PUBLISHED BY

alamuda

DESIGNED BY

jangan paksa aku berjalan jika aku ingin terbang

27 Agustus 2008

RASA KEHILANGAN

Baru aku rasakan bahwa tetesan hujan membasahi tempat kami bersandar saat itu. Aku hanya terbuai dalam kegalauan kenapa ini bisa terjadi. Sekali lagi aku merasakan bagaimana kekalahan menghujam hatiku. sangat perih memang, tapi tetap tidak kubagi dengan siapapun. Kubelai nisan itu untuk kesekian kalinya, aku menangis tertahan. Aku kehilangan orang yang pertama kali mengenalkan aku pada dunia yang sekarang kujejali dengan aktivitasku. Aku hanya ingin kau tau kalau aku tak mau kehilangan hari-hari itu. Kau tahu, kehidupan ini ternyata menjadi tantanganku yang terberat. Ketika aku terus-menerus mengajukan keberatan dan juga melecehkan tentang kemungkinan Tuhan mencintai secara tanpa pamrih, engkau datang dan mengubah sudut pandang ku. Aku dikuatkan karenanya. Dan kau tahu, akulah orang yang pendiam saat itu, bukan engkau. Aku bersyukur Tuhan mengenalkan sesosok saudara sepupu sekaligus sahabat seperti engkau.

Namun kemudian tiba berita yang mengejutkanku, ketika aku sedang presentasi materi dialog pendidikan di salah satu sudut kota. Pesan dari adikmu bahwa aku harus menemuimu secepat yang aku bisa. Aku tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Aku tidak tahu berapa jarak yang ku tempuh untuk bisa ketemu engkau. Aku rindu alam mu. Banyak pengetahuan yang aku dapat darimu. Dari mulai main di pematang sawah, cari ikan di sungai, tidur-tiduran di pohon, sampai kebut-kebutan di jalanan. Aku memandang itu sebagai pelajaran berharga sebab aku tidak pernah merasakan kenyamanan itu di kota tempat tinggalku yang banyak polusi udara dan sampah.

Sejak kita lulus SMA, kita jarang untuk saling mengunjungi lagi. Terpisah oleh kota yang berbeda. Kau sudah sepenuhnya ku anggap saudara sendiri sebab kaulah yang mengerti sepenuhnya aku.

Ketika tiba di depan teras rumah mu, banyak sekali orang. Aku tersenyum bangga, pikirku akhirnya engkau menikah juga. Aku duduk di bangku teras bersama orang-orang yang tidak begitu aku kenal. Tiba-tiba, ada yang menyuruhku masuk ke dalam. Aku mengiyakan, lalu menjinjing tasku masuk ke dalam. Tapi, mataku membentur sesuatu. Bapak dan Ibuku juga disitu. Aku tidak memperdulikan mereka, aku hanya ingin bertemu engkau. Tapi ketika kutanyakan pada adikmu, aku mendapat jawaban yang tidak kuinginkan. Engkau telah meninggalkan kami semua.

Berdasarkan penjelasan dari adikmu, bahwa engkau mengidap kanker yang sudah parah dan ternyata engkau mengetahuinya. Tapi sayangnya, mengapa engkau tidak memberitahukan padaku perihal ini. Ketika kita bertemu yang terakhir kalinya tahun lalu, tubuh mu sudah mulai menyusut, dan rambutnya yang dulunya indah sudah tipis dan kering. Namun, matamu tetap bercahaya. Tapi aku tidak menangkap gejala itu. Aku hanya tahu bahwa pertemuan kita adalah kado ulang tahun ku yang sangat berharga.

Tak lama, setelah mendengar ceritamu, aku memaksa adikmu untuk bertemu engkau di rumah barumu. Rintik hujan menghantar perjalanan kami kesana. Aku tahu engkau menunggu kedatanganku. Aku membelikan semua kesukaanmu, mulai dari permen lolipop, LA menthol besar, dan kaset rekaman kita yang hampir rampung kukerjakan. Aku tak dapat berkata apapun saat menginjakkan kaki di tanah basah tempat kau tinggal sekarang. Aku ingin membangunkan tidurmu saat itu. Aku tidak menghiraukan cacing, lembabnya tanah ataupun udara yang kian lama menusuk tulang.

Ketika engkau tidak sempat memelukku saat ini sebagai seorang sahabat, aku baru mulai serius melacak Tuhan. Dan ketika kesedihan itu hanya aku yang merasakan,aku serasa benar-benar menggedor-gedor pintu surga. Tapi mengpa tak terjadi apa pun, aku menyesal mungkin sudah lewat masanya. Aku berhenti berharap untuk melakukan segala hal-hal penting. Aku memutuskan untuk tidak memperdulikan apapun disekelilingku. Aku tahu bahwa kesedihan yang paling dalam adalah menjalani hidup tanpa mencintai. Tapi hampir sama sedihnya, meninggalkan dunia ini tanpa mengatakan pada orang yang saya cintai bahwa engkau sangat mencintainya.

Selanjutnya...

15 Agustus 2008

YOUTH CAMP 8-10 AGUSTUS 2008

Sekali lagi penulis mencoba untuk berbagi cerita seputar kegiatan kemah remaja yang diadakan di Kecamatan Toho, Desa Sarikan pada tanggal 8-10 agustus 2008 kemarin. Kegiatan tersebut bertujuan untuk memfasilitasi anak-anak dan remaja di Kalimantan Barat khususnya dengan isu sosial tentang pendidikan anti kekerasan serta menghargai gender sejak usia dini. Progam kerja sosial ini telah terselenggara atas kerjasama salah satu LSM lokal di Pontianak dengan salah satu Lembaga Donatur di Canada yang mempunyai isu sosial yang sama. Kegiatan kali ini diharapkan mampu membina keberlibatan anak-anak setingkat SMP dan SMA. Sekolah target dampingan lembaga yang di undang sekitar 41 sekolah di enam kabupaten yang berbeda seperti Kabupaten Pontianak, Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Landak, Kabupaten Singkawang dan Kabupaten Sambas.

kegiatan ini di mulai dengan guyuran hujan deras saat panitia perintis mengadakan pemasangan tenda di depan aula. tetapi guyuran hujan deras tersebut tidak menyurutkan semangat tim perintis untuk tetap mendirikan tenda sampai pukul 18.00 wib. Setelah 2 tenda besar sebagai tenda induk terpasang dan 2 tenda berukuran sedang sebagai tenda peserta terpasang, tim perintis kembali ke penginapan untuk membersihkan diri dan makan malam. Makan malam disediakan oleh suster Grasia saat itu sangat menggugah selera. Ada ikan bakar, sup telur dan gorengan alakadarnya.

Tim perintis yang digawangi Bang Azis, Bang Hen Takun, Bang Owat, Bang Mikael, Kak Olla, Kak Tari dan dede, makan dengan sistem silentsium. Silentsium artinya tidak bersuara sedikitpun selama menyantap hidangan yang disediakan. Setelah selesai, kami membahas kegiatan besok, saat peserta datang pada bumi perkemahan. Waktu untuk membahas itu kami selingi dengan celotehan-celotehan jenaka yang membuat kami merasa itu suatu kewajiban mengusir ketakutan di alam terbuka karena pada saat itu kami hanya berjumlah tujuh orang saja. Setelah udara malam sudah mulai menusuk tulang, kami satu persatu masuk kedalam penginapan demi mempersiapkan tenaga untuk kegiatan besok.


Esok harinya, tepatnya tanggal 8 agustus 2008, sekitar pukul 11.00 wib, para peserta mulai berdatangan dari enam kabupaten yang berbeda. Ada yang didampingi oleh guru pendamping mereka, tapi ada juga yang tidak membawa guru pendamping. Peserta terdiri dari siswa-siswi tingkat SMP dan siswa-siswi tingkat SMA. Registrasi peserta dimulai pada jam 12.00 wib. Masuk pukul 13.00 wib, panitia yang lain baru sampai ditempat kegiatan karena kendala hujan selama menempuh perjalanan menuju tempat kegiatan.

Mereka kebanyakan masih mengenakan seragam sekolah. Kelihatannya sih seperti langsung menuju tempat kegiatan setelah lonceng pulang sekolah berbunyi. Ada 28 sekolah tingkat SMP dan tingkat SMA yang terdaftar dalam hasil registrasi peserta. Waktu registrasi di tutup pada pukul 17.00 wib, setelah seluruh peserta dan juga seluruh panitia tiba. tapi ada juga peserta yang datang setelah pukul 18.00 wib. Mereka dari Madrasah Aliyah Swasta Rantau Panjang, yang berada di kawasan Kabupaten Kubu Raya.

Mereka yang sudah mengadakan registrasi, dikumpulkan di aula pertemuan untuk diberi pengarahan dan mengikuti acara perkenalan yang bertujuan supaya mereka tidak canggung satu dengan yang lain saat mengikuti kegiatan Youth Camp kali ini. Perkenalan ini juga merupakan acara ramah tamah sebelum mengadakan kegiatan. Mereka masih terlihat malu-malu ketika diminta untuk menyebutkan nama dan dari sekolah mana mereka berasal. Acara pembukaan tersebut berakhir pukul 17.00 wib.


Seluruh peserta dikumpulkan oleh panitia sekitar pukul 19.00 wib untuk mengadakan makan malam bersama. Tapi sebelum menyantap makan malam, para peserta diwajibkan untuk berdoa terlebih dahulu. Ini bertujuan untuk menanamkan kepada para peserta tentang kedisiplinan dan sifat Taqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa. Waktu makan yang dijadwalkan oleh panitia sampai pukul 19.30 wib. Setelah makan malam, seluruh peserta diwajibkan untuk mencuci gelas piring serta sendok masing-masing supaya mereka bisa menjaga kebersihan tempat kegiatan.

Tibalah pada hari kedua, hari saat kegiatan outbound berlangsung. Kegiatan yang paling banyak menyita waktu, tenaga serta kerjasama tim yang dibentuk dari jumlah seluruh peserta yang hadir saat itu. Antusias mereka akan kegiatan yang sengaja ditempatkan di alam bebas ini sangat membanggakan. Bagaimana cara mereka mengekspresikan prilaku positif serta ketangkasan dalam tim.











Selanjutnya...