22 Juli 2008
LDK (KERJASAMA WVI - YPPN)
21 Juli 2008
HARGAI HIDUPMU, JAUHI KEKERASAN

Yang sangat disayangkan, anak-anak jaman sekarang tidak pernah dikenalkan dengan lagu-lagu seusia mereka oleh orang tua dan orang-orang disekitar mereka (ibarat kata, tak kenal maka tak sayang). akibatnya mereka jadi awam akan keberadaan mereka sebagai anak-anak. Bahkan mereka juga tidak mempunyai pegangan dalam dunia musik. Tengoklah lagu anak-anak jaman dulu. Sangat beranekaragam! Mulai dari lagu Nyamuk-nyamuk Nakal, Abang Tukang Bakso, Ayo Menabung, Anak Gembala dan masih banyak lagi yang mencerminkan lirik anak-anak. Belum lagi di kurikulum musik diajarkan lagu macam potong bebek angsa, pohon cemara, naik puncak gunung dan lain-lain.
Apakah karena anak-anak sekarang sudah tidak punya pilihan lagi dalam berkarya seni?
waktu saia kecil dulu, saia kenal yang namanya joshua,bondan prakoso,trio kwek2,dsb sebagai penyanyi anak2. hampir pasti setiap anak dijaman itu bisa menyanyikan lagu2 mereka n hampir juga gak tau (atau gak mau tau) lagu2 remaja masa itu . Lah, sekarang...anak TK sangat jago nyanyi lagu peterpan, anak SD hafal lagu-lagunyanya mulan jameela, tak terkecuali goyangannya trio macan. Tapi saia tidak pernah lagi denger anak-anak kecil nyanyi lagu anak walaupun hanya "Burung Kakak Tua"...?
Sulit memang menerapkan kepada mereka yang sudah terlanjur terkontaminasi hal-hal semacam itu, tapi paling tidak selama kita masih mengharapkan pertumbuhan yang layak bagi anak-anak di sekitar kita, maka haruslah kita biasakan mereka mendengar dan menyaksikan hal-hal apa saja yang masih dekat dengan dunia anak agar mereka tidak salah menempatkan dunia mereka dan menerapkan pendidikan anti kekerasan pada anak-anak usia mereka. Paling tidak, mereka tidak matang sebelum waktunya bertunas (halah, opo iku...)
Ini saran saia sekaligus memperingati hari anak nasional yang di gelar tanggal 23 Juli 2008 dan demi terselenggaranya ajakan dalam tulisan judul di blog ini yaitu "HARGAI HIDUPMU, JAUHI KEKERASAN"
Selanjutnya...14 Juli 2008
MEMBANGUN MIMPI
Saya pernah mimpi, pengen punya negara sendiri, yang di perlukan cuma:
1. menteri keamanan negara, biar kendaraan yang biperbolehkan cuma BUS dan SEPEDA, antisipasi macet
2. menteri ekonomi, supaya gak ada pembajakan hak cipta dan kasus pemalsuan uang lagi, trus beli produk dinegara sendiri, trus pengangguran di fasilitasi biar lapangan kerja tercipta dan gak ada kriminalitas di sana sini
3. menteri lingkungan sekaligus tata kota, supaya negara bebas sampah dan polusi dan gak ada lagi daerah kumuh
4. menteri kesehatan, supaya gak ada lagi kasus busung lapar ato gizi buruk
5. menteri pendidikan, supaya dapat pendidikan gratis dari Sekolah Dasar s/d Perguruan Tinggi, tidak satupun warga negaranya yang buta huruf
(menteri yang lain gak diperlukan soalnya bisanya cuma korupsi doang)... trus kalo pengen jadi warga negara tetap, harus mematuhi tata tertib semua menteri di atas....
moga aja tercapai, AMIN...
13 Juli 2008
EMOSI VIA WEEKEND
Sesampainya di penginapan, acara kami gelar seperti layaknya liburan, sedikit permainan dipantai menjelang sunset dan masak bersama sebelum "sharing" dimulai. Setelah makan malam barulah kami berkumpul di sebuah dangau yang menghadap pantai untuk mengadakan sharing bersama. Pertama-tama, dialog tersebut berjalan seperti biasanya tetapi dialog mulai memanas karena moderator mulai "ngomong ngawur" dan "diulang-ulang". Kejanggalan ini rupanya di sebabkan oleh minuman keras yang di konsumsinya sebelum mengadakan dialog. Dialog terpaksa kami hentikan jam 11 karena sudah larut. Akhirnya satu persatu dari kami menuju penginapan yang tidak jauh dari tempat pertemuan.
Kami mulai bersiap-siap untuk tidur. Tiba-tiba, sang moderator masuk ke penginapan dan menyuruh seperempat dari kami untuk keluar, alasannya karena dia berprasangka sebagian dari kami menjelek-jelekkan dirinya hanya karena dia "pengkonsumsi minuman keras" diantara kami yang ada disitu. Kamipun mejelaskan dengan terbuka apa yang kami bicarakan sebelum tidur, tetapi dia tidak percaya. Keadaan itu mulai memanas saat itu. Saya, salah satu orang yang terlibat adu mulut dengannya, menyembunyikan kegeraman saya. Tapi tidak tahu mengapa, kegeraman saya memuncak dikala dia berceloteh segar tentang semua kegagalan dirinya yang disebabkan oleh organisasi kami. Tiba-tiba pula tangan saya sekuat tenaga meninju dinding penginapan, semua kaget. Saya kesal sekali waktu itu dan tidak bisa ditahan lagi. Saya pikir lebih baik kehilangan satu organ tubuh saya daripada kehilangan satu orang teman.
salah satu pengalaman ini membuat saya ingin sekali belajar bagaimana mengendalikan emosi karena saya adalah seseorang yang tidak bisa menguasai diri. Kita perlu tahu bahwa: "Sabar = Kunci Pengendalian Emosi". Kendalikan emosi dengan mengubah persepsi (cara pandang) & prosedur (pendekatan dan tindakan). Memilah kepuasan dan mengatur suasana hati. Belajarlah mengakui, menghargai perasaan pada diri dan orang lain serta menanggapinya dengan tepat, menerapkan secara efektif energi emosi dalam kehidupan sehari-hari. menjaga keseimbangan pikiran /perasaan kita.. ini dapat tercapai jika kita sadar bahwa kepuasan ada dalam diri kita sendiri bukan tergantung pada unsur2 diluar diri kita.
Pikiran adl alat yg menguasai dan mengendalikan panca indra. Panca indra kita mengumpulkan info dr sekeliling mengenai hal yg kita suka dan kita tidak suka. Pikiran suka ato tdk suka ini akan mengacaukan keseimbangan pikiran kita lalu mulai menghilangkan kedamaian hati kita n memunculkan emosi kita ....jadi untuk menguasai emosi/mengontrolnya ajaklah pikiran kita kearah pikiran yng benar, lalu diteruskan ke perbuatan yang benar, itu akan mencegah masuknya segala pikiran yang tdk berguna. Mengurangi berbagai keinginan dan mengendalikan diri dalam pikiran dan perbuatan akan membuat kita mampu mengontrol emosi kita...... hendaknya dalam diri kita agar selalu ditanamkan rasa kebajikan, kedamaian, kebenaran,kasih dan tanpa kekerasan
kadang-kadang jawaban diatas benar semua.. mau yang garing nihhh.."Beli Remote Control "tekan off kalo anda lagi emosi hehehe, ayooo yang baca dilarang emosi lho...
04 Juli 2008
SAMPAH VS WARGA INDONESIA

Mengembalikan kualitas alam seperti kualitas alam (lingkungan hidup) seperti pada beberapa puluh tahun yang silam, alam yang hijau dan bersih terhampar ibarat permadani atau ibarat susunan permata zamrud seperti yang didendangkan oleh lagu-lagu lama. Kebiasaan melemparkan sampah nampaknya sudah menjadi budaya bangsa kita. Atau kalau tidak sudi dengan pernyataan ini, maka kita bisa membuat pernyataan bahwa membuang sampah adalah bagian dari gaya hidup kita sendiri. Kepedulian kita atas topik sampah baru sebatas kepedulian akan masalah kebersihan di lingkungan rumah semata-mata. Memang banyak orang dan kita sendiri yang sudah peduli untuk membersihkan dan merapikan rumah dua kali sehari dan merapikan lingkungan rumah sekali dalam seminggu. Namun sampahnya bagaimana ?
Banyak orang yang suka punya kebiasaan buruk mereka membuat dan menjaga lingkungan rumah sendiri menjadi bersih namun bersikap masa bodoh terhadap kebersihan lingkungan orang. Secara masa bodoh mereka menumpuk sampahnya ke lahan orang lain. Dan bila ada papan peringatan dengan tulisan ”DILARANG MEMBUANG SAMPAH DISINI” maka mereka dengan senang hati menumpuk sampah ke tempat yang dimana mereka suka tanpa memikirkan efek selanjutnya terhadap alam dan terhadap orang lain. Kebiasaan membuang sampah sembarangan, seperti pernyataan di atas tadi, bahwa membuang sampah sembarangan sudah menjadi bagian dari gaya hidup orang desa dan orang kota. Untuk kondisi rumah tangga di desa, masalah membuang sampah dan penumpukan sampah tidak begitu masalah karena di sana mungkin masih ada lahan untuk menguburkan sampah. Namun untuk kebersihan lingkungan hidup seperti di tempat keramaian dan di sepanjang jalan. Sampah seolah-olah sudah menjadi dekorasi sepanjang pinggir jalan raya mengalahkan indahnya dekorasi alam dengan tanaman dan tumbuhan bunga yang warna warni.
Bagaimana dengan lingkungan perkotaan ? Adalah sesuatu yang memalukan untuk dideskripsikan. Kita akan sulit membedakan antara mana pasar dan mana kandang ternak (ups,maap...) kita sering susah payah kalau berjalan untuk mencari tempat yang akan kita injak. Karena lumpur bercampur kompos, sampah yang membusuk, sudah menjadi aspal di areal pasar. Begitu pula dengan para penghuni wilayah perkotaan, mereka itu, sekali lagi, adalah bisa jadi kita semua sebagai orang-orang yang sudah menjadikan membuang sampah sebagai gaya hidup. Di sana cukup banyak orang yang yang sudi mengotori dan mencemari lingkungan hidup perkotaan. Tidak percaya ? Coba lihat air yang mengalir dalam got dan sungai (di dalam kota), betapa kualitas airnya sudah memberi isyarat bahwa tidak ada lagi kehidupan biota air di dalamnya. Kemudian bagaimana dengan kualitas udara dan pohon-pohonan ?
Sering pelajaran yang diperoleh di sekolah kenyataannya berbeda dari fakta yang diperlihatkan oleh para figur model lewat prilaku dan gaya hidup mereka. Tapi dalam kenyatan orang yang menjadi panutan hidup ini model bagi kehidupan kita melanggar aturan ini. Di sekolah ibu guru dan bapak guru mengajarkan agar kita harus membuang sampah pada tempatnya. Begitu pula dari buku bacaan yang kita baca di rumah agar kita mesti menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan. Namun fakta, ayah, ibu dan orang di sekeliling kita melempar sampah ke tengah jalan dengan seenaknya.
Alangkah bingungnya anak anak yang dididik dan diajar agar bisa mencintai kebersihan dan menjaga lingkungan hidup ini. Namun dalam realita, mereka melihat bahwa begitu banyak orang dewasa, guru, orangtua dan tetangga mereka dan apalagi orang orang yang mereka anggap terdidik tidak berbuat seperti yang mereka baca dan mereka pelajari. Akhirnya mereka juga berbuat seperti hal demikian. Akhirnya adalah lazim bila lingkungan ini menjadi kotor dan tidak rapi karena tangan orang-orang mulai dari usia muda sampai berusia tua, dari orang biasa sampai orang yang menganggap dirinya terdidik dan elit dan dari orang orang desa sampai kepada orang orang kota. Melihat kebersihan di daerah daerah lain di Indonesia dan juga negara tetangga, mereka bisa menjadi negara yang bersih dan asri, ini karena di sana sudah ada sistem dan sistem kebersihan itu sudah berjalan dan mereka sangat menghargai peraturan yang berlaku dinegara mereka.
Pengennya sih di negara Indonesia juga warganya taat aturan, tapi sulit memang soalnya warga Indonesianya banyak "PENJAHAT YANG BERTITEL PEJABAT"... susah di atur. Di Indonesia juga merupakan negara yang sulit di menegakkan aturan sebab rata-rata warga negara Indonesia berpropesi sebagai "KOMENTATOR SERTA PENONTON" daripada sebagai pekerja yang mengutamakan kualitas. Terlalu banyak teori yang diuraikan sehingga lupa pada praktek. wajar jika warga negara Indonesia melahirkan bangsa-bangsa yang jadi "BUDAK DI NEGARA SENDIRI".
Maka dari itulah, kita mulai dari hal kecil yang bisa kita lakukan sendiri. Terapkan dalam diri bahwa buang sampah sembarangan akan mengakibatkan pemandangan tidak sedap buat lingkungan. Ajak pula orang-orang sekitar kita untuk menjaga lingkungan tidak hanya dengan teori tetapi terjun langsung ke lingkungan,yang tentunya membebaskan lingkungan dari segala bentuk sampah. Sebab Lingkungan Indah ciri Masyarakat Sehat, betul tidak? Saia mulai aksi perang akan sampah dengan menulis artikel ini di blog, moga aja ada yang tergerak hatinya...