PUBLISHED BY

alamuda

DESIGNED BY

jangan paksa aku berjalan jika aku ingin terbang

13 September 2010

GO YOUNG (KADERISASI PENGURUS INTI OMK)

Orang Muda! Selalu terdepan, luar biasa, Yes!
Tim kaderisasi terbentuk dengan tekad setara, satu dan bergerak!
Kegiatan ini terlaksana di rumah retret Marrie Joseph Jalan Gusti Hamzah Pontianak Barat, tanggal 9-12 september 2010. Di ikuti 13 Paroki, enam Paroki dari kota Pontianak yakni Paroki Stella Maris, Katedral, Agustinus, Maria Ratu Pencinta Damai, Jeruju, dan Ambawang. Enam dari Peroki luar kota yakni Kristus Raja Sambas, Sanggau Ledo, Bengkayang, Ngabang, Nyarumkop, dan Pemangkat. Hanya pengurus inti OMK paroki sajaj yang dikaderkan.

Kegiatan ini di bentuk berdasarkan permasalahan dan dilema besar tentang kurangnya komunikasi yang terjalin antar pastor Paroki dan Orang Muda Katholik di tiap paroki yang mereka naungi. Penyebab tersebut makin naik ke permukaan saat tingkat kepercayaan yang di bangun semakin menipis antar keduanya. Mulai dari kesulitan pencairan dana kegiatan karena faktor otonomi paroki, ada juga langka nya merekrut Orang Muda Katholik di tiap paroki yang terlibat di kegiatan rohani gereja, Komunikasi dengan Dewan Paroki dan ada pula yang malah memilih vakum karena terpaksa di pilih menjadi pengurus inti di OMK Paroki.

Narasumber yang di undang yakni Pastor Bagara,CAP. Pastor Victor,CAP. Bapak Patrice, Bapak Aci Mulyadi, dan Bapak Sugino. Materi yang dibawakan semua nya berbentuk pengkaderan seperti Psikologi dan Kepemimpinan, Kemasyarakatan dan Organisasi, Adorasi, OMK dan Katholiksitas, Intelektual dan Profesionalitas, Out Bound dan game inside.

Tim kaderisasi dipersiapkan untuk menjadi penghantar solusi dari permasalahan yang ditemukan para peserta di parokinya masing-masing. Biar tidak bosan, setiap solusi yang diberikan kepada peserta, di kemas dalam bentuk permainan, tugas siang dan renungan.

Selanjutnya...

04 September 2010

JENGGOT BANGSA KEBAKARAN

Perang!
Hanya itu yang kita baca dan dengar di media hampir tiap hari bulan ini. Tidak hanya tayangan koran dan televisi, radio dan majalah juga seperti penyemangat perang di negara kita. Bayangkan, jika pidato presiden kemarin malam mengajak seluruh bangsa Indonesia dan ormas untuk angkat senjata untuk ganyang bangsa tetangga, apa untungnya bagi bangsa ini? Untungnya presiden masih banyak pertimbangan, ketimbang ormas yang membuat geram kita jika di simak baik-baik.

Menurutku, bangsa yang berdaulat bukan bangsa yang memperjuangkan haknya dengan teriakan, pamer kekerasan, dan mencari lebih banyak musuh lagi di dunia. Hitung, sudah berapa banyak bendera negara yang di bakar oleh ormas? dari bendera Australia, bendera Malaysia, bendera Israel, sampai bendera Amerika? Apa bangsa ini ingin pamer kebolehan? atau memang bangsa yang lebih senang menjadi profokator ketimbang menyelesaikan masalah?


Selanjutnya...

02 September 2010

SENANDUNG PENCARI KERJA

Berkendara menelusuri jalanan berdebu
Terik matahari menyengat kulit tengah hari
Peluh menetes basahi lengan baju dan dahi
Bekal ijazah dan riwayat hidup dalam map tanpa tali

Pengalaman kerja belasan kali
Dari buruh kasar sampai pemakai dasi
Semua jasa dan niat kerja terhenti
Hanya karena mempertahankan ideologi


Berkali-kali ikut interview sana-sini
Menunggu hasil wawancara lama sekali
Berbulan-bulan tanpa jawaban pasti
Padahal di surat lamaran kutinggal nomor telepon untuk di hubungi

Status ku berubah yang dulunya pegawai berdasi
Kini mengganggur tanpa kerja pasti

Seringkali mataku turun naik melihat iklan lowongan koran
Kebanyakan pekerjaan menjanjikan, tapi setelah di coba lumayan menyakitkan
Gelar sarjana hanya jadi lelucon ringan para kerabat dekat
Tanpa ijazah pun kini bisa jadi pejabat
Bahkan ijazah paket di sulap jadi konglomerat penindas rakyat

Kata abangku "Lihatlah jaman bapak dulu, gara-gara idealisme, turun pangkatnya"
Kata bapakku "Pertahankan idealisme, tumbuhkan harga diri, perangi penjajah bangsa"
Kata ibuku "Apa saja boleh dikerjakan, jangan lupa mengucap syukur pada Allah Bapa"
Kataku sendiri"Banyak teori idealisme yang kudapat dari sahabat, kerabat bahkan keluarga dekat, kebanyakan dari mereka hanya berkomentar saja!"

Selanjutnya...