PUBLISHED BY

alamuda

DESIGNED BY

jangan paksa aku berjalan jika aku ingin terbang

07 Juni 2009

ANGIN BIKIN OLENG

Selesai rapat persiapan HUT Organisasi kami yang dilaksanakan 21 Juni nanti, kami lanjutkan diskusi tersebut di tempat warung si Acek dengan dua orang teman, tepatnya di belakang persekolahan Asisi Siantan.

Cuaca terasa dingin siang ini, padahal tadi pagi aku keringatan saat bangun tidur. Aku tengadah ke langit. Mendung mulai terlihat di langit di atas atap warung tempat kami makan. Pekat awan kelihatannya. Aku khawatir pulang sebab tidak ada mantel penangkal hujan. Tapi selesai makan siang, tetap saja ke dua temanku nekat untuk pulang, kata mereka kalau dingin begini enaknya tidur siang.

Angin yang tadinya sepoi-sepoi kini mulai beranjak kencang menyapu rambut kami bertiga. Daun dan sampah-sampah mulai berterbangan kemana-mana. Kami pulang dengan rumah yang berbeda arah. Ada yang tancap gas ke arah utara, ada juga yang ke arah selatan, dan aku ke barat.

Setelah kami pisah, ku pacu motor laju dengan harapan tidak tersiram hujan di tengah jalan. Angin makin kencang bertiup, motor ku oleng ke kanan, seperti berat sebelah. Beberapa kali ku injak rem agar berhati-hati dan tidak jatuh karena angin kencang tersebut. Bayanganku seperti main balap motor di Megamall, oleng kanan genjot kiri.

Kelokan jalan rumah ku sudah hampir sampai kelihatan, beberapa meter lagi sampai. Tapi nasib berkata lain. Hujan langsung mengguyur tanpa ampun. Sia-sia aku ngebut dan melawan angin. Tetap saja aku basah.

0 tanggapan: