PUBLISHED BY

alamuda

DESIGNED BY

jangan paksa aku berjalan jika aku ingin terbang

19 Maret 2008

YAMAKASHI, OLAHRAGA LONCAT GEDUNG


Bermula dari kegelisahan sekelompok anak muda di Perancis, parkour akhirnya dikenal mendunia. Tokoh olahraga ekstrim ini adalah David Belle, yang disebut-sebut sebagai founder Le Parkour. Dalam bahasa Perancis, Le Parkour berarti "seni berpindah". Pada dasarnya, olahraga ini memamerkan kemampuan untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya secara efisien dan secepat mungkin. Tujuan utamanya adalah berpindah dari poin A ke poin B dengan menggunakan kekuatan tenaga dan keindahan gerak.

Parkour adalah sebuah olahraga yang unik. Begitu unik, sampai olahraga ini sulit untuk diajarkan. Sebab, hakekat parkour adalah berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya dengan memanfaatkan prinsip gerak tubuh manusia. Kekuatan menjadi faktor penting dalam parkour, meski kuat saja tidaklah cukup untuk mengarungi olahraga yang tergolong ekstrim ini. Selain kuat, aktivitas ini juga sangat mengandalkan kecermatan dan logika dasar fisika. Keunikan fisik setiap orang dan karakteristik tempat yang berbeda-beda inilah yang membuat ilmu parkour sulit untuk di transfer. Setiap orang dituntut untuk menggunakan akalnya masing-masing.

Parkour secara spesifik lahir di kota urban. Karena itu ciri khas olahraga ini adalah set urban dimana terdapat lebih banyak bangunan yang berhimpitan ketimbang lapangan luas. Parkour jadi identik dengan meloncat dari satu gedung ke gedung lainnya, dari atap kemudian mengatasi tembok untuk sampai ke atap lainnya secara ekstrim. Olahraga ini memang diciptakan untuk mengatasi rintangan demi rintangan. Suatu hal yang kemudian menjadi filosofi parkour, yaitu mengajarkan orang untuk tidak mudah menyerah menghadapi rintangan dalam hidup.

Meski masih berada di area abu-abu dunia olahraga, tetap saja parkour mengandung beberapa unsur olahraga. Diantaranya adalah ilmu beladiri, gym, dan akrobat. David Belle sendiri dikabarkan pernah belajar ilmu beladiri dan ikut dalam kegiatan gymnasticsjauh sebelum dia melahirkan parkour. Jika ilmu beladiri adalah ilmu yang mengajarkan fighting, maka parkour adalah "departemen khusus" dalam ilmu beladiri yang mengajarkan orang untuk flighting-atau menyelamatkan diri dari ancaman.

Walau terbilang baru, olahraga ekstrim ini tidak muncul begitu saja. Parkour sangat berhubungan erat dengan apa yang disebut "Natural Methods of Physical Culture", sebuah ilmu pertahanan dalam dunia militer yang diperkenalkan oleh Georges Hebert di awal abad 20. Para tentara Perancis di Vietnam terinspirasi menggunakan metode ini yang kemudian mereka beri nama parcours du combattant. Sebuah metode menyelamatkan diri dari rintangan demi rintangan menggunakan kekuatan dan keunikan struktur tubuh manusia. David Belle sendiri sempat diajarkan metode ini oleh ayahnya, Raymond Belle, yang tak lain adalah seorang tentara Perancis.

Bersama seorang temannya (Hubert Kounde), David Belle mengubah istilah "parcours" menjadi "parkour" agar terdengar lebih agresif dan dinamis. David kemudian mengembangkan aktivitas ini bersama Sebastien Foucan. Mereka berdua akhirnya dikenal sebagai founding fathers, dan bersama pionir parkour lainnya kemudian berhimpun dalam sebuah komunitas pecinta parkour yang diberi nama "Yamakashi". Nama ini diambil dari kosa kata Lingala, bahasa yang digunakan di Congo yang berarti "strong spirit, strong body, strong man". Ketika Yamakashi difilmkan, David Belle dan Sebastien Foucant termasuk kelompok yang tidak setuju dan memutuskan keluar dari Yamakashi. Mereka mengatakan bahwa itu sebagai "prostitution of the art".

Bagaimana dengan Indonesia? Apakah parkour juga sudah mulai dikenal? Meski terbilang baru, kegiatan ekstrim ini dapat pula ditemui di beberapa kota di Indonesia. Yang paling menonjol saat ini adalah komunitas penggemar parkourdi kota Malang. Mereka dikenal dengan nama "Play On", sementara di Bandung terdapat pula kelompok anak-anak muda pecinta parkour dengan nama "IKOMParkour". Selain Bandung dan Malang, dapat pula ditemui beberapa traceur(sebutan untuk pelaku parkour) di beberapa kota lain seperti Jakarta dan Yogyakarta.

Di sejumlah milis, para traceur Indonesia nampak mulai berkomunkasi satu dengan lainnya untuk menghimpun kekuatan. Dalam sebuah milis dihimbau agar para traceur Indonesia mengadakan semacam lokakarya untuk menyamakan visi dan bertukar informasi. Meski terbilang komunitas kecil, traceur Indonesia cukup aktif dan up dated terhadap isu-isu terbaru parkour. Dalam situs YouTube, Anda bisa menyaksikan aksi seorang traceur Indonesia asal Yogya yang berloncatan di sebuah lokasi sekitar taman kebudayaan.

Selanjutnya...

18 Maret 2008

MUSIK BIKIN CERDAS


Bermain musik dapat meningkatkan kerja otak dan menajamkan pendengaran dari semua bunyi, karena akrab dengan musik berpotensi membantu aktivitas lain seperti mengenali perbedaan kecil nada suara. Musik dimulai dengan cara melatih pendengaran yang baik. Ketika mereka mendengar nada pengucapannya. baik diucapkan secara nada datar, dengan nada meninggi, dan jika diucapkan dengan nada menurun. Peneliti mencatat responssaraf dari otak para sukarelawan selama eksperimen. setengah dari mereka pernah bermain alat musik, pernah hanya menyukai musik dan mendengarkan nya di waktu luang. Tetapi janganterpaku pada satu jenis musik tertentu saja. Buka kuping kita untuk beragam musik diluar sana. Semakin fariatif berarti kita semakin kaya. Jadikan musik sebagai teman belajar, cari musik yang pas dengan ritme belajar kita. Tak heran jika kebanyakan orangyang tinggal di perkotaan mengalami masalah sulit tidur, sulit berkonsentrasi dan mengatasi stress dengan lingkungan yang sangat ramai. Salah satunya diakibatkan suara bising. Berlawanan dengan suara bising tersebut, yakni adalah kemampuan musik dimana dapat memperbaiki dan mempengaruhi kesehatan serta harmoni, yang juga sama hebatnya dengan kemampuan suara bising dalam menghancurkannya. Suara yang dihasilkan dari perpaduan alat musik ini, sejatinya dapat digunakan sebagai sarana pengobatan, yang seringkali disebut terapi musik.

Memang, hingga kini keutungan penuh dari terapi musik masih terus dalam penelitian, namun hingga sejauh ini hanya terdapat sedikit penelitian yang dilakukan terkait manfaat musik. Studi tentang kesehatan jiwa, sebagai contohnya, telah menunjukkan kalau terapi musik sangat efektif dalam meredakan kegelisahan dan stress, mendorong perasaan rileks serta meredakan depresi. Terapi musik membantu orang-orang yang memiliki masalah emosional dalam mengeluarkan perasaan mereka, membuat perubahan positif dengan suasana hati, membantu memecahkan masalah, dan memperbaiki konflik. Hal ini telah berhasil digunakan oleh sebuah institut selama mereka melakukan sesi terapi grup.

Efek yang menyembuhkan dari terapi musik tidak hanya terbatas pada kesehatan mental. Telah dilakukan pula observasi di rumah sakit, yang dilakukan pada pasien-pasien penderita luka bakar, penyakit jantung, diabetes dan kanker, musik juga memiliki kekuatan. Sebagai pelengkap dalam perawatan di panti rehabilitasi, terapi musik sepertinya memberi kekuatan komunikasi dan ketrampilamn fisik , begitu pula perannya dalam memperbaiki fungsi, baik fisik maupun mental, dari para penderita dengan gangguan syaraf atau gangguan mental. Dalam hal belajar, berbicara dan mendengarkan masalah, terapi musik juga memiliki peran tersendiri.

Terapi musik dapat mengurangi kebutuhan pengobatan selama kelahiran dan melengkapi fungsi matirasa dalam operasi dan perawatan gigi, terutam jika yang dirawat anak-anak serta pasien yang menjalani prosedur pembedahan. Musik juga berguna untuk mengatasi trauma pada bayi yang lahir premature. Disamping situasi akut ini, terapi musik juga membantu menghilangkan rasa sakit kronik. Saat musik dimainkan, dengarkan dengan seksama instrumennya, seolah-olah pemainnya sedang ada di ruangan memainkan musik khusus untuk Anda. Anda bisa memilih duduk lurus di depan speaker, atau bisa juga menggunakan headphone. Tapi yang terpenting biarkan suara musik itu mengalir keseluruh tubuh Anda, bukan hanya bergaung di kepala.

Bayangkan gelombang suara itu datang dari speaker dan mengalir keseluruh tubuh Anda. Bukan hanya Anda rasakan secara fisik tapi juga fokuskan dalam jiwa. Focuskan itempat mana yang ingin Anda sembuhkan, dan suara itu mengalir ke sana. Dengarkan, sembari Anda membayangkan alunan musik itu mengalir melewati seluruh tubuh dan melengkapi kembali sel-sel, lapisan tipis tubuh dan organ dalam Anda. Saat Anda melakukan terapi musik, Anda akan membangun metode ini melakukan yang terbaik bagi diri sendiri.

Sekali telah mengetahui bagaimana tubuh merespon pada instrumen, warna nada, dan gaya musik yang didengarkan, Anda dapat mendesain sesi dalam serangkaian yang Anda telah temukan sebagai yang paling berguna bagi diri sendiri. Kesimpulannya , melakukan terapi musik dapat dilakukan dengan sederhana, dapat Menyeimbangkan otak kanan dan kiri anda, mengatasi situasi kejenuhan serta menghindari pengaruh buruk lingkungan bagi hidup Anda.

Selanjutnya...

16 Maret 2008

MENGUAK SISTEM PENDIDIKAN DI KALIMANTAN BARAT


Pendidikan tidak hanya dipandang dari segi kemandirian para pengurus sekolah dan para staff serta guru-guru yang terlibat didalamnya, tetapi juga jika dilihat dari maraknya penjualan pendidikan dengan cara peningkatan iuran smester, pembayaran uang pembangunan sekolah, serta pembayaran iuran yang tak terduga. Dan itu semua di alamatkan kepada para siswa. Dengan tidak adanya pertimbangan dari guru atau staff pengajar bahwa mampu atau tidaknya siswa melunasi setiap pembayaran iuran yang di ajukan oleh guru kepada mereka. Secara umum dunia pendidikan memangbelum pernah benar-benar menjadi wacana publik di Indonesia,dalam arti dibicarakan secara luas oleh berbagai kalangan, baik yang bersentuhan langsung maupun tidak langsung dengan urusan pendidikan. Namun demikian, bukan berarti bahwa permasalahan ini tidak pernah menjadi perhatian besar bagi setiap masyarakat terutama bagi setiap orang tua siswa yang sedang mempersiapkan bekal moril kepada sang anak baik itu jika dihitung dari segi keuangan sang anak dan juga jika dilihat dari segi penerapan pengetahuan diluar lingkungan rumah.

Munculnya berbagai cara yang mengarah pada pelanggaran etika akademik yang dilakukan perguruan tinggi kita untuk memenangkan persaingan, menunjukkan bahwa pendidikan kini cenderung dipakai sebagai ajang bisnis. Pola promosi yang memberikan kemudahan dan iming-iming hadiah merupakan suatu gambaran bahwa perguruan tinggi tersebut tidak ada inovasi dalam hal kualitas pendidikan. Kecenderungan tersebut akan menghancurkan dunia pendidikan, karena akhirnya masyarakat bukan sekolah sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas diri, melainkan hanya mengejar hadiah & gelar sebagai gengsi semata.


Kondisi pendidikan tinggi saat ini cukup memprihatinkan. Ada sekolah yang mengabaikan proses pendidikan. Bahkan ada juga sekolah yang hanya menjadi mesin pencetak uang, bukan menghasilkan lulusan yang berkualitas. Hal Ini yang membuat persaingan menjadi semakin tidak sehat. Produk lulusan sekolah yang proses pendidikannya asal-asalan dan bahkan akal-akalan, juga cenderung menghalalkan segala cara untuk merekrut calon mahasiswa sebanyak-banyaknya, dengan promosi yang terkadang menjebak dengan iming-iming hadiah yang menggiurkan.



Bukan hanya murah saja dan asal. Tidak dipungkiri lagi bahwa selama ini, dunia industri kesulitan mencari tenaga kerja dengan keahlian tertentu untuk mengisi kebutuhan pekerjaan. Bila membuka lowongan, yang melamar biasanya banyak, namun hanya beberapa saja yang lulus seleksi. Itu membuktikan pendidikan yang di terapkan di sekolah belum begitu berhasil dan mengakibatkan banyak anak putus sekolah yang memilih menjadi pengangguran tetap.



Sebagian besar pendidik atau guru memiliki keahlian yang tidak spesifik. Mereka kebanyakan lulusan tenaga ahli madya (tamatan D.III) dan tidak menempuh jalur khusus keguruan seperti hanya Perguruan Tinggi Ilmu Pendidikan di Tanjungpura Pontianak. Pasalnya jarang ada lulusan perguruan tinggi atau sekolah, yang memiliki keahlian yang dibutuhkan, karena kebanyakan berkemampuan rata-rata untuk semua bidang atau umum. Jarang ada yang menguasai bidang-bidang yang spesifik.



Ini adalah cermin dari proses Pembodohan Kehidupan Bangsa bukan Mencerdaskan Kehidupan Bangsa. Dalam hal ini semua pihak harus melakukan introspeksi untuk bisa memberi pelayanan pendidikan yang baik & berkualitas. Kopertis, harus bersikap tegas menindak sekolah-sekolah yang melanggar dan mensosialisasikan aturan yang tak boleh dilanggar oleh pihak sekolah baik itu guru, siswa serta orang tua murid.



Untuk saat ini opini publik dan beberapa kalangan masyarakat bahwa eksistensi sebuah Perguruan Tinggi dilihat dari kuantitas mahasiswanya bukan kualitasnnya. Nah ini jelas sudah terlihat faktanya bahwa pendidikan di Indonesia hanya menjadi komoditi bisnis semata.



Menatap masa depan berarti mempersiapkan generasi muda yang memiliki kecintaan terhadap pembelajaran dan merupakan terapi kesehatan jiwa bagi anak bangsa, semoga komersialisasi pendidikan tidak menjadi sebuah komoditi bisnis semata, akan tetapi menjadi arena untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi secara tepat dan berguna, sehingga kita bisa mempersiapkan tenaga handal ditengah kompetisi global.


Maka dari itulah kita mulai dari diri sendiri untuk berbuat sesuatu guna menciptakan pendidikan kita bisa lebih baik dan berkualitas, karena ini akan menyangkut masa depan anak-anak kita dan Juga Bangsa Indonesia. Karena hal ini sesuai dengan paradigma pengembangan sekolah unggulandi berbagai pelosok Indonesia kebanyakan atas dasar kurikulum pendidikan 12 tahun yang berkompetensi.


Sekolah Unggulan dapat diartikan sebagai sekolah bermutu namun dalam penerapan, bahkan penerapan semua kalangan bahwa dalam kategori unggulan tersirat harapan-harapan terhadap apa yang dapat diharapkan dimiliki oleh siswa setelah keluar dari sekolah unggulan. Harapan itu tak lain adalah sangat penting dan sangat dibutuhkan oleh orang tua siswa, pemerintah, masyarakat bahkan oleh siswa itu sendiri yaitu sejauh mana keluaran (output) sekolah itu memiliki kemampuan intelektual, moral dan keterampilan yang dapat berguna bagi masyarakat.


Dalam menyikapi semua itu, pemerintah daerah yang bekerjasama dengan beberapa tenaga pengajar harus mengubah sistem pembelajaran yang selama ini berlaku disemua tingkat pendidikan yaitu adanya keterkungkungan siswa dana guru dalam melaksanakan sistem pembelajaran di kelas. Sistem yang dimaksudkan adalah system dimana Siswa dan Guru dikejar dengan pencapaian target kurikulum dalam artian guru dituntut menyelesaikan semua materi yang ada dalam kurikulum tanpa memperhatikan ketuntasan belajar siswa, disamping itu adanya anggapan bahwa belajr adalah berupa transformasi pengetahuan padahal kegagalan penyampaian pengetahuan.

Untuk Profesionalisme bukan berarti menguasai sebagian besar pengetahuan tatapi lebih penting adalah bagaimana membuat siswa dapat belajar, guru dan siswa disederhanakan agat tidat tercipta gep, adanya perilaku guru yang membuat siswa tersisih atau terpisah dari gurunya, guru dan siswa harus terjalin komunikasi agar dalam proses pembelajaran ada keterbukaan siswa mengeritik dan mengeluarkan pendapat. Sebab bukan tidak mungkin dengan pengaruh perkembangan teknologi siswa lebih pintar dari gurunya.

Itulah mengapa penulis menuturkan begitu terpuruknya pengembangan sekolah yang tersebar di Kalimantan Barat tidak hanya di pedalaman tapi juga di kota Pontianak sendiri, ini hanya pelajaran yang dapat kita ambil manfaatnya. Mudah-mudahan pemerintah daerah termasuk para pengajar dan siswa dapat menyadari hal tersebut bahkan mengupayakan bagaimana meningkatkan pendidikan secara lebih baik untuk kedepannya.

Selanjutnya...

MEMASAK TULISAN


Merangkai kata itu lebih indah daripada merangkai bunga, dan ternyata tulisan itu dapat membentuk karakter seseorang. Saya sangat senang sekali terhadap teman-teman yang menyadari bahwa tulisan merupakan bagian dari teknologi tepat guna dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut sangat menonjol ketika orang-orang disekitarsaya berbondong-bondong untuk cari ide bagaimana cara memasak tulisan mereka lewat blog. Padahal dahulu mereka terkesan sinis jika kita sebagai orang media duduk berlama-lama didepan computer yang berjaringan internet. Kata mereka hanya akan menambah beban pembayaran dikantor saja dan tidak membawa hasil yang berguna buat kantor.

Tapi sekarang dikantor saya lagi freeblog syndrome, dimana rekan-rekan kerja sedang disibukkan oleh berbagai editan blog gratis yang memuat profil dan apa saja tentang mereka. Saya senyum sendiri. Saya senang akhirnya mereka bisa keracunan juga. Akhirnya virus positif dari internet, mereka rasakan juga.

Dulu ketika baru menjadi volunteer dikantor saya, yang asik dengan perkembangan di internet hanya saya dan seorang staff wanita dikantor, namanya kak olla. Sisanya, hanya menggunakan internet sewaktu check email. That’s all. Bahkan kami dulu dilarang untuk download artikel atau browsing di internet. Alasan mereka melarang karena nanti banyak virus yang masuk. Alasan yang kurang saya serap dengan akal sehat. Hal tersebut di kemukakan orang kantor saya awal tahun 2007. saya pasrah saja menanggapinya karena saya hanya seorang volunteer. Saya baru diangkat menjadi koordinator media di kantor sejak bulan juni 2007. dan mulai saat itu saya bisa browsing lagi di internet.

Saya mengenal internet tahun 1999, saat saya masuk SMA kelas 1. waktu itu saya mengirimkan berita tentang kelulusan via mail yahoo kepada kakek di bali. Dan beliau juga yang mencarikan saya beasiswa lewat internet. Dan saying sekali rasanya bagi teman-teman yang baru tanggap teknologi tahun 2008 ini. Tapi terlambat mengetahui bukan berarti gagal atau tidak bisa. Jangan pernah menyerah, menyajikan tulisan itu sama seperti memasak sayuran dengan bahan-bahan yang tersedia, tinggal meramu saja.

Selanjutnya...

13 Maret 2008

ALAM SUNGAI BANDUNG DI MENJALIN


Daerah yang tidak asing di telinga pengagum alam seperti kami. Nama yang mengingatkan pada peristiwa sesatnya kami sewaktu masuk hutan hanya karena mencari rebung lewat jalan setapak yang baru pertama kali kami lewati. Kampung yang juga pernah menjadi tempat berteduh para pengungsi dayak dari kota ketika berkobar kerusuhan Dayak-Madura 1997 lalu. Pengungsi itu termasuk keluarga kami. Seingatku, kerusuhan terjadi pada liburan kenaikan kelas Catur Wulan III di mulai dan aku masih kelas 1 SMP saat itu. Masih polos ketika Bapak bilang kami terpaksa pindah sekolah sampai kerusuhan berakhir. Ethnis madura selama masa kerusuhan memilih untuk tidak kembali ke kampung Sunge Banokng karena telah 7 kali mengalami konflik seperti ini mulai tahun 1983. Hingga sampai sekarang, mereka memutuskan untuk menetap di sekitar kota Pontianak dan batas kampung Galang, dekat Sungai Pinyuh. Daerah titik aman bagi ethnis Madura. Padahal Masyarakat dayak serta ethnis lain masih mau menerima mereka kembali ke kampung dan menetap disana.

Dalam bahasa dayak kandayatn Sunge berarti Sungai dan Banokng berarti kayu. Memang, kampung tersebut memiliki beragam jenis kayu yang tumbuh di tepian sungai mempawah. Di sana merupakan daerah berhutan dan bersumber mata air jernih. Air dari aliran Bukit Samabue yang terletak di sebelah timur kampung Sunge Banokng. Seakan belum terjamah teknologi. Kampung itupun kental dengan tradisi. Walaupun mayoritas penduduk kampung adalah orang dayak, namun mereka tetap menghargai ethnis lain seperti Jawa, Melayu dan Tionghoa. Mitos yang berkembang di sekitar mereka bahwa jika tidak ada keseimbangan antara moral manusia dan sistem pengelolaan daerah, maka alam akan menghukum dengan bentuk kesialan.

Sunge Banokng ini kategorikan satu binua dengan Menjalin, namanya Binua Manyalitn. Sejak tahun 1978 mereka sudah masuk dalam satu kelompok binua. Binua merupakan wilayah yang terdiri dari beberapa kampung yang dikelompokkan dalam binua yang sama karena memiliki tingkat usaha dan tuntutan moral garis pendapatan masyarakat di daerah itu. Pemimpin binua biasanya disebut dengan Timanggong. Timanggonglah yang berperan dalam pengendalian struktur moral serta tradisi yang nantinya menjadi ciri khas kampung tersebut.

Tataguna lahan Kampung Sunge Banokng termasuk dalam daerah dengan kegiatan pertanian yang menonjol. Jenis pemanfaatan lahan terdiri dari; tanah pemukiman warga, Sawah, Hutan Reservasi Komunitas, Kebun Karet, dan Timawakng yang keseluruhannya berjumlah 301,63 Hektar. Hal tersebut dapat dilihat dari pemanfaatan lahan di kampung tersebut.

Di kampung tersebut juga sarat akan organisasi-organisasi masyarakat yang membentuk beberapa tingkatan komunitas seperti Struktur Kepengurusan Kampung dipilihlah tuha tahutn, pengurus masalah pertanian. Selain itu ada Pangalangok Kampokng sebagai panglima perang jika terjadi wabah, huru hara, kerusuhan. Dan pangarah kampokng laki bini sebagai penyebar informasi warga yang sakit, meninggal dan mengadakan pesta besar. Selain itu ada Organisasi bernama Majelis Taklim. Sebuah organisasi yang merupakan perkumpulan religious bagi muslim yang ada di kampung itu. Ada juga organisasi yang bernama Sule Binua. Organisasi ini dimaksudkan untuk pemberdayaan bukan hanya masyarakat di kampung itu tetapi juga masyarakat dari daerah lainnya. Sule binua tidak identik dengan koperasi saja, tetapi juga membahas seputar forum internal kaum petani. Kegiatan ini memberikan dampak positif dalam meremajakan fungsi ekologis kampung yang makin terpuruk karena masuknya kekejaman ilegal loging dan tambang emas liar.

Selanjutnya...

12 Maret 2008

SUATU HARI CINTA

SaTu HaRi CINTA & KAWAN BeRJaLaN DaLaM SeBuaH KamPuNg...TiBa-TiBa CINTA TerJaTuH DaLaM TeLa9a...KeNaPa??KaReNa CINTA iTu BuTa...LaLu KAWAN PuN iKuT TerJuN DaLaM TeLa9a...KeNaPa??KaReNa...KAWAN aKaN BuaT aPa SaJa DeMi CINTA !!

Di DaLaM TeLa9a CINTA HiLaNg...KeNaPa??KaReNa... CINTA iTu HaLuS, MuDaH HiLaNg KaLaU TaK DiJa9a, SuKaR DiCaRi aPa La9i DaLaM TeLa9a YaNg 9eLaP...SeDaNgKan KAWAN MaSiH La9i MenCaRi-CaRi DiMaNa CINTA & TeRuS MeNuNggu....KeNaPa??

KaReNa...

KAWAN iTu SeJaTi & aKaN KeKaL SeBa9ai KAWAN YaNg SeTia...So, Har9aiLah KAWAN KiTa SeLa9i KiTa TeRaSa Dia BERARTI....WaLau KiTa PuNya CoupLe, TeMaN TeTaP YaNg PaLiNg SeTia,,,WaLau KiTa PunYa HarTa BanYaK, TeMaN TeTaP YaNg PaLiNg BerHar9a....

Selanjutnya...

10 Maret 2008

PANGGIL AKU DAVID

Kupacu tungganganku menelusuri aspal yang lumayan berdebu. Pagi ini ada pertemuan dikantor yang harus kuhadiri, jadi paling tidak aku dapat sampai disana dengan waktu yang tepat dan yang pastinya selamat. jarak kantor yang kutempuh lumayan jauh dari kediamanku. dan sesekali aku menjeling ke arah spion untuk melirik manusia-manusia bermotor dibelakangku.

Tiba-tiba sebuah mobil menyalip dan menyenggol motorku yang masih asyik menelusuri jalanan. gedubrrakk!! Begitulah kira-kira bunyi yang kuingat saat aku jatuh dan merasakan hantaman aspal. Ini bukan adegan laga atau tontonan menarik dalam sinetron silat betawi, kawan. Ini diibaratkan kecelakaan kecil yang bikin aku mikir sesaat untuk menunggangi motor lagi.

Panik? aku kira tidak. aku tidak termasuk dalam kategori masyarakat panik. tidak seperti orang yang panik saat ada kenaikan BBM, atau orang yang panik saat listrik padam satu minggu, dan akan panik saat istri sedang melahirkan. Aku? sekali lagi tidak. aku cukup beradegan bangun dari jalanan itu dan membetulkan motor, dan sesekali mengelus perutku yang mulai membuncit. Aku bangga karena aku tidak panik seperti contoh diatas bahwa aku alumni frater kapusin parapat 1986-1987 yang terlahir dengan nama david pada tahun 8 mei 1966 di bengkayang. Jadi kepanikan itu tidak boleh ku siratkan, apalagi dijalanan. Hehe, hebat bukan. Presiden harus bangga punya masyarakat seperti aku, tetap tenang walau sudah di senggol mobil, tetap menuju tempat tujuan walaupun nanti sampai disana agak telat.

Motorku ku rem tepat di depan kantor. Lalu aku masuk dan kulihat mereka hampir seluruhnya berkumpul di Dangau Pefor kecuali Dede. Kelihatannya dia dapat tugas photocopy lembaran yang akan dibagikan kepada kami. dia baru saja selesai mem-photocopy saat jam makan siang kantor sebentar lagi tiba. Seingatku, dede baru bergabung dikantor setahun yang lalu saat program kantor kami belum sepenuhnya berjalan. Dede merupakan koordinator media di Lembaga YPPN. Mungkin hanya hal itu yang aku ketahui darinya, selebihnya tanya saja dia.

Pertemuan kami kali ini lumayan bikin otak jalan. Temanya Narative Reporting atau kalo tidak salah artinya Jurnalisme Sastrawi. Sebagian dari kami mendengarkan penjelasan dengan gaya menyimak masing-masing. selebihnya, ada yang sibuk mengutak atik HP, ada yang memelototi laptopnya tanpa dia sadari nyamuk telah menggigit dengan ganas keningnya, ada yang menulis penjelasan sambil menggambar sesuatu, ada yang minum lalu batuk dan kesibukan-kesibukan yang membuat kami tetap menjadi peserta dalam Journalistic Training sampai jam pulang kantor tiba.

Pada penutupan pertemuan kami kali ini, kami di beri tugas menulis yang lumayan bikin kami senyum-senyum sendiri. Yang mesti kami teliti adalah staff-staff Lembaga yang berada disekitar kami pada saat itu. Alasannya karena kami sudah kenal satu dengan yang lain. Dan mau tahu siapa yang menulis tentang aku? Ya, tepat sekali. Staff yang menulis tentang aku adalah dede. dia akan mengungkap semua apa yang yang diketahuinya tentang diriku. siapa aku, mengapa aku disini, dan bagaimana aku sampai disini. Seperti halnya mengutip ceritaku tentang PDKT dengan sesilia, ibu para anak-anakku dan mengikat janji pernikahan tahun 2000 kemarin. Kini buah hati kami Fortune dan Aurora, menjadi pelengkap keharmonisan rumah tangga kami di Raba, tempat kediaman kami saat ini. dan itu yang diungkap oleh dede sekarang.

Selanjutnya...