PUBLISHED BY

alamuda

DESIGNED BY

jangan paksa aku berjalan jika aku ingin terbang

28 April 2010

RUMAH LANTING

Aku baru pertama kali kesana. Seingatku waktu kecil, aku pernah menyaksikan tempat seperti itu di televisi hitam putih milik bapak. seperti di pulau, rumah tersebut di kelilingi air, terapung. Sungguh menyenangkan jika berlama-lama disana. Mereka yang menetap di sekitar itu menyebut tempat itu sebagai rumah lanting.

Banyak kemudahan yang ditemukan disana. Terlihat saat ada orang yang mencuci piring dan baju, mereka tidak perlu menggunakan ember untuk mengangkut air, hanya tinggal mencelupkan perkakas yang kotor tersebut kepinggiran rumah yang tergenang air sungai, habis perkara. Begitu pula jika hendak memancing, tinggal duduk di tepian teras rumah menunggu mata kail di patok ikan, sambil sesekali mata kita di hibur oleh hilir mudik kapal nelayan lalu lalang. Jika ada kapal besar lewat, rumah bergoyang mengikuti besar kecilnya ayunan gelombang, air kemudian merembes di pondasi bawah papan yang dibawahnya di topang dengan drum besar agar tetap mengambang di atas air.

Rumah ini juga menyediakan toko sembako, ditujukan bagi warga sekitar untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari. Di sudut ruangan juga terdapat kulkas besar untuk menyimpan makanan laut yang masih segar, di beli dari nelayan sekitar. Tersedia juga kompor gas dan bumbu untuk masak langsung jika ingin makan disana setelah dapat ikan hasil pancingan.Unik menurut saya tempat ini.

Penghuni rumah lanting itu hanya dua orang suami istri. Anak mereka seluruhnya telah berkeluarga dan memilih untuk menetap di daerah lain, jauh dari tempat itu. Jika rindu, mereka berkunjung ketempat itu. Biasanya saat hari raya dan perayaan khusus di kampung itu.

0 tanggapan: