Tiga kilo meter serasa dekat, peluh ku menetes membasahi muka. Jam sembilan lewat lima belas menit pagi itu, tapi sudah seperti iklan susu kaleng ANLENE, berjalan kaki hampir seribu langkah. Tapi bedanya, kondisiku waktu itu mencari bengkel terdekat, motorku mogok. Di temani udara segar, ku seret motor itu dengan diam, kecapekan. Bengkel belum ada yang buka, kata penduduk setempat yang ku singgahi rumahnya tepat di tikungan jalan, ada satu bengkel yang sudah buka pagi sekali, tapi harus berjalan tiga kilo meter lagi ke arah timur. Serasa ingin menangis, aku lanjutkan perjalanan, tetap dengan posisi menyeret.
Hampir tidak mampu lagi untuk berjalan, ada satu warga yang lewat dan menyapa "kenapa dek motornya?"
01 Juli 2010
SERET, TINGGAL
Kawasan:
tetes tinta
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 tanggapan:
Posting Komentar