Berkendara menelusuri jalanan berdebu
Terik matahari menyengat kulit tengah hari
Peluh menetes basahi lengan baju dan dahi
Bekal ijazah dan riwayat hidup dalam map tanpa tali
Pengalaman kerja belasan kali
Dari buruh kasar sampai pemakai dasi
Semua jasa dan niat kerja terhenti
Hanya karena mempertahankan ideologi
Berkali-kali ikut interview sana-sini
Menunggu hasil wawancara lama sekali
Berbulan-bulan tanpa jawaban pasti
Padahal di surat lamaran kutinggal nomor telepon untuk di hubungi
Status ku berubah yang dulunya pegawai berdasi
Kini mengganggur tanpa kerja pasti
Seringkali mataku turun naik melihat iklan lowongan koran
Kebanyakan pekerjaan menjanjikan, tapi setelah di coba lumayan menyakitkan
Gelar sarjana hanya jadi lelucon ringan para kerabat dekat
Tanpa ijazah pun kini bisa jadi pejabat
Bahkan ijazah paket di sulap jadi konglomerat penindas rakyat
Kata abangku "Lihatlah jaman bapak dulu, gara-gara idealisme, turun pangkatnya"
Kata bapakku "Pertahankan idealisme, tumbuhkan harga diri, perangi penjajah bangsa"
Kata ibuku "Apa saja boleh dikerjakan, jangan lupa mengucap syukur pada Allah Bapa"
Kataku sendiri"Banyak teori idealisme yang kudapat dari sahabat, kerabat bahkan keluarga dekat, kebanyakan dari mereka hanya berkomentar saja!"
02 September 2010
SENANDUNG PENCARI KERJA
Kawasan:
tetes tinta
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 tanggapan:
Posting Komentar