Lucu ya,
uang Rp 20.000,-an kelihatan begitu besar
bila dibawa ke keranjang kolekte,
tapi begitu kecil bila kita bawa ke supermarket
Lucu ya,
60 menit terasa terlalu lama untuk berdevosi,
tapi betapa pendeknya waktu itu
untuk bermain internet
Lucu ya,
betapa lamanya 2 jam berada di Gereja,
tapi betapa cepatnya 2 jam berlalu
saat menikmati pemutaran film di bioskop
Lucu ya,
susah merangkai kata untuk dipanjatkan saat berdoa atau teduh,
tapi betapa mudahnya
cari bahan obrolan bila bertemu teman
Lucu ya,
betapa serunya perpanjangan waktu dipertandingan bola favorit kita,
tapi betapa bosannya bila imam/romo kelamaan khotbahnya.
Lucu ya,
susah banget baca Al-Kitab 1 ayat aja,
tapi novel best seller 100 halamanpun habis dilahab
Lucu ya,
orang-orang pada berebut paling depan untuk nonton bola atau konser
tapi berebut cari shaf paling
belakang bila Minggu di Gereja agar bisa cepat keluar
Lucu ya,
kita perlu undangan Doa Kring 3-4
minggu sebelumnya agar bisa disiapkan di agenda kita,
tapi untuk acara lain jadwal kita gampang diubah seketika
Lucu ya,
susahnya orang mengajak partisipasi untuk Kebangkitan Orang Muda,
tapi mudahnya orang
berpartisipasi menyebar gosip
Lucu ya,
kita begitu percaya pada yang dikatakan koran,
tapi kita sering mempertanyakan
apa yang dikatakan Al-Kitab
Lucu ya,
semua orang inginnya masuk surga
tanpa harus beriman, berpikir,
berbicara ataupun melakukan apa-apa
Lucu ya,
kita bisa ngirim ribuan jokes lewat email/sms,
tapi bila ngirim yang berkaitan
dengan Tulisan Rohani sering mesti berpikir dua kali
23 November 2011
RENUNGAN
JANGAN PANGGIL DIA TUHAN, ANGGAP DIA BAPA
Apa bedanya Tuhan di Indonesia? Pancasila mengenalkan kita bahwa Tuhan itu Esa. Walau agama di Indonesia sekarang lebih dari Lima (tidak termasuk sekte dan ajaran lain) tapi Tuhan tetap satu.
Cerita seorang anak yang sudah diberi limpahan rejeki tapi lupa bersyukur atas anugerah yang diberikan Tuhan. Jadwal yang padat menyebabkan dia lupa berdoa dan menyadari kekurangan. Akhirnya anak tersebut dibawa pada dunia sosial yang menengah ke bawah, melihat orang lumpuh yang rela pergi kegereja walaupun hujan deras sedangkan anak tersebut memilih bangun siang ketika hari minggu pagi tiba. Anak tersebut juga bertemu dengan seorang ibu yang sebelum makan tanda salib ketika makan di warung nasi. Kasus kecil tersebut membuatnya merasa ditinggalkan Tuhan, padahal ulahnya sendiri yang meninggalkan Tuhannya.
Anak tersebut lalu ingat sudah terlalu lama meninggalkan doa dan gereja. Dia memulai kalimat dengan terbata-bata, lalu menangis. Ala bisa karena biasa, pikirnya. Anak tersebut merasa dirinya tidak layak dimata Tuhan. Depresi akan kehidupannya sekarang, minder dengan kesuksesan yang didapatnya, bahkan takut jika kesuksesannya menurun hanya karena lupa Tuhan.
Anak tersebut hampir gila, tertekan sekali. Otaknya mulai mencari kelemahan orang sekitar untuk disalahkan, meluapkan rasa kesal pada ketergantungan minuman keras dan obat terlarang, tapi ternyata pelarian tersebut salah.
Kemudian dengan rendah hati, dia mencari tempat untuk menempatkan Tuhan bersama dia. Menyempatkan diri bergaul dengan orang-orang yang telah dijauhinya, bahkan dilupakannya. Dia mulai belajar kembali mengucapkan kata TErIMA KASIH dan SYUKUR walau mendapatkan hal kecil.