PUBLISHED BY

alamuda

DESIGNED BY

jangan paksa aku berjalan jika aku ingin terbang

05 Mei 2009

KULINER ULAT SAGU

Nama latinnya adalah Rhynchophorus ferruginenus atau lebih dikenal sebagai ulat sagu.Ulat ini adalah larva dari kumbang merah kelapa. Sebagai sumber protein ulat sagu bisa dijadikan bahan subsitusi pakan ternak atau juga lauk bergizi yang bebas kolesterol. Ulat ini hidup di batang sagu yang membusuk. Biasanya ia akan muncul pada batang pohon yang telah selesai di ambil sagunya. Membusuknya batang pohon akan memancing kedatangan kawanan kumbang untuk bertelur di sana. Nah, ulat yang berasal dari telur yang menetas.

Kandungan protein ulat sagu sekitar 9,34%, sedangkan pakan berbahan utama ulat sagu sekitar 27,77%. Selain kandungan protein yang cukup tinggi, ulat sagu juga mengandung beberapa asam amino esensial, seperti asam aspartat (1,84%), asam glutamat (2,72%), tirosin (1,87%), lisin (1,97%), dan methionin (1,07%).

Setelah dibersihkan ulat sagu digoreng agar bagian luarnya renyah, tetapi tidak sampai pecah agar cairan di dalamnya masih utuh. Kidu goreng ini kemudian dimasak sebentar dengan bumbu kunyit, kemiri, bawang merah, bawang putih.

Rasanya? Hmm... Bagian luarnya renyah, bagian dalamnya “pecah” ketika digigit dengan rasanya seperti sumsum halus. Mungkin karena ulatnya sudah digoreng, maka saya tidak merasakan sensasi santan mentah. Bagian mata ulat bahkan menimbulkan sensasi yang istimewa ketika dimakan, renyah tenan. Kemudian mengucurkan cairan kental yang gurih dan lembut di dalam perutnya.

Sejarah Ulat Sagu
Sagu merupakan tanaman rumpun dan berkembang biak dengan membentuk anakan. Batang sagu mengandung pati (karbohidrat), dan biasanya dipanen setelah berumur 8-10 tahun. Namun jika tanaman dibudidayakan dengan baik, sagu dapat dipanen pada umur 6-7 tahun. Limbah dari hasil panen pohon sagu bermacam-macam dan umumnya belum dimanfaatkan. Salah satu limbah tersebut adalah pucuk batang sagu (1-2 m). Limbah ini dapat menjadi tempat bagi kumbang merah kelapa (Rhynchophorus ferrugineus) untuk meletakkan telur. Larva kumbang merah kelapa dikenal sebagai ulat sagu.

Kumbang merupakan hama tanaman palma seperti sagu, kelapa sawit, enau, dan nipah. Kumbang biasanya hanya tertarik untuk meletakkan telur pada tanaman yang telah mati, bagian pohon kelapa yang luka, dan pucuk atang sagu sisa penebangan. Tanaman kelapa yang terserang kumbang ini ditandai dengan daun terkulai karena pangkal daun dimakan oleh larva. Larva atau biasa di kenal dengan ulat sagu ini belum dimanfaatkan secara komersial. Padahal sudah banyak orang tahu bahwa ulat sagu prospektif sebagai sumber protein tinggi.

Ulat sagu dapat diperoleh dari alam, yaitu dari limbah panen pohon masak tebang, kurang lebih 1-2 m pada bagian atas batang hingga pucuk. Panen ulat sagu secara alami dilakukan dengan mencari limbah pucuk atau batang sagu yang telah berumur 30-40 hari setelah ditebang. Untuk mengetahui dalam gelondongan (batang) sagu terdapat ulat, dilakukan dengan cara mendengar. Bila terdengar ada suara benda bergerak berarti di dalam gelondongan tersebut terdapat ulat sagu. Ulat diambil dengan cara membelah batang dan biasanya ulat terdapat pada alur makannya. Jumlah ulat sagu yang dihasilkan setiap gelondong sagu, baik pucuk maupun batang, beragam. Variasi ini dipengaruhi oleh: 1) lamanya waktu pembusukan batang (gelondong) sagu untuk berkembangnya larva hingga dipanen, 2) volume batang atau gelondong yang mencerminkan kandungan karbohidrat sebagai sumber makanan larva, dan 3) faktor lain seperti jumlah kumbang betina yang meletakkan telur pada gelondong.

Sebagai proses runut terbentuknya larva pada batang sagu, kemudian penulis melakukan penelitian. Kumbang biasanya terbang pada siang hari dan senang hinggap di batang sagu (juga batang tebu) yang telah ditebang dan agak membusuk. Pada waktu akan bertelur, kumbang betina membuat lubang dengan sungutnya pada bagian batang yang luka atau busuk (layu). Lubang sedalam 3 mm diisi 400-500 butir telur. Periode bertelur berlangsung 1-3 bulan. Telur akan menetas dalam 2-3 hari. Larva yang baru menetas masuk ke dalam pucuk batang dan memakan jaringan yang lunak serta membuang bagian yang berserat ke luar lubang, sehingga di luar lubang akan terlihat adanya getah dengan kotoran dan bekas makanan yang berbau tajam.

Periode larva berlangsung sekitar 2 bulan. Larva dapat tumbuh hingga panjang 5 cm dan lebar bagian tengah 2 cm. Saat akan menjadi pupa, larva membuat kepompong dari serat berbentuk silindris. Fase pupa berlangsung 2-3 minggu. Daur hidup kumbang kelapa lebih kurang 3,50-7 bulan. Waktu panen ulat sagu terbaik adalah pada larva instar berumur 39-45 hari sejak gelondong sagu ditemukan berulat dan biasanya larva telah memiliki bobot masing-masing 4,10–5 g dan 5,10–6 g.

0 tanggapan: