Orang-orang disekitarku dulunya mengatakan “JANGAN MEMBUANG-BUANG AIR” tetapi tidak ada yang menghiraukan. Orang beranggapan bahwa air tidak akan pernah habis karena persediaan tidak terbatas. Sekarang sungai, danau, bendungan dan air bawah tanah semua telah tercemar dan ada yang sama sekali kering. Industry makin mengalami kelumpuhan. Tingkat pengangguran mencapai angka yang begitu mengerikan. Sekarang 80% makanan sintetis dijual dimana-mana. Aku teringat saat umurku 5 tahun, masih banyak hutan dan tanaman hijau disekitar dan bisa main air sepuasnya. Sekarang anak-anak tidak percaya bahwa dahulu air bisa digunakan untuk apa saja.
Dulunya aku mengkonsumsi delapan gelas perhari, tetapi sekarang aku hanya bisa mengumpulkan ½ gelas perhari untuk membuang dahaga. Penyakitpun bermunculan. Baik infeksi saluran pencernaan, radang kulit dan gangguan saluran kencing menjadi penyebab kematian nomor satu. Manusia di jaman kami sekarang kelihatan menyedihkan; tubuh sangat lemah, kulit pecah-pecah akibat dehidrasi; ada banyak koreng dan juga luka lepuhan akibat keseringan terkena sinar matahari karena lapisan ozon dan atmosfir bumi semakin habis. Morphology manusia mengalami perubahan, yang menghasilkan anak anak dengan berbagai masalah defisiensi, mutasi dan malformasi.
Tidak lagi dikenal perubahan musim dan perubahan iklim terjadi secara global di abad 20 akibat efek rumah kaca serta polusi. Kami permah diingatkan untuk menjaga kelestarian alam tetapi tidak ada yang peduli. Akibatnya, ditempatku tidak ada lagi pepohonan karena jarang turun hujan. Kalaupun hujan, itu adalah hujan asam. Sedikitnya jumlah pepohonan membuat dan tumbuhan hijau membuat ketersediaan oksigen berkurang yang membuat turunnya intelegensi generasi sekarang. Pemerintah bahkan membuat pajak atas udara yang wajib dihirup 137 m³ per orang setiap harinya (31.102 galon). Bagi siapa saja yang tidak bisa membayar akan dikeluarkan dari kawasan ventilasi dimana dilengkapi dengan peralatan paru-paru mekanik raksasa menyerupai oksigen. Udara yang tersedia didalam kawasan ventelasi memang tidak berkualitas baik, tetapi setidaknya menyediakan oksigen untuk bernafas. Karena itu, umur manusia rata rata hanya mencapai 35 tahun.
Keadaan ketika aku muda dulu bagaimana indahnya hutan dan alam sekitar yang hijau. Aku bercerita bagaimana indahnya hujan, bunga dan asyiknya bermain air sambil memancing disungai, bahkan bisa minum air sebanyak yang kita mau. Aku menceritakan bagaimana sehatnya manusia pada jaman itu. Sekarang air menjadi bahan langka, berharga melebihi emas dan permata. Kami tidak mencuci baju tetapi memakai pakaian bekas yang langsung buang yang dapat menambah banyaknya sampah. Kami menggunakan septic tank untuk buang air besar karena kehabisan air. Persoalan ini serius dan sebagian besar telah menjadi hal nyata yang terjadi di sekitar kita.
Aku tidak dapat menghilangkan perasaan bersalah karena aku berasal dari generasi yang menghancurkan alam dan lingkungan dan tidak mengindahkan dengan serius pesan pesan pelestarian. Aku berasal dari generasi yang sebenarnya dapat merubah keadaan, tetapi tidak ada seorangpun yang melakukan. Sekarang anak dan keturunanku yang menerima akibatnya. Aku berharap untuk bisa kembali kemasa lalu dan meyakinkn masyarakat untuk mengerti akan yang akan terjadi jika tidak menjaga kelestarian alam. Bisa jadi pada saat itu ada kemungkinan dan punya waktu bagi kita untuk melakukan upaya menyelamatkan bumi ini.
Dulunya aku mengkonsumsi delapan gelas perhari, tetapi sekarang aku hanya bisa mengumpulkan ½ gelas perhari untuk membuang dahaga. Penyakitpun bermunculan. Baik infeksi saluran pencernaan, radang kulit dan gangguan saluran kencing menjadi penyebab kematian nomor satu. Manusia di jaman kami sekarang kelihatan menyedihkan; tubuh sangat lemah, kulit pecah-pecah akibat dehidrasi; ada banyak koreng dan juga luka lepuhan akibat keseringan terkena sinar matahari karena lapisan ozon dan atmosfir bumi semakin habis. Morphology manusia mengalami perubahan, yang menghasilkan anak anak dengan berbagai masalah defisiensi, mutasi dan malformasi.
Tidak lagi dikenal perubahan musim dan perubahan iklim terjadi secara global di abad 20 akibat efek rumah kaca serta polusi. Kami permah diingatkan untuk menjaga kelestarian alam tetapi tidak ada yang peduli. Akibatnya, ditempatku tidak ada lagi pepohonan karena jarang turun hujan. Kalaupun hujan, itu adalah hujan asam. Sedikitnya jumlah pepohonan membuat dan tumbuhan hijau membuat ketersediaan oksigen berkurang yang membuat turunnya intelegensi generasi sekarang. Pemerintah bahkan membuat pajak atas udara yang wajib dihirup 137 m³ per orang setiap harinya (31.102 galon). Bagi siapa saja yang tidak bisa membayar akan dikeluarkan dari kawasan ventilasi dimana dilengkapi dengan peralatan paru-paru mekanik raksasa menyerupai oksigen. Udara yang tersedia didalam kawasan ventelasi memang tidak berkualitas baik, tetapi setidaknya menyediakan oksigen untuk bernafas. Karena itu, umur manusia rata rata hanya mencapai 35 tahun.
Keadaan ketika aku muda dulu bagaimana indahnya hutan dan alam sekitar yang hijau. Aku bercerita bagaimana indahnya hujan, bunga dan asyiknya bermain air sambil memancing disungai, bahkan bisa minum air sebanyak yang kita mau. Aku menceritakan bagaimana sehatnya manusia pada jaman itu. Sekarang air menjadi bahan langka, berharga melebihi emas dan permata. Kami tidak mencuci baju tetapi memakai pakaian bekas yang langsung buang yang dapat menambah banyaknya sampah. Kami menggunakan septic tank untuk buang air besar karena kehabisan air. Persoalan ini serius dan sebagian besar telah menjadi hal nyata yang terjadi di sekitar kita.
Aku tidak dapat menghilangkan perasaan bersalah karena aku berasal dari generasi yang menghancurkan alam dan lingkungan dan tidak mengindahkan dengan serius pesan pesan pelestarian. Aku berasal dari generasi yang sebenarnya dapat merubah keadaan, tetapi tidak ada seorangpun yang melakukan. Sekarang anak dan keturunanku yang menerima akibatnya. Aku berharap untuk bisa kembali kemasa lalu dan meyakinkn masyarakat untuk mengerti akan yang akan terjadi jika tidak menjaga kelestarian alam. Bisa jadi pada saat itu ada kemungkinan dan punya waktu bagi kita untuk melakukan upaya menyelamatkan bumi ini.
0 tanggapan:
Posting Komentar