PUBLISHED BY

alamuda

DESIGNED BY

jangan paksa aku berjalan jika aku ingin terbang

27 Mei 2009

INCEST, SEBUAH NYERI YANG MESTINYA TERPIKIRKAN

Hubungan seks antar saudara atau saudara sekandung yang masih satu darah daging, juga dikenal sebagai "Sexual Attraction” berdasarkan azas keturunan atau lebih di kenal dengan sebutan incest. Incest mengacu pada aktivitas seksual apapun antara orang yang masih berhubungan erat, dan akan menjadi hal yang tabu atau pamali di jenjang sosial dan budaya. Jenis aktivitas seksual dan sifat alami jika didasarkan pada hubungan antar pelaku pelanggaran tabu sosial tersebut dan menerima hukum berbeda menurut pandangan sosial dan budaya sekitar.

Pertimbangan masyarakat akan persoalan tersebut yakni meliputi mereka yang tinggal di rumah tangga yang sama, mereka yang memiliki garis keturunan atau kaum kerabat yang masih sangat dekat kaitannya, incest keluarga dan ikatan darah, dan pelaku yang terkait perkawinan atau adopsi.

Fenomena incest sering sekali terjadi pada masyarakat Indonesia tapi yang paling sering diberitakan di media cetak dan elektronik yaitu jenis hubungan seks setubuh antar kaitan tali darah seperti hubungan seks antar saudara putri dan bapaknya. Hubungan seks antar saudara antara orang dewasa dan atau remaja sebagai pertimbangan suatu format dari penyalahgunaan seksual anak yang telah ditunjukkan untuk salah satu format paling ekstrim dari trauma masa kanak-kanak. Trauma tersebut juga sering menimbulkan kerusakan serius serta jangka panjang psikologis, terutama di kasus dari hubungan seks antar saudara kandung berkenaan dengan orangtua kandung.

Riset memperkirakan 10-15% dari populasi umum menyerang paling sedikit satu pengalaman hubungan seks antar saudara, dengan kurang dari 2% menyertakan pergaulan/hubungan yang coba-coba. Riset menurut Russell (1986) dan Wyatt ( 1985) Hubungan seks antar saudara kandung atau sepupu jarang dilaporkan. Hubungan seks antar saudara kandung atau sepupu adalah kriminal di kebanyakan negara, walaupun itu dilihat oleh beberapa orang dan di anggap sebagai kejahatan yang tanpa korban.

Kebanyakan masyarakat memiliki format pencegahan hubungan seks antar saudara kandung. Tabu hubungan seks antar saudara tersebut telah menjadi salah satu dari seluruh budaya tabu, baik dalam masyarakat dan negara-negara lainnya, dengan hukuman yang sah tentang undang-undang yang tercantum dalam beberapa yurisdiksi.

Masyarakat yang paling modern memiliki batasan sosial atau undang-undang di perkawinan yang lekat di tiap keluarga. Bagaimanapun, dalam beberapa masyarakat, seperti yang dari Ancient Egypt, saudari-saudara, putri-bapak, dan hubungan putra-ibu dilatih antar royalti. Sebagai tambahan, Orang Bali suku bangsa Inuit mempunyai kepercayaan yang berbeda tentang hubungan seks antar saudara kandung. tidak sah dan mesum

Bagimana sebuah novel berjudul INCEST (I Wayan Artika) tak pernah memperoleh pembelaan yang memadai terhadap hukum adat yang dijatuhkan?" Ia benar. Itu memang terjadi, dan saya mengerti. Jadi itulah sebabnya, sehingga ia menganggap hal itu adalah satu tragedi. Setelah percakapan tertulis itu, saya merasakan sebuah keprihatinan terdevosi untuk seorang I Wayan Artika, sang pengarang, yang dihukum karena jujur menginginkan orang lain melihat fenomena Incest di negerinya, kampung Banjar, Bali. Fenomena incest yang HARUS dijalani oleh sepasang kakak-beradik berjenis kelamin berbeda yang lahir kembar. Sang Wayan terpaksa harus menjalani hukuman adat, berupa pembuangan keluar kampung selama 5 tahun (masih ditambah denda ketika kembali) akibat novel yang ditulisnya tersebut. Ia dianggap membuka aib desanya, yang secara adat masih memelihara hukum incest tersebut. Dan dalam novelnya, ia tersentil untuk bicara (mungkin mengundang opini), agar konsep benar dan salah secara humanistik berdiskusi dengan patron adat yang sudah berlaku. Wayan tidak salah, namun tetap harus tabah, sebab inilah jalan yang ia pilih sebagai penulis. Tapi bagaimanapun, secara moral saya tak pernah ingin seorang yang menyuarakan kebenaran dibungkam oleh norma apapun. Dan secara moral pula, saya menentang keras (dan mengajak orang menantang keras) setiap upaya pembunuhan karakter dan penerapan hukuman fisik (baik yang melalui pengadilan atau tidak) bagi sastrawan dan sastrais yang berbicara fakta. Jawabannya hanya satu; JANGAN BERHENTI MENULIS, JANGAN BERHENTI BICARA, JANGAN BERHENTI MENGGUGAT.

Selanjutnya...

17 Mei 2009

KAU YANG TERCANTIK

Ikuti Kamu Karena Naluriku
Jejakmu takkan lelah kucari, inilah sosokmu buatku berdebar, tiada lain hanya dirimu

Akan kurang ajarku, Karena kamu adalah indahku, maafkan jika tak suka,aku tak ingin bohong padamu, Kau yang Tercantik

Panas mentari bakar semangatku, Pergi Untuk Mendapatkanmu, Semakin lama menariknya kamu, semakin indah dalam anganku

Dulu kadang aku mengharapkan, Raih Dirimu, Seribu bidadari mengelilingi, Tak Goyahkanku

Kau yang tercantik

Selanjutnya...

15 Mei 2009

PELATIHAN JURNALISTIK


Para Peserta Pelatihan Jurnalistik Angkatan Pertama tampak sedang photo bersama di depan masjid di kawasan beting, pelabuhan Seng Hie Pontianak setelah pelatihan berakhir.(photo: Jessica Wuysang)

Oleh. Andreas Harsono

Selama seminggu aku pergi melatih sebuah kelas penulisan narasi di Pontianak. Tribune Institute, sebuah NGO Pontianak, mengorganisasikan acara ini di Hotel Peony, Jalan Gajah Mada. Ada tiga orang dari Bonn, Jerman, juga ikutan. Jadinya, isi kelas beragam. Ada Melayu, Dayak, Jawa, Tionghoa, Jerman dan Flores.

Kelas ini diadakan dari 10 November hingga 14 November 2008. Aku mengajar tunggal guna menghemat ongkos. Setiap sore, sesudah mengajar, rasanya badan remuk semua. Aku biasanya mencoba istirahat sebentar, mungkin satu jam. Lalu petang hari, aku gunakan untuk bertemu kenalan lama atau keluarga. Isteriku, Sapariah, orang Madura asli kelahiran Pontianak. Mertua dan ipar aku maupun keluarga besarnya tinggal di Pontianak. Jadi, cukup banyak yang harus ditemui.

Mereka mengadakan pelatihan ini sesudah membaca liputan aku Panasnya Pontianak, Panasnya Politik. Naskah itu tampaknya sempat dibicarakan banyak orang di Pontianak. Secara pribadi, aku merasa perang antar etnik di Kalimantan adalah bahan liputan penting. Sejak 1967, ketika ribuan orang Tionghoa dibantai oleh kekuatan Dayak dengan provokasi tentara Indonesia, kekerasan sudah menjadi bahasa sehari-hari di Kalimantan Barat. Pada 1997 dan 2000, puak Dayak dan Melayu masing-masing melakukan pemberishan orang Madura di daerah Sanggau Ledo dan Sambas.

Kamis, 14 November, guna menutup pelatihan ini, kami menuju Pelabuhan Senghi dan mejeng bareng. Kalau Anda perhatikan, di seberang Sungai Kapuas, terlihat keraton Kadriah. Ini keraton dari kesultanan Pontianak. Setiap kali berkunjung ke Pontianak, aku selalu menyempatkan diri melihat-lihat keraton ini. Kesultanan Pontianak didirikan penjelajah keturunan Hadramaut, Syarif Abdurrahman Alkadrie. Dia membangun keraton Kadriah pada tahun 1771.

Aku senang melihat antusiasme di kalangan wartawan Pontianak. Nur Iskandar dari Borneo Tribune menulis pelatihan ini di suratkabarnya. Nur Iskandar, Alexander Mering serta beberapa wartawan lain pernah mengikuti kursus ini di Jakarta. Mereka juga ramai-ramai bikin blog. Aku kira multiplier effect dari kursus ini cukup besar di Pontianak. Mungkin perlu dipikirkan membuat acara serupa di Singkawang, Ketapang dan Kapuas Hulu.

Selanjutnya...

05 Mei 2009

TIBIA

selama kenal dengan game online, baterai HP ku selalu ngedrop, hampir lemah gak nyala. Pulsa sih gak seberapa, paling habis cuma Rp 2.000 perak tiap harinya. Bangun tidur udah pegang HP, ikut berburu online sama teman-teman seluruh Indonesia yang doyan game online. Balik kerja sore gitu lagi, ganti baju trus sambar HP lagi. Emang monoton sih keliatannya, tapi aku suka betah berlama-lama main sampe pulsa habis. Program java khusus untuk game mania di mana saja. Yang asiknya disini, sambil main dan berburu, kita bisa chating dengan orang lain disitu. Jadi tidak hanya sibuk berburu, tapi kita juga bisa berbagi informasi dengan para pemain se-nusantara.





Selanjutnya...

KULINER ULAT SAGU

Nama latinnya adalah Rhynchophorus ferruginenus atau lebih dikenal sebagai ulat sagu.Ulat ini adalah larva dari kumbang merah kelapa. Sebagai sumber protein ulat sagu bisa dijadikan bahan subsitusi pakan ternak atau juga lauk bergizi yang bebas kolesterol. Ulat ini hidup di batang sagu yang membusuk. Biasanya ia akan muncul pada batang pohon yang telah selesai di ambil sagunya. Membusuknya batang pohon akan memancing kedatangan kawanan kumbang untuk bertelur di sana. Nah, ulat yang berasal dari telur yang menetas.

Kandungan protein ulat sagu sekitar 9,34%, sedangkan pakan berbahan utama ulat sagu sekitar 27,77%. Selain kandungan protein yang cukup tinggi, ulat sagu juga mengandung beberapa asam amino esensial, seperti asam aspartat (1,84%), asam glutamat (2,72%), tirosin (1,87%), lisin (1,97%), dan methionin (1,07%).

Setelah dibersihkan ulat sagu digoreng agar bagian luarnya renyah, tetapi tidak sampai pecah agar cairan di dalamnya masih utuh. Kidu goreng ini kemudian dimasak sebentar dengan bumbu kunyit, kemiri, bawang merah, bawang putih.

Rasanya? Hmm... Bagian luarnya renyah, bagian dalamnya “pecah” ketika digigit dengan rasanya seperti sumsum halus. Mungkin karena ulatnya sudah digoreng, maka saya tidak merasakan sensasi santan mentah. Bagian mata ulat bahkan menimbulkan sensasi yang istimewa ketika dimakan, renyah tenan. Kemudian mengucurkan cairan kental yang gurih dan lembut di dalam perutnya.

Sejarah Ulat Sagu
Sagu merupakan tanaman rumpun dan berkembang biak dengan membentuk anakan. Batang sagu mengandung pati (karbohidrat), dan biasanya dipanen setelah berumur 8-10 tahun. Namun jika tanaman dibudidayakan dengan baik, sagu dapat dipanen pada umur 6-7 tahun. Limbah dari hasil panen pohon sagu bermacam-macam dan umumnya belum dimanfaatkan. Salah satu limbah tersebut adalah pucuk batang sagu (1-2 m). Limbah ini dapat menjadi tempat bagi kumbang merah kelapa (Rhynchophorus ferrugineus) untuk meletakkan telur. Larva kumbang merah kelapa dikenal sebagai ulat sagu.

Kumbang merupakan hama tanaman palma seperti sagu, kelapa sawit, enau, dan nipah. Kumbang biasanya hanya tertarik untuk meletakkan telur pada tanaman yang telah mati, bagian pohon kelapa yang luka, dan pucuk atang sagu sisa penebangan. Tanaman kelapa yang terserang kumbang ini ditandai dengan daun terkulai karena pangkal daun dimakan oleh larva. Larva atau biasa di kenal dengan ulat sagu ini belum dimanfaatkan secara komersial. Padahal sudah banyak orang tahu bahwa ulat sagu prospektif sebagai sumber protein tinggi.

Ulat sagu dapat diperoleh dari alam, yaitu dari limbah panen pohon masak tebang, kurang lebih 1-2 m pada bagian atas batang hingga pucuk. Panen ulat sagu secara alami dilakukan dengan mencari limbah pucuk atau batang sagu yang telah berumur 30-40 hari setelah ditebang. Untuk mengetahui dalam gelondongan (batang) sagu terdapat ulat, dilakukan dengan cara mendengar. Bila terdengar ada suara benda bergerak berarti di dalam gelondongan tersebut terdapat ulat sagu. Ulat diambil dengan cara membelah batang dan biasanya ulat terdapat pada alur makannya. Jumlah ulat sagu yang dihasilkan setiap gelondong sagu, baik pucuk maupun batang, beragam. Variasi ini dipengaruhi oleh: 1) lamanya waktu pembusukan batang (gelondong) sagu untuk berkembangnya larva hingga dipanen, 2) volume batang atau gelondong yang mencerminkan kandungan karbohidrat sebagai sumber makanan larva, dan 3) faktor lain seperti jumlah kumbang betina yang meletakkan telur pada gelondong.

Sebagai proses runut terbentuknya larva pada batang sagu, kemudian penulis melakukan penelitian. Kumbang biasanya terbang pada siang hari dan senang hinggap di batang sagu (juga batang tebu) yang telah ditebang dan agak membusuk. Pada waktu akan bertelur, kumbang betina membuat lubang dengan sungutnya pada bagian batang yang luka atau busuk (layu). Lubang sedalam 3 mm diisi 400-500 butir telur. Periode bertelur berlangsung 1-3 bulan. Telur akan menetas dalam 2-3 hari. Larva yang baru menetas masuk ke dalam pucuk batang dan memakan jaringan yang lunak serta membuang bagian yang berserat ke luar lubang, sehingga di luar lubang akan terlihat adanya getah dengan kotoran dan bekas makanan yang berbau tajam.

Periode larva berlangsung sekitar 2 bulan. Larva dapat tumbuh hingga panjang 5 cm dan lebar bagian tengah 2 cm. Saat akan menjadi pupa, larva membuat kepompong dari serat berbentuk silindris. Fase pupa berlangsung 2-3 minggu. Daur hidup kumbang kelapa lebih kurang 3,50-7 bulan. Waktu panen ulat sagu terbaik adalah pada larva instar berumur 39-45 hari sejak gelondong sagu ditemukan berulat dan biasanya larva telah memiliki bobot masing-masing 4,10–5 g dan 5,10–6 g.

Selanjutnya...