Menjelang ujian Nasional SMA yang dilaksanakan bulan Mei kemarin, satu persatu dari OMK kini terlihat jarang melibatkan diri dalam berbagai kegiatan yang telah masuk dalam program kerja tahunan OMK periode 2008-2010. Begitupula dengan kami, para OMK Stellamaris juga sebagian besar duduk si kelas 3 SMA, dan pastinya Kami juga merasakan imbas dari kepergian mereka. Setelah selesai dengan Ujian Akhir Nasional, mereka berencana akan melanjutkan kuliah di luar kota Pontianak. Dan yang kami sayangkan, mereka merupakan para OMK yang sangat aktif dalam setiap kegiatan yang kami selenggarakan terdahulu. Kami akan merasa sangat kehilangan, karena kebersamaan yang terjalin belum sepenuhnya kami rasakan. Tapi, demi pendidikan yang wajib mereka tempuh, mereka kami harapkan harus lulus pada Tingkat Ujian Akhir NAsional Tahun ini, karena itu juga yang akan menjaga kualitas organisasi OMK ini.
Alasan selanjutnya yaitu ada beberapa OMK yang tidak lulus Ujian Akhir Nasional. Sengaja masalah ini tidak begitu kami angkat kepermukaan sebab akan menjadi konflik besar serta konsumsi publik. Kami tidak ingin hal tersebut terjadi. Jadi seakan-akan keaktifan mereka di organisasi yang bernama OMK ini, mengagalkan perjuangan mereka untuk lulus pada Ujian Akhir NAsional kali ini. Itu alasan saia membahas masalah ini, karena tadi malam, saat OMK sedekanat pontianak menghadiri rapat persiapan HOMK ke-3 yang diadakan di kapel tanjung hulu. Kami sebagai divisi acara, kewalahan menentukan MC untuk setiap kegiatan yang kami rancang. Kemudian Eldo, Ketua OMK Paroki St. Gabriel tanjung hulu bertanya seperti ini kepada saia "MC itu kuncinya bisa bikin orang ndak bosan dan terhibur, Gimana kalo MC nya Kawex?", teman-teman yang lain setuju. Reaksi saia saat itu hanya tersenyum. Kawex merupakan OMK Stellamaris Siantan yang mungkin memenuhi kriteria tersebut, tetapi dengan mantap saia menjawab "Kawex ndak bisa, dia mau kuliah di Bandung!"... tuing! Jawaban saia itu membuat teman-teman dari paroki lain mengakui pepatah di atas tadi. Dan yang menjadi pertanyaan kami adalah, mengapa kebanyakan OMK Pontianak duduk di kelas 3 SMA? kalo mereka kebanyakan meninggalkan pontianak untuk menuntut ilmu, akankah ada regenerasi lain seperti mereka?