulan. Waktu panen ulat sagu terbaik adalah pada larva instar berumur 39-45 hari sejak gelondong sagu ditemukan berulat dan biasanya larva telah memiliki bobot masing-masing 4,10–5 g dan 5,10–6 g.
10 April 2009
MAAP, AKU TIDAK MEMIHAK
Tapi baru setengah jam bangun, aku langsung di telpon bapak.
"Surat suaramu ada di rumah,sama ibumu".
"Keluarga kita jangan sampai golput".
"Jam sembilan kita pergi ke TPS bersama, kami tunggu".
telpon langsung terputus. Bapak tidak pernah memberiku peluang untuk berkomentar, selalu begitu. Selang beberapa menit, aku mandi dan bersiap-siap. Aku takut di omeli karena telat.
"jangan lupa dukung suami saya ya, nomer sekian"
Sambutan itu terlontar ketika aku keluar dari kediamanku.
Dia ibu temanku, seorang tetangga yang jarang keluar rumah.
"Tenang tante, sesuai pesanan contrengnya".
Maksudku agar tidak mengecewakannya.
Kuhidupkan kendaraanku, mungkin agak kencang bunyinya jika masih dalam suasana pagi. Ada yang menepuk pundakku.
"Heh, om panggil dari tadi ndak menyahut. Oye, nyontreng dimane?" katanya.
Setahuku dia juga caleg, karena sering jarang dirumah, apalagi ketika pak RT mengundangnya untuk kerja bhakti di gang.
"Disuruh pulang ke rumah, kata Bapak surat suaraku ada disana. Jadi milih bersama keluarga", jawabku.
"oyeke, dalah kalo gitu, tapi jangan sampe ndak mileh om ye, partai merah tu".
Dan sekali lagi aku menjawab,
"tenang om, contreng sesuai pesanan".
Entah senang atau hanya ekspresi, dia menepuk pundakku berkali-kali.
Dan supaya tidak berlama-lama membahas om tersebut di tulisan ini, aku langsung tancap pulang kerumah. Setibanya aku di rumah orangtuaku, ada rapat keluarga. tepatnya Konferensi Meja Makan. Disana sudah ada Bapak, Ibu, dan tiga abangku. mereka adalah kumpulan orang yang senang berbicara. Propesi mereka meliputi, orang yang senang nonton reality show, orang yang berambisi menjadi presenter gosip di televisi, orang yang sering mangkal di warung kopi, dan beberapa pendengar setia, salah satunya aku. aku memilih diam dan mendengar penjelasan teknis kepergian menuju TPS sampai pada pengambilan keputusan mencoblos.
Rapat itu kemudian sepakat menyatukan mufakat untuk memilih orang yang sama. Bapak sebagai pemimpin sidang memberikan contekan nama "Caleg Pilihan Kelurga" dan dibagikan satu persatu kepada kami semua. Aku menurut saja.
Sesampainya di TPS, pikiranku mulai bimbang. Saat namaku di panggil petugas, aku bergegas menuju bilik suara, Bapak dan Ibu memberi kode supaya aku melihat kertas contekan partai apa dan siapa yang dipilih.
Tapi semauku saja.
Jujur aku hanya pengoleksi kertas contekan yang handal, tetapi tidak untuk membacanya. Tulisan Bapak di contekan tersebut tidak ku baca. Emang ini ujian nasional apa.
Aku makin bingung ketika membuka kertas pilihan, ckckckk.... hampir semua yang mencalonkan diri adalah orang yang tidak ku kenal. Malas aku jadinya. Kertas itu kulipat lagi. Pura-pura aku sudah selesai memilih, ku tuju kotak suara dan memasukkan kertas suara ke dalam kotak. Aku aktor yang baik.
Kertas contekan itu ku simpan rapi di saku celana, untuk bekal di kemudian hari. Tapi sore tadi ku temukan, kertas contekan tersebut sudah menyatu dengan sukses, celanaku di cuci sehabis pulang dari TPS. Dia menjadi saksi bisu adegan pencoblosan yang di sepakati oleh keluarga besarku.
01 April 2009
INOVASI BELAJAR
Mengulang mata pelajaran juga serupa di terapkan oleh siswa siswi di persekolahan SMA Amkur Pemangkat yang terletak di Kabupaten Sambas ini. Mereka mengisi waktu luang atau jam pelajaran kosong dengan membaca di taman sekolah. kegiatan tersebut sangat berguna dan efisien jika dilakukan berulang-ulang. Indikator disiplin ilmu untuk menerapkan belajar di luar sekolah seperti ini antara lain disiplin waktu dan mengurangi jadwal untuk nonton TV dan main game. Indikator disiplin belajar di luar sekolah juga membawa dampak positif bagi para siswa yakni peningkatan kehadiran di kelas, ketepatan penyelesaian tugas, menyempatkan belajar beberapa jam setiap hari dan dapt menyimak dengan sungguh-sungguh setiap mata pelajaran yang diberikan sekolah. Indikator belajar ini baru diterapkan dikalangan sekolah baru-baru ini sebagai pencerahan belajar para siswa untuk penyerapan ilmu yang lebih baik.
27 Maret 2009
ASSESMENT BERAKHIR
A ssesment yang diadakan tanggal 16 maret sampai dengan 26 maret 2009 telah usai. menyisakan kenangan akan penilaian berharga dari tim assessor. Senang bisa berbagi pengalaman dengan mereka lewat beberapa materi yang tajam dan jelas. Mungkin pertemuan pada hari pertama agak canggung, tapi setelah melewati tahapan assesment selama 10 hari, layaknya orang berpacaran, kita mulai mengenal diri masing-masing dan orang lain didalamnya.
25 Maret 2009
ATHIANG PINYUH CEPAT SAJI
Ketika lewat di bundaran terminal desa Pinyuh arah kota Mempawah Kabupaten Pontianak, ada sederet kawasan kuliner jalur kiri, salah satu rumah makannya bernama "ATHIANG". Tidak sulit mencari rumah makan ini karena di tandai dengan plang nama yang cukup besar jika di pandang dari kejauhan. Sajian makanan khas yang terkenal di tempat kuliner ini yakni nasi campur cepat saji dan air teh es manis. Sajian tersebut meningkatkan selera makan kita, apalagi jika sedang mengadakan perjalanan jauh.
Cara memesan makananpun sangat unik, belum sampai di dalam rumah makan, kita sudah di sambut dengan koki cepat saji yang murah senyum yang menawarkan menu di dekat tempat masak besar dilengkapi tungku dan sederet gantungan daging dan sayuran. Tempat masaknya terletak di depan rumah makan, jadi kelihatan cara penyajiannya. Harga nasi campur tersebut Rp 14.000,- saja.
23 Maret 2009
MENGAPA MENULIS
Pengalaman ini membuat kita membahas minat masyarakat tentang hal mengenal tulisan. Artinya tulisan tersebut mempengaruhi perkembangan informasi masyarakat kebanyakan dan seringnya tulisan malah menempati posisi kurang tepat dalam pengaruh dunia pendidikan. Tapi setidaknya tulisan telah berusaha mempengaruhi cara berpikir manusia pada umumnya.
Seorang wartawan berkata kepada saya "Biarlah tulisan mewakili dirinya dalam hasil publikasi ke masyarakat".
Tulisan wajib mengungkap realita yang sedang terjadi di masyarakat, tidak ada yang disembunyikan. Fakta umum lainnya, tulisan membuat kaya. Seperti halnya perusahaan jaringan terbesar www.google.com yang memuat begitu banyak dokumen serta artikel penting elektronik tentang berbagai tulisan. Perusahaan jaringan tersebut akhirnya "di babtis" oleh setiap pembacanya dengan julukan "Sang Maha Tahu" hanya karena koleksi tulisannya telah memberi masukan teknis pada setiap pembacanya.
Terapan komunikasi lewat tulisan ini juga akan memberi berbagai pemahaman publik bagaimana mengolah ide segar dan mengetahui perkembangan sekitar karena misi utama tulisan adalah mengungkap kebenaran. Hasrat mendasar terhadap kejujuran ini begitu besar perannya dan ada sejak manusia ada. Seperti yang dituliskan di Perjanjian Baru Kitab Yohanes, pada awalnya adalah kata. Istilahnya para wartawan jaman dahulu membawa berita demi kelangsungan hidup manusia dan perubahan. Tiap cerita baginya selalu di tulis melalui sudut pandang berbeda dari berbagai penulis, cara bercerita merekapun menurut kegemaran pribadi.
Untuk itu, mulailah mengungkapkan hal kecil lewat tulisan. Percayalah, apa yang anda tulis hari ini akan menjadi dokumen penting pada tahun mendatang.
07 Maret 2009
PESTA BALIHO
Entah apa jadinya jika semua orang ingin berlomba-lomba ingin dipublikasikan, asal ada kesempatan untuk mejeng mereka langsung muncul laksana artis lokal. Padahal kegiatan pasang baliho ini jelas-jelas mengganggu keindahan tempat-tempat umum. Bahkan biaya cetak baliho juga tidak kalah besarnya, tetapi tetap saja mereka memanfaatkan kesempatan tersebut untuk berpesta menyambut pemilihan umum. Terkadang pohon, halte bus serta tiang listrik di jalan raya sebagai salah satu fasilitas umum juga ikut terkena imbas tempelan stiker muka mereka.
05 Maret 2009
ELECTRIZE STINGING
My hand fixed move to grope pillar. After a few moments are works, my fingers find the “saklar” cable. At that time I am just hoping quickly to find “saklar” so that I able to clean the face swiftly because I felt sleepy once. But something is stinging my finger. I am as in nipping by something. The lamp still stand by. But its occurrence so quickly and I frighten. My hand is weak. I scream to hold up because I am surprising. My hand is quit of the cable is. My bloods emit a stream of hand on my right.
Occurrence of that night invites my friend and his family to draw near me. Is in the distance heard, my friend call my name. She said that hear my scream, and direct go run to the bathroom. My friend and their family ask me what is going on. I had just smiling, but they know if I was painfulness, visible of my face like as pale and my hand is weak. They order me to drink water and sit that make me calm.
My friend says that their bathroom its just clothes in repairing because knob of saklar has many problems, such as light and that cables. Thus to anticipatory electrize stinging, they remove "saklar" in other pillar, the correct place of strategic correctness according to them, but I don't know that. They apologize to me that not to give advice beforehand of repair of this chamber. Ought to before I go to bathroom, they have to give the information to me that effect. We discuss elaborately subject of occurrence stinging at the same time look on TV again. My eye didn’t want to sleepy again. I just remembered by the occurrence that goes on the quickly, it seem like nightmare.
So in order not to forget, I write down this event in paper as well as my personal website so that is experience that not to promiscuously grope the pillar when room still in repair. Then day morrow, there are some friends read my article in personal website. They answer to concerning matters, especially give the interesting message that will overcome so those not to electrize stinging. They also load the story in their personal website which equal to me. They start laugh with my story. They also give various comments that invite laugh, suggestion and criticism why people created electrics.
This is unforgettable experience for me and my friend family. After that day, I’ve play again to my friend house. Over there, her family receives me with open arms. They remembered occurrence electrized yesterday. But after that occurrence, my family friend started to quicken repair of their electric current to bathroom. I just answer it with smile. For me that experience is commemoration so that always warn me to do careless. The effect generated by electrics sting to human body is muscle spastic, breath desist, not regular heartbeat, singe mount three, matter shall ugly and death. Possible you can assist to save her soul, or if you, who are stung, please pray who someone near by you and you must read this for anticipation.
Honestly, since that occurrence, I seldom grope any around.
04 Maret 2009
KELUARGAKU DAN IDEALISME
(Bapakku, Agustus 2002)
Bapakku, seorang pensiunan Pegawai Negeri Sipil yang terkenal kental otoritasnya di keluargaku. Beliau juga Abdi Negara yang terlalu patuh aturan, hampir separuh hidupnya dihabiskan di meja kantor, ditumpukan berkas. Bahkan berkas-berkas tersebut hampir memenuhi lemari kerja serta kamar tidurnya.
Dulu beliau terkenal dengan sifat dingin, sering memaksakan kehendak serta bertemperamen amat keras. Tapi satu hal yang ku pelajari dari beliau, idealis dan jujur. Beliau selalu menganjurkan kami untuk menghukum diri sendiri jika salah ataupun bertindak gegabah. Waktu kecil, aku dan abangku sering merasakan didikannya. Tidak pernah ada waktu Bapak untuk bercanda dan pergi liburan dengan keluarganya. Sosok sang workaholic sejati menurutku. Tapi kini, tidak satupun yang mengenal sosok yang kusebutkan tadi. Kami anak-anaknya, tetangga kami bahkan orang-orang yang pernah dibantunya. Tinggallah sosok yang letih, pelupa dan sering panik. Aku sedih jika ingat masa-masa itu.
Boleh dibilang aku jarang berkomunikasi pada mereka sebab separuh hidupku kuhabiskan dengan beraktivitas di luar rumah. Bahkan kuambil keputusan untuk tidak tinggal bersama mereka lagi. Pertimbanganku begitu banyak, salah satunya beban pekerjaan. Bukan enyah begitu saja masa indah bersama mereka di rumah, tetapi ingat masa depanku untuk apa.
Pekerjaan inilah sebabnya mengapa aku menulis seperti sekarang.
Aku senang dengan kebebasan dengan batasan-batasan positif yang ku anut dengan tetap bersikap apa adanya. Aku melalui hidupku dengan berbekal sikap Bapak yang idealis tanpa mengesampingkan masa mudaku. Kuhabiskan hari-hariku dengan aktif di organisasi dan pekerjaan media yang ku anggap tak pernah usai.
Dari kecil hingga saat ini aku masih senang menulis. Menulis apapun yang ku anggap penting dan harus di mengerti. Seringkali aku menghabiskan waktu dengan buku dan pulpen. Aku merupakan manusia yang hanya bisa bercerita dengan tulisan. Aku tergolong orang yang takut penolakan ketika mengungkapkan sesuatu. Jadi ku tulis saja di kertas, jika di minta baru kubacakan. Perkara selesai. Orangtuaku saja menganggapku anak yang tidak pernah bisa untuk basa basi seperti halnya saudaraku yang lain. Mungkin karena didikan keras dari Bapak dan Abang tertuaku.
Oya, abang tertuaku juga sama kerasnya dengan sifat Bapak. Saking kerasnya, pernah waktu aku masih duduk di kelas III SD di tampar hanya gara-gara tidak mengerjakan PR sekolah. Bagiku dia terlalu angkuh untuk menjadi seorang saudara. Semasa dia sekolah saja, semua permintaannya harus di turuti. Semoga saja sekarang dia sadar atas kekhilafannya terdahulu.
Karena Bapak dan abang tertuaku terlanjur kuperkenalkan, maka sekalian saja ku bahas tentang ibuku.
Sosok ibu menurutku tidak berbeda jauh dengan ibu di masyarakat kebanyakan. Sosok yang tegar, pekerja keras dan tidak pernah putus asa dengan segala persoalan rumah tangga. Aku suka dia. Lembut dan selalu mengajarkan kami bagaimana membagi kasih dengan sesame yang memerlukan. Terkadang beliau mengeluh kepadaku jika keuangan keluarga berada di masa sulit, tetapi tetap saja ada cara bijaksana darinya untuk mencari tambalan uang supaya dapur tetap ngepul. Aku salut dengan kegigihannya itu, hanya saja aku tidak seperti beliau.
Aku pemalas dan penyakitan. Jika bekerja terlalu keras atau lembur, besoknya pasti panas tinggi bahkan sampai mimisan di hidung. Keadaanku selalu begitu jika terlalu banyak beraktivitas. Aku terdoktrin dengan setting dunia monoton. Bangun pagi jam 8, bersih-bersih kamar, mandi setengah jam kemudian pergi ke kantor hingga jam 4 sore, setelah itu baru lanjut mengurus organisasi sosial sampai larut malam. Begitu seterusnya dan tak perlu kuceritakan berulang-ulang.
Untuk pekerjaan itu, aku di kantorku di percayakan sebagai coordinator media yang bertugas untuk design kalender, cetak bulletin Teladan Anak Kalimantan yang terbit tiap bulan, update website kantor, cetak buku kegiatan dan check email. Semua terjadwal dengan rapi sebab kalau tidak, aku bakal lalai. Maklum aku orangnya pelupa jika tidak terjadwal atau di catat. Dulunya aku kewalahan karena semua dikerjakan sendirian, tetapi kini ada beberapa staff yang sedia membantu.
Abangku yang ketiga sangat khawatir dengan keadaanku saat ini.
Masih muda dan hidup jauh dari orang tua pula, itu katanya. Sering ia berbicara denganku lewat telepon, kadangkala ia mengirimkan SMS motivasi bagaimana berjuang hidup. Hanya dia yang dekat denganku dari kecil. Umurnya lebih tua dua tahun dariku. Karena itulah, dia kujadikan tempat mengadu sekaligus abang yang paling kuandalkan jika berbagi cerita hidup. Bersama keluargaku, aku membangun idealism sejak usia dini.
Sebelumnya, abangku yang satu itu sudah merasakan apa saja yang kukeluhkan padanya. Tadi barusan ia menelpon tentang keseharianku saat ini. Hampir satu jam dia berbicara padaku lewat telepon. Obrolan kami mendadak serius ketika menanggapi menanggapi pekerjaan kami di kantor. Katanya seperti kerja paksa, dalam istilah jepang romusa. Padahal mimpiku tidak ingin menjadi “kuli” bagi siapapun, tetapi mengapa tetap kukerjakan. Abang bilang tidak jaman lagi bersikap idealis karena sikap tersebut tidak membuat kita kaya malah membuat kita jadi “pesuruh” orang lain saja.
Sikap idealis baginya hanya sikap yang menunggu dan jalan di tempat sambil meratapi nasib. Padahal aku menjadikannya ikon idealis di keluargaku, tapi itu dulu sebelum dia lulus tes Pegawai Negeri Sipil di kabupaten empat tahun yang lalu. Kini dia memandang idealis sebagai sikap yang benar-benar di makan usia, kuno. Aku sempat kaget, tetapi kemudian mengerti kenapa sudut pandangnya seperti itu tentang arti idealism sebenarnya.
Katanya, Bapak pernah bilang padanya bahwa jaman sekarang untuk bertahan hidup tidak diperlukan lagi idealisme. Lihat keadaan Bapak dan pengabdiannya terhadap Negara dahulu, mati-matian untuk jujur dipekerjaannya tetapi malah tidak di anggap oleh atasan. Maka dari itulah, abang berharap padaku untuk tetap jujur tetapi jangan terlalu berfikir idealis dan diam saja ketika di tindas atasan di tempat kerja. Harus punya sikap dan etos kerja. Disela-sela pembicaraan kami, abang memintaku untuk meninggalkan pekerjaanku sekarang. Kerja tidak pernah setimpal dengan hak yang di dapat. Dia kesal padaku sebab jika bekerja aku tidak pernah membantah untuk mengerjakan apapun dan terlalu polos untuk bekerja tanpa memandang secara professional pekerjaan-pekerjaan itu.
Abang tahu aku ingin buka usaha sendiri supaya tidak jadi “kuli” orang lagi. Dia berjanji jika aku berhenti dari pekerjaanku sekarang, dia akan berusaha mencarikan aku pekerjaan yang layak. Aku tahu itu pilihan, tapi harus di sertai pertimbangan dan keputusan yang tepat. Aku berharap ijazah D3 bahasa inggrisku berharga. Percuma kuliah jika tidak dipergunakan. Akupun mulai membangun mimpi untuk itu semua. Harapanku, aku bisa menjadi interpreter sekaligus pengusaha besar di negaraku. Aku bingung menetukan hidup.
Abang juga berbicara tentang banyak hal. Tentang kemandirian, tentang jati diri, tentang pengorbanan dan tentang pegangan hidup. Hamper habis baterai HP ku meladeni abang berbicara. Kami juga berbagi informasi tentang musik dan teknologi. Kegemaran kami sama, sama-sama suka musik dan teknologi. Baginya hidup harus tetap berkarya dan berkembang sesuai dengan zaman tanpa terbentur umur. Mimpinya dulu ingin menjadi Drummer kondang dan masuk dapur rekaman. Tapi sekarang malah kecantol di bidang pemerintahan, jadi abdi Negara juga kayak Bapak. Abangku yang satu ini sudah banyak makan asam garam kehidupan. Dua kali Drop Out di dua Uneversitas yang berbeda. Aku tidak berani bertanya mengapa dia seperti itu. Padahal sewaktu dia kuliah, Bapak hanya mengandalkan uang pension untuk membiayai seluruh biaya hidup keluarganya.
Kami harus bersama-sama merasakan masa sulit keluarga. Saat Bapak pension, abang yang kedua naik pelaminan dan perlu biaya besar untuk mengadakan pesta pernikahan. Padahal aku baru lulus SMA dan harus kuliah menyusul abangku yang ketiga.
Sempat ada perasaan cemas tidak di sekolahkan.
Tapi Bapak baik. Dia tetap berusaha agar aku lanjut kuliah walaupun hanya Universitas yang biayanya paling murah dikotaku.
Saat itu semua perlu biaya. Untuk biaya bertahan hidup keluarga, untuk biaya masuk Universitasku, untuk biaya kuliah abang ketiga, untuk biaya pernikahan abang kedua, dan untuk biaya terapi abang tertuaku. Semua Bapak yang tanggung dengan sisa gaji pensiunnya yang sudah di potong oleh pemerintah daerah untuk tunjangan tak jelas. Bahkan ibuku rela jualan baju keliling kecamatan dan masuk hingga pelosok kampong sambil berjalan kaki di terik matahari. Kadang-kadang jika waktu luangku banyak, aku ikut berjualan dengan ibu. Aku sangat tertekan dengan masa genting seperti itu, tidak tega. Tetapi aku tidak berdaya saat itu sebab aku baru masuk kuliah.
Tapi setelah masuk semester empat, aku mulai memberanikan diri untuk bolak-balik Koran mencari lowongan kerja. Seingatku dengan berbekal ijazah SMA dan transkrip nilai, aku memasukkan lamaran kerja di tiga tempat yaitu rental pengetikan, stasiun radio lokal dan sebuah Bank swasta. Sebulan setelah pengumuman, aku di terima di dua tempat, rental pengetikan dan di stasiun radio lokal. Mulailah aku mengatur waktu untuk itu semua. Pagi menyiar di radio, siang mengetik di rental dan malam aku kuliah. Begitu seterusnya dengan harapan biaya kuliahku terpenuhi. Terkadang jika biaya kuliah banyak, aku minta bantuan pelunasan uang kuliah dengan abang kedua karena dia sudah bekerja di rumah sakit swasta di kotaku.
Begitu seterusnya aktivitasku hingga lulus kuliah. Kemudian aku berhenti dari pekerjaanku terdahulu, aku lanjut menjadi guru les intermediate tingkat SMA sekaligus pemusik kafe terapung dikotaku. Aku sibuk bekerja sampai lupa membangun relasi dengan teman-teman sepermainanku.
Sekitar tahun 2004, setelah berhenti dari sana, aku mulai mengutak atik internet otodidak dan mulai menjual design websiteku ke orang-orang. Promosinya lewat situs pertemanan seperti friendster.com, hi5.com, juga lewat websiteku sendiri. Promosiku juga sampai ke perusahaan makanan dan produk pakaian yang ingin memasarkan barangnya ke masyarakat. Senang sekali membicarakan hal ini karena peruntunganku besar waktu itu.
Tapi keinginanku untuk traveling sangat besar jadi aku memutuskan untuk bergabung di lembaga sosial yang mengurusi isu perdamaian di Kalimantan Barat. Aku bergabung disana dari tahun 2006 hingga sekarang. Tapi karena beberapa kendala teknis kantor, Aku dianjurkan untuk mengakhiri masa kerjaku disana oleh abang.
Sampai sekarang aku masih tetap dengan diamku. Apa yang terjadi selanjutnya jika aku tidak berfikir idealis. Aku percaya keadilan aka nada jika aku tidak diam seperti sekarang ini. Paling tidak memberikan shock therapy bagi sebagian orang jika tahu akan gebrakanku.
02 Maret 2009
SLANK MENGGUNCANG PONTIANAK
Konser kali ini memakai pasport Slank yang berfungsi sebagai karcis untuk masuk ke dalam Stadion. Pasprot Slank ini berisi Personal Data penonton, Personal Diary Slank, Peta Kawasan Yamaha Konvoi Damai Bareng Slank, warning do and don't, Lembaran Tanda Tangan Personel Slank, Lembaran Cap Masuk dan tersedia pula lembaran catatan.
Bendera Slank melambai-lambai dan terlihat kokoh mengiringi tembang-tenbang manis dari Slank Band, antara lain tembang Generasi Biru,Terlalu Manis English Version, Gosip Jalanan, Khilav, Orkes Sakit Hati, Ku Tak Bisa, Tong Kosong, Gara-Gara Kamu dan Kamu Harus Cepat Pulang. Pada saat tembang "ORKES SAKIT HATI" dikumandangkan, Kaka meminta lima slanky untuk naik kepanggung dan berjoget bersama personil Slank.
Pada kesempatan ini pula, Slankers Fans Club (SFC) Sintang diresmikan dengan pemotongan tumpeng bersama di panggung dan pelepasan burung merpati ke udara. Para slankers dan slanky yang memadati stadion Sultan Syarif Abdurahman tersebut berdatangan dari berbagai wilayah seperti SFC Sambas, SFC Singkawang, SFC Sintang, dan SFC Pontianak. Antusiasme dan rasa persaudaraan mereka terlihat saat ketika Kaka dan Bim Bim mengajak bernyanyi bersama sambil menyuarakan pesan damai.
"Kami konvoi dengan skuter dari Sintang menuju Pontianak dengan membawa tumpeng demi peresmian organisasi kami" menurut Tedy selaku ketua SFC Sintang sambil mengepalkan tangan kanan ke dada.
01 Maret 2009
KONGRES PEREMPUAN KALIMANTAN PERTAMA
Saatnya perempuan bersuara,perempuan bergerak untuk perdamaian dan keadilan di kalimantan. Begitulah sepenggal kalimat sebagai penghias bunga yang dibagikan para perempuan disekitar bundaran UNTAN tepat jam 2 sore kemarin. Kegiatan ini di gelar pada tanggal 26-28 februari 2009 di Hotel Merpati. Massa perempuan bergerak dari tempat kegiatan menuju bundaran dengan berjalan kaki menempuh perjalanan kurang lebih setengah kilometer. Perempuan yang bergerak menuju bundaran Universitas Tanjungpura tersebut dikelompokkan dengan berbagai identitas diri seperti Perempuan Petani,Perempuan Masayarakat Adat, Perempuan Buruh, Perempuan Pedagang Kaki Lima/Usaha Kecil, Perempuan Miskin Kota, Perempuan dalam Sistim Pemerintahan, Guru Perempuan, tetapi tetap saja identitas umum perempuan dimasyarakat dikenal dengan sebutan Ibu Rumah Tangga, dan secara terpisah diberangkatkan dengan empat kloter komisi yang nantinya akan memnuhi empat sudut tugu bundaran Universitas Tanjungpura dlaam menyuarakan hak nya sebagai perempuan.
Harapan perempuan dalam Kongres Perempuan Kalimantan pertama ini adalah perempuan berani bersuara dan maju bersatu dalam jaringan untuk perdamaian dan keadilan. Harapan ini dirumuskan oleh seluruh peserta kongres setelah malam keakraban 25 februari 2009 kemarin. Menurut Nurfauzah dari Sekuduk, baginya damai adalah dapat makan, ibu-ibu bisa menyekolahkan anaknya, hidup sehat, punya pendapatan layak, tidak ada kekerasan, terlibat dalam membangun desa dan tentunya dapat berkumpul seperti ini (maksudnya melakukan pertemuan kelompok/diskusi bulanan) untuk saling berbagi informasi dan cerita.
Sesuai runut kegiatan, di mulai dengan penyambutan Deputi Kementrian Komisi Pemberdayaan Perempuan Dra. Sri Danti, Ma di pelataran Hotel Merpati tempat kegiatan kongres Perempuan Kalimantan berlangsung, di sambut meriah dengan tarian penyambutan tamu oleh penari sanggar SAPE’ serta pengalungan selendang kain tenun ikat sintang oleh dua orang perwakilan panitia pelaksana dengan mengenakan baju adat dayak sebagai perwakilan khas kalimantan, penari mengantar Deputi Kementrian menuju tempat duduk yang telah disediakan.
Narasumber yang di undang dalam seminar sehari ini antara lain, Silvana, Julia Kham dari Institute Dayakology, Dra.Sri Danti,MA selaku Deputi Kementrian Bidang Pemberdayaan Perempuan yang membahas Kebijakan Nasional tentang Hak Hak Perempuan untuk Perdamaian dan Keadilan Gender, Tekla Tirah Liah dari Yayasan Nurani Perempuan dengan materi Perempuan Merajut Perubahan, dan Elen peserta dari Kabupaten Landak sebagai salah satu perwakilan peserta berbagi cerita tentang Hak Perempuan dalam Keluarga dan Masyarakat dalam seminar sehari yang di gelar sehari setelah pers release oleh Panitia Pengarah dan wartawan di berbagai media lokal.
Dalam seminar sehari tersebut, diadakan Tanya jawab antara narasumber dan peserta seminar. Seperti halnya ibu Tri dari Kabupaten Bengkayang yang bertanya tentang korban yang melapor apakah dijaga kerahasiaannya oleh Bimbingan Konseling. Yuliati dari kabupaten sanggau dan Susana dari KWI Keuskupan Agung Pontianak menanyakan langkah–langkah apa saja agar tidak terjadi kesenjangan dan sejauh mana peran serta pemerintah dalam merealisasikan perdamaian dan keadilan gender di Kalimantan serta peserta lain yang menanyakan tindak lanjut Forum Pemberdayaan Wanita.
Menurut Julia Kham, salah satu panitia pengarah mengatakan bahwa kegiatan Kongres Perempuan Kalimantan Pertama ini merupakan mandat dari Konsultasi Regional Kalimantan II ( KRK II) diadakan bulan Mei 2007, yang diselenggarakan oleh Aliansi NGO untuk Perdamaian dan Rekonsiliasi (ANPRI). Menurutnya pula bahwa damai merupakan proses pemenuhan hak-hak asasi sosial, budaya, ekonomi, lingkungan dan politik seluruh kelompok masyarakat secara adil, terutama perempuan.
Tekla menuturkan tentang Periode perintis (1997-1999), diskusi formal maupun informal 10 orang perempuan sebagai bentuk upaya membangun kesadaran yang “sesungguhnya” yang dalam konteks gerakan perempuan tidak tersentuh, fakta bahwa persoalan perempuan terjadi dan di alami perempuan setiap detik kehidupannya. Keterlibatan peran perempuan sebagai pemelihara bumi dalam konteks pertanian tetap menjadi tradisi di akui oleh adat maupun masyarakat (laki-laki). Juga di dalam kehidupan lain seperti mengurus rumah tangga dan pekerjaan rumah lainnya.
Menurutnya pula bahwa kaum perempuan perlu meningkatkan daya kritis terhadap isu-isu lingkungan, isu perdagangan perempuan dan anak-anak, isu tata kelola pemerintahan serta terlibat dalam perencanaan dan penganggaran daerah. Jika itu terwujud maka muncul bentuk kesadaran dan keyakinan melakukan tindakan bersama (kaum perempuan sebagai pemilik kepentingan), untuk keluar dari berbagai bentuk ketidakadilan. Gerakan tersebut akan lebih luas dari kegiatan organisasi. Gerakan terus bertumbuh menuju arah cita-cita yang lebih besar dan jangka panjang dalam tatanan hidup yang berkemanusiaan dan bermartabat.
Menurut kepala badan pemberdayaan perempuan, anak, masyarakat dan keluarga berencana provinsi kalimantan barat di sela presentasinya menjelaskan bahwa kebijakan pemerintah provinsi dalam mendorong hak-hak perempuan untuk perdamaian dan keadilan perempuan Kalimantan Barat pada umumnya tidak terlepas oleh budaya Pemenuhan kebutuhan dasar (sandang, pangan, papan, pendidikan dan kesehatan), Kegiatan usaha produktif, Akses terhadap sumberdaya sosial dan ekonomi, Pembebasan diri dari mental dan budaya miskin menurut penggolongan kualitas hidup manusia.
Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan dilakukan dengan menghapuskan diskriminasi terhadap perempuan untuk menuju kesetaraan dan keadilan gender dengan memahami Konvensi CEDAW yang diratifikasi dengan UU No.7 Tahun 1984 Tentang Penghapusan segala Bentuk Diskriminasi terhadap Wanita. UU ini merupakan Payung kebijakan yang terkait dengan 12 kritis Aksi Beijing hasil konferensi tahun 1995, juga sebagai landasan operasional MDG’s.
Terlepas dari semua itu, dalam realitasnya juga perempuan (terutama wilayah pedesaan) adalah pelaku utama sektor pertanian, namun umumnya, perempuan tidak memiliki akses dan kontrol secara langsung kepada alat produksi dan hak untuk mengambil keputusan. Peran perempuan disini sebagai penyedia pangan keluarga. Kondisi inilah yang mendasari kegiatan Kongres Perempuan Kalimantan pertama ini dan menggali potensi yang dimiliki oleh kelompok masyarakat perempuan, di samping membangun mitrakesejajaran dengan kaum laki-laki. Tidak hanya pangan, perempuan juga dibebani dengan permasalahan traficking, kekerasan dalam rumah tangga dan kurangnya akses pendidikan dikalangan perempuan.
Pemicu dari hal-hal tersebut adalah mengakar budaya patriarkhi (budaya yang menomorsatukan kaum laki-laki di segala bidang kehidupan, sehingga mensubordinasikan perempuan dengan memposisikan pada wilayah domestik). Proses sosialisasi budaya patriarkhi terjadi pada kehidupan pribadi sehari-hari seperti di dalam keluarga; Masyarakat dan Negara, sehingga secara sadar ataupun tidak terjadinya diskriminasi, ketidakadilan terhadap sebagian besar perempuan. Lelaki dan perempuan memang berbeda tetapi tidak untuk dibeda-bedakan, menurut Ibu Dra.Sri Danti,MA selaku Deputi Kementrian Bidang Pemberdayaan Perempuan.
Kemudian keesokan harinya di gelar Kongres yang terbagi atas empat Komisi yang membahas tentang visi misi, program kerja sebagai awal dari tindak lanjut kegiatan dari Kongres Perempuan Kalimantan ini.
Keesokan harinya, parade kemudian dilaksanakan setelah makan siang selesai, tepatnya jam dua sore. Para peserta dan panitia bersama-sama turun kejalan dengan berjalan kaki menuju bundaran Universitas Tanjungpura.
Theresia hanya, seorang ibu delegasi dari Kalimantan Timur berkali-kali menyerukan orasi tepat di bundaran UNTAN dengan mengajak para peserta untuk bersama-sama menegakkan hak perempuan dengan lagunya yg berjudul tarian sobat. "sobat sekalian,selamat bertemu ditempat ini. Tunjukkan persatuan sejati. Inilah jalan lurus, tujuan perdamaian dan menghasilkan segala kemajuan." Setelah orasi dan pembagian bunga selesai,peserta memenuhi lingkaran bundaran dengan bergandeng tangan dan sesekali mereka berteriak hidup perempuan.
Seorang polisi menghampiri aksi itu dan bergumam kepada salah satu panitia komisi A, katanya "istri saya dirumah tidak dikekang, malah saya bebaskan dari segala tugas rumah, tapi tetap aja saya was was kalo liat aksi kayak gini, takut istri berontak minta haknya". Nah lo, pak polisi tetep aja mikir kok bisa aksi kayak gini dipentaskan dibundaran Universitas Tanjungpura.