PUBLISHED BY

alamuda

DESIGNED BY

jangan paksa aku berjalan jika aku ingin terbang

11 Juli 2011

MULAI MENIKMATI KEKALAHAN

Memasuki tahun 2010, ada banyak perubahan yang saya alami. Jarang berkomunikasi dengan Tuhan, Sering menghabiskan uang jajan saya untuk hal yang tidak penting seperti berjudi dan mengkonsumsi alkohol. Saya tidak menyalahkan lingkungan sekitar saya yang tidak sehat, tapi kesalahan saya karena mau ikut rutinitas tersebut. Saya mulai menjauhi teman-teman komunitas Katholik yang selama ini membangun karakter saya. Saya mulai menjauhi para rekan kerja saya. Saya juga menjauhi teman kuliah saya. Saya juga mulai menjauhi Keluarga saya. Saya mulai menjauhi Tuhan.

Keberuntungan sepertinya belum saya temukan disini. Jika saya mencintai mereka karena hal yang berbeda, it’s ok, tapi ternyata saya membuang seluruh kesempatan untuk bertemu orang yang pernah saya kenal.

Saya seperti bertarung sendiri di dalam hidup saya, dan saya kalah. Saya minder karena di atur oleh situasi. Padahal dalam prinsip saya, tidak ingin berhenti sampai disini. Kematangan sebenarnya dibutuhkan untuk memahami kondisi, tapi banyak pertimbangan dan saya pendam kemudian akhirnya tumpah disaat yang tak tepat, ya sudah, akhirnya semuanya mentah.

Kecelakaan beruntun yang saya alami sebanyak tiga kali di tahun 2011 memang tidak merenggut nyawa saya, tapi mungkin bisa mengajari saya untuk memperbaiki diri.
Kecelakaan Lalu Lintas Pertama bulan september 2010 ketika mengantuk sewaktu mengendarai sepeda motor hingga jatuh dengan badan membentur aspal. Sempat masuk Rumah Sakit Santo Antonius selama 10 hari dengan tubuh dibalut disana sini.
Kecelakaan kedua di akhir bulan mei 2011, ketika buru-buru menyerahkan tugas pemetaan dipagi hari. Dagu saya menancap di plat motor ketika jatuh menabrak anjing yang tiba-tiba muncul. Saya dirawat inap selama 4 hari.

Kecelakaan ketiga tepat sehari sebelum perayaan sukuran pemberkatan pernikahan saudara ketigaku. Selesai nonton bioskop, kami menuju jalan diponegoro untuk mencari fastfood place untuk makan dan santai. Tapi ketika berbelok memasuki tikungan, dari belakang motor kami ditabrak oleh sedan hitam. Setelah sadar aku sudah ada di Rumah Sakit.

Saya belum tahu sampai sekarang kelemahan saya, jadi jika dinilai dengan logika 60%, emosi 40% yang saya dapat sekarang. Tidak ada yang menghibur saya, yang ada hanya menyalahkan. Saya terlanjur kecewa dengan diri saya.

Saya rasa Tuhan mengizinkan itu terjadi. Tuhan mencoba mendidik saya, tapi bukan memberi pelajaran.

Saya putuskan untuk mundur dari semua dunia yang pernah saya arungi, mulai dengan titik nol, hingga akhirnya normal kembali, dan kemudian saya menjalaninya.

Selanjutnya...