Kegiatan kali ini diselenggarakan di kawasan sejuk yang terdapat diwilayah perbukitan Arastamar, tepatnya di kota Ngabang, Kabupaten Landak. Dalam kegiatan yang selenggarakan selama tiga hari ini, banyak pelajaran yang layak di bagi dan diterapkan, tidak hanya bagi para peserta dan bagi para panitia pelaksana yang terlibat dalam kegiatan kali ini tetapi juga untuk semua pembaca blog ini. Lembaga YPPN bekerjasama dengan Lembaga CUSO Canada menyelenggarakan fasilitasi orang muda yang bersifat pengkaderan. Kegiatan kali ini mengusung tema "EMPOWERING YOUTH: HIV/AIDS, HEALTH AND NUTRITITION WORKSHOP" . Untuk itu, Lembaga YPPN bekerjasama langsung dengan Dinas Kesehatan, Pemerintah Kabupaten Landak serta CUSO Canada.
Kegiatan ini awalnya hanya bersifat memberi keterangan kepada seluruh peserta, akan eksistensi orang muda dalam pergaulan dan cara hidup serta kebiasaan mereka dalam berprilaku positif. Para peserta yang dilibatkan kali ini merupakan Siswa-siswi tingkat SMA yang berdomisili di wilayah Kabupaten Landak. Sesi-sesi yang disajikan menggugah minat peserta untuk peduli akan keberadaan orang muda disekitarnya. Mereka di ajak untuk bagaimana menjadi orang yang luar biasa setelah mengerti akan hal-hal yang menurut mereka masih tabu untuk di ungkap, dan nyatanya itu menjadi realita yang harus mereka simak.
Kegiatan tersebut menghadirkan empat Narasumber yaitu Mbak Wiwi dari Dinas Kesehatan, Sheri dari Cooperant CUSO Canada yang juga merupakan Ahli Gizi, Abang Nurdin dan Dwi dari Central Remaja Khatulistiwa. Pertama-tama, Mbak Wiwi dan Sheri membaur di antara para peserta dan mereka di ajak untuk mengenal lebih dalam lagi tentang Nutrisi dan Gizi. Mereka terlihat begitu antusias dalam bertanya berbagai hal yang menyangkut gizi buruk, kalori tubuh sampai dengan bagaimana diet yang sehat.
Setelah beberapa jam beristirahat, peserta di fiasilitasi tentang penanggulangan serta penyebaran HIV/AIDS melalui Seks Bebas, Jarum Suntik serta Napza oleh Abang Nurdin dan Dwi. Para peserta juga di ajak untuk ber ice breaker ria (maksudnya: bermain tetap dalam konteks fasilitasi), caranya dengan bermain HIV positif dan HIV negatif. Para peserta membuat lingkaran besar,berpegangan satu dengan yang lain. Kemudian satu persatu dari peserta di beri arahan sampai semuanya mendapat inti sari dari permainan tersebut.
Kemudian para peserta di ajak untuk nonton film tentang pergaulan bebas yang sekarang sedang menjadi realita kehidupan remaja masa kini. Film singkat dengan durasi 20 menit itu menggambarkan begitu banyak kerusakan ahlak remaja karena kurangnya pengetahuan tentang bahaya Pergaulan Bebas. Setelah film tersebut berakhir, para peserta di ajak kembali untuk mendiskusikan film tersebut dan di minta untuk berkomentar apa saja yang mereka temukan didalamnya. Setelah itu, Dwi mengajak para peserta untuk ice breaker lagi demi memecahkan ketegangan di tempat pelatihan itu. Para peserta yang berasal dari berbagai sekolah itu membaur dengan sendirinya. Tidak ada sekat yang membatasi mereka saat itu. Para panitia juga terlihat membaur di antara para peserta.
Canda tawa yang di ciptakan para peserta membuat suasana pelatihan kali ini semakin memberikan warna cerah bagi para remaja. mereka satu dalam keberagaman, walaupun berbeda dalam banyak hal. Kesempatan seperti ini tidak akan bisa dibeli,kata salah satu peserta di kegiatan itu. Seakan sedih tidak mau datang lagi. Bersama mereka habiskan waktu, dari mulai mandi bersama, belajar bersama, makan bersama sampai dengan bermain bersama. sepertinya mereka sayang untuk mengakhirinya. Kebersamaan dalam keberagaman yang mereka cipatakan sepertinya dapat melawan keterbatasan. Tidak membedakan suku,ras,agama, mereka adalah sosok remaja cerdas yang diharapkan dapat membagi pengalaman berharga mereka kepada orang-orang sekitar mereka. Tapi,kebersamaan itu tidak berlangsung lama sebab mereka harus pulang ke daerah asal mereka masing-masing. senang bisa mengenal mereka.
setelah pelatihan tersebut, para peserta diwajibkan untuk mengisi kertas evaluasi sebagai pesan dan kesan para peserta selama mengikuti kegiatan EMPOWERING YOUTH ini. Tidak sedikit dari mereka yang mengungkapkan kesenangan mereka dengan kegiatan ini. Menurut mereka tidak hanya memberi pembelajaran terhadap kondisi orang muda saat ini, tetapi juga mereka dapat membagi informasi dengan orang-orang terdekat mereka. Maka dari itu, mulailah peduli dari sekarang karena kesempatan tidak akan datang dua kali.
Kegiatan ini awalnya hanya bersifat memberi keterangan kepada seluruh peserta, akan eksistensi orang muda dalam pergaulan dan cara hidup serta kebiasaan mereka dalam berprilaku positif. Para peserta yang dilibatkan kali ini merupakan Siswa-siswi tingkat SMA yang berdomisili di wilayah Kabupaten Landak. Sesi-sesi yang disajikan menggugah minat peserta untuk peduli akan keberadaan orang muda disekitarnya. Mereka di ajak untuk bagaimana menjadi orang yang luar biasa setelah mengerti akan hal-hal yang menurut mereka masih tabu untuk di ungkap, dan nyatanya itu menjadi realita yang harus mereka simak.
Kegiatan tersebut menghadirkan empat Narasumber yaitu Mbak Wiwi dari Dinas Kesehatan, Sheri dari Cooperant CUSO Canada yang juga merupakan Ahli Gizi, Abang Nurdin dan Dwi dari Central Remaja Khatulistiwa. Pertama-tama, Mbak Wiwi dan Sheri membaur di antara para peserta dan mereka di ajak untuk mengenal lebih dalam lagi tentang Nutrisi dan Gizi. Mereka terlihat begitu antusias dalam bertanya berbagai hal yang menyangkut gizi buruk, kalori tubuh sampai dengan bagaimana diet yang sehat.
Setelah beberapa jam beristirahat, peserta di fiasilitasi tentang penanggulangan serta penyebaran HIV/AIDS melalui Seks Bebas, Jarum Suntik serta Napza oleh Abang Nurdin dan Dwi. Para peserta juga di ajak untuk ber ice breaker ria (maksudnya: bermain tetap dalam konteks fasilitasi), caranya dengan bermain HIV positif dan HIV negatif. Para peserta membuat lingkaran besar,berpegangan satu dengan yang lain. Kemudian satu persatu dari peserta di beri arahan sampai semuanya mendapat inti sari dari permainan tersebut.
Kemudian para peserta di ajak untuk nonton film tentang pergaulan bebas yang sekarang sedang menjadi realita kehidupan remaja masa kini. Film singkat dengan durasi 20 menit itu menggambarkan begitu banyak kerusakan ahlak remaja karena kurangnya pengetahuan tentang bahaya Pergaulan Bebas. Setelah film tersebut berakhir, para peserta di ajak kembali untuk mendiskusikan film tersebut dan di minta untuk berkomentar apa saja yang mereka temukan didalamnya. Setelah itu, Dwi mengajak para peserta untuk ice breaker lagi demi memecahkan ketegangan di tempat pelatihan itu. Para peserta yang berasal dari berbagai sekolah itu membaur dengan sendirinya. Tidak ada sekat yang membatasi mereka saat itu. Para panitia juga terlihat membaur di antara para peserta.
Canda tawa yang di ciptakan para peserta membuat suasana pelatihan kali ini semakin memberikan warna cerah bagi para remaja. mereka satu dalam keberagaman, walaupun berbeda dalam banyak hal. Kesempatan seperti ini tidak akan bisa dibeli,kata salah satu peserta di kegiatan itu. Seakan sedih tidak mau datang lagi. Bersama mereka habiskan waktu, dari mulai mandi bersama, belajar bersama, makan bersama sampai dengan bermain bersama. sepertinya mereka sayang untuk mengakhirinya. Kebersamaan dalam keberagaman yang mereka cipatakan sepertinya dapat melawan keterbatasan. Tidak membedakan suku,ras,agama, mereka adalah sosok remaja cerdas yang diharapkan dapat membagi pengalaman berharga mereka kepada orang-orang sekitar mereka. Tapi,kebersamaan itu tidak berlangsung lama sebab mereka harus pulang ke daerah asal mereka masing-masing. senang bisa mengenal mereka.
setelah pelatihan tersebut, para peserta diwajibkan untuk mengisi kertas evaluasi sebagai pesan dan kesan para peserta selama mengikuti kegiatan EMPOWERING YOUTH ini. Tidak sedikit dari mereka yang mengungkapkan kesenangan mereka dengan kegiatan ini. Menurut mereka tidak hanya memberi pembelajaran terhadap kondisi orang muda saat ini, tetapi juga mereka dapat membagi informasi dengan orang-orang terdekat mereka. Maka dari itu, mulailah peduli dari sekarang karena kesempatan tidak akan datang dua kali.
0 tanggapan:
Posting Komentar