PUBLISHED BY

alamuda

DESIGNED BY

jangan paksa aku berjalan jika aku ingin terbang

02 Desember 2008

FOTOGRAFI ADALAH BUDAYA VISUAL

fotografi adalah kerja ilmiah panjang mewujudkan mimpi mengabadikan pantulan citra di cermin. Mimpi melanggengkan apa yang pernah kita lihat atau lakukan dan menjadikannya jejak (atau bahkan saksi) sejarah yang kita bangun. Rekaman visual dalam bentuk lukisan dan karya grafis, selain terlalu mahal, dianggap tak lagi memenuhi tuntutan kecepatan dan efisiensi modernitas. Fotografi adalah bagian dari percepatan zaman yang terobsesi efisiensi mekanis.

Di lain pihak, di tengah seluruh keterdugaan fotografi, pencarian terhadap faktor-faktor tak terduga dari medium ini menjadi obsesi tersendiri di kalangan fotografer. Mereka berusaha mencari dan menampilkan unsur-unsur nonmekanis dalam karya-karya mereka, yang tidak lagi bisa diukur secara teknis. Para fotografer potret, berusaha merenggut ke luar dan menampilkan nyawa, karakter, dan keunikan individual subyek-subyek yang mereka potret. Sehingga apa yang kita lihat di dalam foto bukanlah sekadar tampilan luar tapi juga pancaran kedalamannya. Namun untuk mencapai kualitas itu, para fotografer tak bisa tidak harus menggunakan kemungkinan-kemungkinan teknis yang disediakan fotografi.

Optimisme yang didasarkan pada rasionalitas fotografi sebagai hasil dari teknologi itu ternyata harus berhadapan dengan bentuk irasionalitas lain. Pemujaan magis dan religius pada karya seni yang telah disekulerkan oleh reproduksi mekanis, ternyata berhasil membangun tradisi otentisitas baru yang tidak lagi perlu bergantung pada ketunggalan, tetapi dengan memasukkannya ke dalam sistem yang mengendalikan karakter alamiah reproduktifnya. Sebab di ruang itu aspek estetis fotografi-lah yang mengemuka, mengesampingkan potensi makna lain yang ditanamkan ketika foto itu dibuat. Museum dan galeri-lah yang mengubah fotografi menjadi obyek yang melulu diperhatikan kualitas estetisnya: menjadi obyek seni. Tahap selanjutnya adalah membangun nilai finansial obyek tersebut, mengikuti tradisi dan aturan main dari seni rupa yang lebih dulu terbentuk.

Sampai sekarang, perbincangan ini masih terus berlangsung sebagaimana tampak jelas dari bermacam karakter yang dikembangkan berbagai festival foto di dunia, dari festival yang mengeksplorasi batas fotografi dokumenter dan seni, festival yang memberi ruang lebih lebar pada kemungkinan-kemungkinan fotojurnalistik, sampai festival yang dipenuhi galeri-galeri yang mewakili fotografer/seniman dan memasarkan karya mereka. Namun, praktek-praktek ini masih terlalu dini untuk dijadikan acuan melihat perkembangan fotografi dan seni.

Namun, di lain pihak, melihat fotografi dengan perspektif kualitas formalnya belaka, melalui kaca mata seni rupa, sebenarnya mengesampingkan sebagian besar praktek fotografi lainnya: jurnalistik, mode, iklan, dan tentu saja snapshots (foto-foto yang dibuat dengan ketulusan). Foto KTP, paspor, sinar X, mikroskopis, makroskopis, foto ulang tahun, perkawinan, foto studio komersial yang tersebar di setiap penjuru adalah keseharian modern kita. Citra-citra fotografis inilah yang memengaruhi cara kita berpakaian, makan, berpikir, berpendapat, dan bahkan cara kita lahir dan mati.
Kedekatan fotografi pada realitas yang bersejajar dengan kecenderungan kita untuk lebih percaya apa yang kita lihat (seeing is believing), membuat perpanjangan hubungan kita dengan realitas kita terima sebagai realitas itu sendiri. Susan Sontag menyebut gejala ini sebagai super-tourism. Layaknya pelancong zaman sekarang, keberadaan, pengalaman, dan hubungan dengan tempat yang dikunjungi seolah tidak pernah ada bila tidak ada foto yang menjadi bukti. Memori kita pun kemudian tidak mengacu pada pengalaman kita langsung, tetapi pada foto yang menunjukkan keberadaan kita di sana.

Penerimaan kita terhadap informasi yang diberikan foto sering kali mengandaikan begitu saja (atau abai pada) praktek-praktek yang dilakukan saat pembuatan foto tersebut, dan hanya berkonsentrasi pada fotonya. Sehingga kosakata yang kita pakai untuk sebuah foto sering kali tak ubahnya seperti pertemuan langsung dengan apa yag ditampilkan foto tersebut.

Dunia kita semakin visual. Semakin lama kita semakin rapat dikelilingi citra yang semakin canggih. Seakan kata perlahan digantikan citra. Waktu yang kita habiskan untuk membaca semakin dikurangi waktu kita untuk menonton. Semakin jarang kita merekam pengalaman dengan catatan buku harian, sebab melihat foto atau video-nya jauh lebih menyenangkan. Namun, walaupun kita sudah begitu terbiasa menerima segala yang datang secara visual, tidak otomatis kita aktif pula secara visual, sebagaimana otak kita aktif bekerja mencerna kata, huruf, dan tulisan. Terhadap citra, terlalu banyak hal yang kita andaikan, tanpa pernah perlu memeriksa lebih jauh pemahaman kita atasnya. Sebab, kita tak pernah dididik secara sistematis untuk itu.
Para penulis budaya visual, termasuk di dalamnya para teoritikus fotografi, iklan, film, dan televisi, sering mengingatkan bahwa pada dasarnya dunia datang kepada kita pertama-tama secara visual. Kita mengenali ibu kita sebelum kita mampu menyebutnya "ibu", apalagi menulis kata "ibu". Kita juga melihat bentangan waktu yang sangat panjang antara lukisan pertama dan tulisan pertama di dunia. Lebih banyak contoh dapat diberikan untuk menunjukkan bahwa dunia literal yang menguasai kesadaran kita sekarang relatif lebih muda dibandingkan dunia visual. Karena itu yang kita butuhkan sekarang adalah kembali ke dasar pemahaman kita dulu, yang bersifat visual. Kita perlu mengasah kembali kesadaran dan kepekaan visual kita yang sebenarnya sudah pernah kita pakai sampai kita mengenal kata dan bahasa.

Selanjutnya...

11 November 2008

BELIAU

hiruk pikuk jalan tol menemani perjalananku hari ini. Usai penat meraja di tenggorokan, aku menikmati tempat duduk di bengkel yang tak jauh dari tol kapuas. kala itu, ban bocor tak terkendali. Aku merasa bersalah di buatnya sebab itu motor bang Hendra, abang nomer tiga yang tercatat di urutan Kartu Keluarga kami.

"De, ndak bise di tambal, bocor besar. Mending ganti, IRC 35 jak" ujar pemilik bengkel sekaligus montir disitu.

Aku tersenyum dan merogoh saku. Sisa 42 ribu. Cukuplah pikirku. Kemudian aku duduk lagi sambil melempar pandangan ke orang-orang yang lalu lalang. Dari sekian banyak orang disana, yang menarik perhatianku hanyalah Bapak penyapu jalan. Beliau seperti punya dunia sendiri. Dunia yang tak menghiraukan apapun kecuali kerja dan tanggung jawab. Aku menghampirinya dengan niat mendapat arti pengalaman darinya.

"Misi pak" aku memulai percakapan dengan cara itu.
Beliau menoleh "Silakan dek, lewat jak".
Nada ramah itu kusambut dengan menyodorkan tangan.
"Haha,bukan mo lewat pak. Saye dede, kebetulan tadi duduk disitu (bengkel). Dari tadi liat Bapak membersihkan jalan. Boleh pinjam waktunye untok ngomong-ngomong".

Beliau menjabat tanganku erat.
"Boleh,boleh. Bentar jak ye, soalnye kerjaan Bapak belom selesai".
Aku mengangguk. Rasa bersalah menyelimutiku karena menunda pekerjaannya.

Ditemani secangkir kopi di samping bengkel, kami bercerita banyak hal. Tentang Pontianak, tentang warga sekitar dan tentang beliau. Katanya, upah menyapu hanya 300 ribu perbulan tanpa embel-embel subsidi dari pemerintah. Dari gaji itulah beliau hidup. Menyapu jalan merupakan tugas berbahaya. Menurut beliau, seringkali pengendara motor hampir menabraknya ketik sedang membersihkan trotoar. Mungkin hal kecil akan lebih berguna jika diabdikan dengan tulus, itu menurut beliau. Aku menjabat tangan beliau untuk pamit karena hampir sunset. Senang mengenal beliau.

Selanjutnya...

10 November 2008

TERHENTI

Tepat jam 12 siang. Udara menyengat gerah. Mataharipun sengaja menggigit kulit-kulit pengendara motor seperti kami. Aku salah satunya. Sementara kami berlomba-lomba sampai ke tujuan, motorku tiba-tiba dihentikan lampu merah. Tidak hanya aku yang begitu, beberapa orang disamping dan belakangku melakukan hal yang sama. Tapi ada pula orang-orang yang memilih jalan terus, mumpung tidak ada polisi. Jangankan RUU pornografi, peraturan lalu lintas saja mereka langgar. Tiba-tiba, BRAKK! Seorang pengendara yang jalan terus tadi ditabrak motor dari arah kiri kami. Mungkin disana sudah lampu hijau. Pengendara yang jalan terus tersebut terpental dua kaki dari trotoar. Tidak ada seorangpun yang menolongnya. Kami hanya jadi penonton setia karena baru saja melihat kebodohannya berkendara.
Kulihat mukanya bersimbah darah. Dua giginya jatuh ketanah. Aneh, dia menangis. Padahal lelaki itu sudah seumuran bapakku dirumah. Aku piker dia gila, meraung-raung di simpang empat lampu merah. Di tengah jalan pula. Selang beberapa menit, lampu hijau menyala di pihak kami. Kami berusaha lewat pinggir supaya tidak kena lelaki yang jatuh tadi. Tapi sungguh, raungan serta tangisan lelaki itu semakin kuat. Mendengung rasanya telingaku. Makin lama makin keras. Aku memberhentikan motor ku. Tiba-tiba ada yang menyentuhku katanya “de, bangun”. Aku terkejut lalu melihat sekeliling. Ternyata sudah pagi.

Selanjutnya...

05 November 2008

JANGAN BENCI SEKOLAHMU

Penulis pernah membaca berkali-kali di situs pertemanan www.friendster.com tentang penghinaan tentang sekolah oleh beberapa siswa siswi yang menjadi anggota di situs tersebut dan mendengar dari beberapa orang dengan bahasa yang khas bahwa sekolah hanya bikin bosan, sekolah yang tidak berbobot dan sebagainya. Sebenarnya mereka mulai sekolah itu berdasarkan keputusan dua belah pihak, orangtuanya dan pihak siswa itu sendiri. Mereka seharusnya tidak menyalahkan sekolah yang telah memberi mereka motivasi buat maju, tetapi mengintropeksi diri bahwa merekalah yang tidak mengerti akan dunia pendidikan yang sebenarnya. Dugaan penulis, bahwa yang tidak mencintai sekolah hanyalah siswa siswi yang pernah bermasalah disekolahnya atau bisa jadi mereka hanyalah murid-murid bebal yang sering anjlok prestasi sekolah mereka.

Teman-teman, sekolah bisa dibilang merupakan rumah kedua kita. Gimana enggak, hamper setiap hari kita pergi kesekolah. Kalo ada ekstrakurikuler dan bimbel, jadi tiap hari deh ke sekolah! Nah, karena itulah, sebelum kita memutuskan sekolah mana yang akan kita masuki, lebih baik kita pilih dulu deh mana yang terbaik buat pengembangan diri kita. Tapi jangan sampai sekolah tersebut membuat kita tidak betah, apalagi akan menghabiskan waktu dan biaya yang lumayan. Apa menurut pendapat teman-teman tentang sekolah yang sangat berperan besar? Apakah kalian memilih kualitas ketimbang jaraknya? Ataukah memilih jarak tempuh yang lumayan dekat agar bisa menghemat biaya? Itu terserah teman-teman menyikapinya, yang pasti banyak pertimbangan-pertimbangan. Ada pula yang memilih sekolah bukan karena jarak, tapi karena metode sekolah yang sesuai dengan keinginannya. Tapi kalo dapat sekolah yang dekat dan berkualitas, itu merupakan hal yang lebih bagus lagi.

Pertama, jangan menetukan pilihan hanya karena faktor gengsi. Kedua, pertimbangkan faktor “kenyamanan” bagi si anak dengan memperhatikan lingkungan sekolah tersebut, jangan sampai membuat tertekan. Ketiga, pilihlah sekolah yang memiliki ideology atau kepercayaan (Sekolah Agama Kepercayaan) yang seazas dengan yang di anut keluarga, kecuali ia menganut faham kebebasan dalam menetukan pilihan. Keempat, perlu diperhatikan fasilitas sekolah dan kualitas para pendidiknya. Apakah mampu menciptakan lulusan yang berkualitas dalam hal ilmu pengetahuan dan kepribadian. Kelima, pertimbangkanlah jarak lokasi sekolah dengan tempat tinggal sehubungan dengan sarana dan kondisi kesehatan (Sekolah Kesehatan) serta dampaknya. Keenam, sesuaikan kemampuan dengan kondisi keluarga dengan beban biaya pendidikan yang ditetapkan. Terakhir, beri kesempatan kepada anak untuk ikut menentukan pilihannya dengan memberikan gambaran yang jelas tentang situasi dan nilai yang dimiliki oleh sekolah yang akan dipilih dan harapan orang tua atas keberhasilan anak tidak hanya dibidang akademik tapi juga non akademik.

Selanjutnya...

30 Oktober 2008

SELAMAT JALAN

satu lagi orang cerdas meninggalkan markas yang sebentar lagi dipastikan akan menuju puing-puing kehancuran. tapi aku merupakan salah satu orang yang teguh bertahan didalamnya. tegar, itu yang kuperbuat. meski banyak beban kerja yang nantinya mesti kutanggung sendirian. mengeluh hanya membuang waktuku. aku serasa kembali ketitik awal, dimana kerja dan terus belajar adalah misi utama aku berada di tempat itu. Biarlah mereka dengan jalan hidupnya, aku tetap mempertaruhkan segala upaya untuk mempertahankan apa yang telah menjadi guru besarku itu. aku hanya harus membiasakan diri untuk mengerti waktu dan kewajibanku walaupun perlu proses. setidaknya aku percaya ada titik terang. Karena baru saja berakhir kisah tentang pelajaran hidup. sharusnya tidak diciptakan kata usai. orang-orang yang luar biasa itu harus mengakhiri kisah ini secepatnya. senang bisa mengenal mereka.

luka masih belum bergitu sembuh, namun penyakit lain terus menerus kambuh. harapku, ini bukan awal dari kehancuran, tapi awal dari sebuah perubahan. aku terlalu berjiwa besar untuk tetap bertahan dan memastikan bahwa aku harus bisa seperti guru-guru besarku itu. Masalah pasti timbul dengan sendirinya, tapi aku yakin bisa melewatinya karena kesempatan itu ada walaupun sedikit kemungkinan untuk menjadi penyelamat di garis akhir.




Selanjutnya...

27 Oktober 2008

EMPOWERING YOUTH IN ARASTAMAR, SEKARANG SAATNYA PEDULI

Kegiatan kali ini diselenggarakan di kawasan sejuk yang terdapat diwilayah perbukitan Arastamar, tepatnya di kota Ngabang, Kabupaten Landak. Dalam kegiatan yang selenggarakan selama tiga hari ini, banyak pelajaran yang layak di bagi dan diterapkan, tidak hanya bagi para peserta dan bagi para panitia pelaksana yang terlibat dalam kegiatan kali ini tetapi juga untuk semua pembaca blog ini. Lembaga YPPN bekerjasama dengan Lembaga CUSO Canada menyelenggarakan fasilitasi orang muda yang bersifat pengkaderan. Kegiatan kali ini mengusung tema "EMPOWERING YOUTH: HIV/AIDS, HEALTH AND NUTRITITION WORKSHOP" . Untuk itu, Lembaga YPPN bekerjasama langsung dengan Dinas Kesehatan, Pemerintah Kabupaten Landak serta CUSO Canada.

Kegiatan ini awalnya hanya bersifat memberi keterangan kepada seluruh peserta, akan eksistensi orang muda dalam pergaulan dan cara hidup serta kebiasaan mereka dalam berprilaku positif. Para peserta yang dilibatkan kali ini merupakan Siswa-siswi tingkat SMA yang berdomisili di wilayah Kabupaten Landak. Sesi-sesi yang disajikan menggugah minat peserta untuk peduli akan keberadaan orang muda disekitarnya. Mereka di ajak untuk bagaimana menjadi orang yang luar biasa setelah mengerti akan hal-hal yang menurut mereka masih tabu untuk di ungkap, dan nyatanya itu menjadi realita yang harus mereka simak.

Kegiatan tersebut menghadirkan empat Narasumber yaitu Mbak Wiwi dari Dinas Kesehatan, Sheri dari Cooperant CUSO Canada yang juga merupakan Ahli Gizi, Abang Nurdin dan Dwi dari Central Remaja Khatulistiwa. Pertama-tama, Mbak Wiwi dan Sheri membaur di antara para peserta dan mereka di ajak untuk mengenal lebih dalam lagi tentang Nutrisi dan Gizi. Mereka terlihat begitu antusias dalam bertanya berbagai hal yang menyangkut gizi buruk, kalori tubuh sampai dengan bagaimana diet yang sehat.

Setelah beberapa jam beristirahat, peserta di fiasilitasi tentang penanggulangan serta penyebaran HIV/AIDS melalui Seks Bebas, Jarum Suntik serta Napza oleh Abang Nurdin dan Dwi. Para peserta juga di ajak untuk ber ice breaker ria (maksudnya: bermain tetap dalam konteks fasilitasi), caranya dengan bermain HIV positif dan HIV negatif. Para peserta membuat lingkaran besar,berpegangan satu dengan yang lain. Kemudian satu persatu dari peserta di beri arahan sampai semuanya mendapat inti sari dari permainan tersebut.

Kemudian para peserta di ajak untuk nonton film tentang pergaulan bebas yang sekarang sedang menjadi realita kehidupan remaja masa kini. Film singkat dengan durasi 20 menit itu menggambarkan begitu banyak kerusakan ahlak remaja karena kurangnya pengetahuan tentang bahaya Pergaulan Bebas. Setelah film tersebut berakhir, para peserta di ajak kembali untuk mendiskusikan film tersebut dan di minta untuk berkomentar apa saja yang mereka temukan didalamnya. Setelah itu, Dwi mengajak para peserta untuk ice breaker lagi demi memecahkan ketegangan di tempat pelatihan itu. Para peserta yang berasal dari berbagai sekolah itu membaur dengan sendirinya. Tidak ada sekat yang membatasi mereka saat itu. Para panitia juga terlihat membaur di antara para peserta.

Canda tawa yang di ciptakan para peserta membuat suasana pelatihan kali ini semakin memberikan warna cerah bagi para remaja. mereka satu dalam keberagaman, walaupun berbeda dalam banyak hal. Kesempatan seperti ini tidak akan bisa dibeli,kata salah satu peserta di kegiatan itu. Seakan sedih tidak mau datang lagi. Bersama mereka habiskan waktu, dari mulai mandi bersama, belajar bersama, makan bersama sampai dengan bermain bersama. sepertinya mereka sayang untuk mengakhirinya. Kebersamaan dalam keberagaman yang mereka cipatakan sepertinya dapat melawan keterbatasan. Tidak membedakan suku,ras,agama, mereka adalah sosok remaja cerdas yang diharapkan dapat membagi pengalaman berharga mereka kepada orang-orang sekitar mereka. Tapi,kebersamaan itu tidak berlangsung lama sebab mereka harus pulang ke daerah asal mereka masing-masing. senang bisa mengenal mereka.

setelah pelatihan tersebut, para peserta diwajibkan untuk mengisi kertas evaluasi sebagai pesan dan kesan para peserta selama mengikuti kegiatan EMPOWERING YOUTH ini. Tidak sedikit dari mereka yang mengungkapkan kesenangan mereka dengan kegiatan ini. Menurut mereka tidak hanya memberi pembelajaran terhadap kondisi orang muda saat ini, tetapi juga mereka dapat membagi informasi dengan orang-orang terdekat mereka. Maka dari itu, mulailah peduli dari sekarang karena kesempatan tidak akan datang dua kali.

Selanjutnya...

19 September 2008

PENGALAMAN SEHARI

kemarin saia diberhentikan Polisi Jalan Raya tepat di bundaran Hotel Garuda. Mungkin hanya gara-gara tampang saia seperti anak ingusan, jadi di Stop.

"Surat-suratnya ada?"
"Ada kok, di dalam jok"

Mukanya sengaja di bikin sangar. Biar pengendara segan, mungkin.
Saia berikan STNK dan SIM pada beliau, trus beliau berlagak baca, meneliti mungkin.
Tiba-tiba alisnya naik, di pandangnya wajah saia.

"Tinggal di Gang Brata? Komplek POLRI ya?"kata beliau.
"Iya"
"Anak siapa?"tanyanya lagi.
"Pak Suprapto"

Beliau cepat-cepat menyerahkan SIM dan STNK saia. Sambil bilang
"Nanti,kalau keluarganya ada yang anggota POLRI, cepat-cepat bilang, biar tidak di tilang"
saia cuma angguk-angguk, pura-pura mengerti. Trus langsung melanjutkan perjalanan.

(NB: Padahal Nama Bapak saia bukan Suprapto tapi Ahmadi, hehe, makanya kalo mau cari sampingan, jangan nipu orang, jadinya malah situ yang kena tipu saia)

Selanjutnya...

AIR DI TANAH AIR

Photo ini mengingatkan saia pada indigo. Apakah saia salah satu dari orang yang seperti itu? Air memberikan kita kehidupan. kehidupan dimana seluruh makhluk hidup juga memerlukannya. Kondisi air sekarang tidak mementu. Terkadang hujan turun lebat sekali hingga mengakibatkan banjir di sekitar. Kadang pula tidak setetespun air yang mau menghampiri sebab kemarau masih berlangsung. Itu karena perusakan alam sekitar yang kita lakukan dengan sengaja tapi sungguh kita tidak menyadarinya. Kita semua sebenarnya berasal dari manusia yang bisa mengubah keadaan, tapi banyak dari kita yang tidak melakukan perubahan.




Selanjutnya...

SALAH KAOS ATAU SALAH PEMILIK?

Aku sibuk memandang orang yang berlalu hilir mudik hari itu. Tiba-tiba, mataku tiba-tiba menangkap bacaan menarik pada kaos yang dipakai seseorang. “PENJAHAT KELAMIN”. Ya Tuhan, aku tersenyum sendiri membacanya lalu ku pandangi wajahnya. Wow, wajahnya manis dengan tampilan modern. Sesuai pandanganku, tidak sedikitpun terbersit kesan nakal atau binal di wajahnya. Apa dia tahu arti tulisan itu?.

Bukan sekali ini saja aku bertemu dengan kaos bertuliskan hal diluar dugaan macam itu. Kali itu malah lebih gawat: “Click this if you want to see me naked”. Ya Tuhan, tulisan tersebut bisa saja mengundang chaos, kekacauan publik, membuat praduga orang akan si pemakai kaos memang orangnya seperti itu, padahal belum tentu.

Berada di tempat umum dengan memakai baju provokatif model itu, tidakkah berbahaya. Potensil mengundang pelecehan, mengingat aturan hukum tentang hak-hak perempuan yang kurang kuat. Coba kalau ada yang usil bertanya, “Really?”. Atau nekat berkomentar tidak diinginkan si pemakai kaos, kan bahaya.

Boleh jadi baju tersebut dibeli di luar negeri sana yang budaya, kebiasaan, etika, dan hukumnya liberal, bebas, bahkan terlalu bebas. Atau bisa jadi ikut-ikutan trend jaman sekarang trus di sablon sendiri dengan penyalahgunaan kosakata.

Aku ingat beberapa bulan silam ketika berpapasan dengan seorang perempuan yang mengenakan kaos tipis, belahan rendah, sehingga sesuatu yang membongkah dibaliknya nyaris tersingkap. Yang bikin terkesima, tulisan di kaos itu: “Not just for baby only!". Alamaaakkk.... tulisan itu pasti membuat para cowok binal pengen netek.

Ini sekilas informasi untuk siapa saja yang senang dengan kaos bertulisan, cobalah untuk tidak memilih kaos dengan tulisan yang norak, mengundang kontroversi serta hanya membuat omongan miring dari orang yang membaca. Jika itu memang tetap terjadi, buat apa mengaku warga Indonesia yang santun dan berbudaya.

Selanjutnya...

18 September 2008

BERBAGI, TIDAK PERNAH RUGI

Dihadapkan dengan kenyataan bahwa berbagi adalah suatu yang menjurus pada keikhlasan seseorang, maka barang sekecil apapun yang kita punya akan sangat bernilai pastinya. Soal berapa banyak jumlah,kita tidak harus tahu berapa. Yang saia tahu pasti, hal tersebut tidaklah rugi. Sebab, masih banyak orang yang memerlukan uluran tangan serta bantuan.

Trik tersebut memang sangat sulit, apalagi bagi orang ekonomi, itu malah di anggap sebagai pemborosan. Bahkan, sering ada beberapa kesempatan mengucapkan syukur, lalu saat seperti itu pula lah yang kita jadikan sedekah dari rahmat Tuhan dengan membagi-bagikan apa yang telah kita punya. Selama kita masih mampu untuk bertindak dan berbuat baik, mengapa tidak kita lakukan. Lebih dari sekedar mempertanyakannya namun mengerjakannya. Berbagi ibarat kata dari sedekah yaitu perbuatan tidak ingin bersaing. Rezeki sudah ada yang mengatur, tapi harus tetap dicari keberadaan rejeki itu sendiri, makanya kita dituntut harus bekerja.

Selanjutnya...

16 September 2008

NASI BEKAL

Untuk kesekian kalinya saia duduk di depan monitor laptop dengan mata yang makin memerah. Jam dinding tidak henti-hentinya mengingatkan bahwa saia harus menghentikan kegiatan mengetik. Sudah setengah dua sore rupanya. H382 saia bergetar, kelihatannya ada SMS masuk. Sambil menuju ke WC untuk pipis, saia buka SMS itu. "kuliner yuk,bentar lagi saia jemput" ada seorang teman baik yang mau traktir, tumben hari gini. Saia buru-buru mandi. Tak lama dia datang. "Udah siap?" Saia mengangguk lalu berlagak minta dibonceng (soalnya biasanya saia yang bonceng). Tanpa basa-basi, Kemudian kami langsung tancap gas menuju wisata kuliner.

Waktu menunjukkan pukul lima sore, tapi kami masih saja mencari tempat yang nyaman untuk berkuliner ria. Perut saia sudah dangdutan dari tadi. Sangat tragis memang, tapi perjuangan untuk mendapatkan tempat yang pantas masih belum memberikan sinyal. Tiba-tiba motor terhenti. "Kayaknya bensin habis" katanya sambil turun. Saia tertawa tertahan. Nasib kami memang sama. Motor perlu bahan bakar buat jalan. Saia perlu isi perut buat tambah tenaga. Teman saia juga perlu isi bahan bakar buat otaknya, hehe. Dongkol saia. Emosi saia terpaksa disimpan, soalnya gak baik juga untuk kesehatan. Emosi tersebut saia tampung untuk menghabiskan makanan,biar tangkas tangannya.

Setelah menggilir acara dorong-dorongan motor, kami menemukan kios bensin kecil. Saia melepas lelah dibangku lusuh di samping kios tersebut. Keringat berlomba dengan rasa capek. Hehe, nasib mujur. Pemilik kios itu menyodorkan kue dalam rantang. Katanya sih bekal yang sengaja disiapkan istrinya dari rumah.

Saia jadi teringat dengan kebiasaan saia sewaktu masih duduk di Sekolah Dasar (SD) sampai meninjak bangku Kuliah. Ibu tidak pernah absen untuk membungkuskan bekal walaupun isinya hanya nasi putih dan sambal goreng. Nasi bekal buatan beliau tersebut yang menghantarkan saia menjadi orang sukses seperti sekarang.

Rindu sebenarnya kalo mengingat itu semua. Sekarang ibu sudah jarang membuatkan nasi bekal untuk saia. Tupper wear tempat menyimpan nasi bekal juga masih ada di kamar, tidak disimpan kemana-mana. Anggap saja itu nostalgia saia dan keluarga.

(Itu makanya saia terpaksa tidak meneruskan cerita ini, takut bernostalgia sendiri)

Selanjutnya...

15 September 2008

PANTI JOMPO

Senyuman mereka menyambut kedatangan kami dengan damai. Kalimat "mari masuk" pertama kali yang khas ku dengar di kalangan masyarakat Indonesia ketika tamu datang berkunjung. Tapi kami bukan tamu, bukan pula





Selanjutnya...

11 September 2008

BAGAIMANA CARANYA

Itulah aku dan keseharianku. Bagaimana aku menahan rasa sakit tanpa membaginya dengan siapapun, karena yang ku tahu, waktu tidak pernah tepat untuk berbagi setiap hal yang menurutku rahasia raga. Sangat tabu bagiku mengungkap masalah sendiri. aku tidak pernah menyesal jika harus menjadi abu ataupun pudar bagai warna kelabu. Aku cinta engkau dan kau harus menyadari itu sendiri tanpa harus kuucapkan dari kisah ini. Ada sedikit rasa malu untuk meyakinkan padamu tentang hal ini. Aku juga tidak ingin ada orang yang memilikimu kecuali aku.

Jika menyimpan perasaan ku terlalu lama, hati ku bakal tersayat. melihat engkau dengan orang lain. Tapi aku tidak bisa berbuat apapun, karena aku memang tidak pernah berusaha apapun untuk mendapatkan hatimu. Daripada aku menyesal pada akhirnya nanti, sampai sekarang aku memendamnya. Saat dekat denganmu, atau berbenturan mata denganmu, rasa tentram itu tumbuh subur dengan sendirinya. Tapi tetap saja saat itu pula aku menutupi perasaan itu, tidak terjadi apa-apa. padahal mungkin secara tidak sadar bahwa mungkin perasaan kita sama, tapi tidak ada satupun dari kita untuk berani mengungkapkannya duluan. sehingga kita tidak menyadari di depan kita ada "cinta".

Selanjutnya...

10 September 2008

BOSAN

Anda merasa kehidupan sehari-hari Anda bersifat rutin, biasa-biasa saja. Tidak ada lagi sesuatu yang membuat anda tersenyum dan riang. Kemudian Anda menginginkan sesuatu yang tak biasa, sesuatu yang luar biasa terjadi pada Anda. Anda menginginkan sebuah kehidupan yang lain dari kehidupan Anda saat ini. Anda menjadi sering melamun, atau mengantuk jika Anda terpaksa harus menghadapi kenyataan sehari-hari. Kebosanan merupakan gejala sehari-hari yang menghinggapi banyak orang, terutama orang-orang yang hidup di alam modern. Perhatikan anak-anak sekolah, atau mahasiswa ketika berada di ruang kelas. Mereka menguap, mengantuk, mencorat-coret sesuatu di kertasnya bahkan di mejanya.

Hal yang sama juga terjadi pada banyak pekerja. Dalam situasi seperti itu, yang diinginkan adalah hiburan dan sensasi. Tidak mengherankan jika dunia entertainment menjadi laku keras. Orang menginginkan hiburan, barang-barang bergemerlapan untuk melupakan kebosanan. Para pembosan adalah budak yang baik untuk industri hiburan, makanan kecil serta barang-barang mewah.

Lebih ekstrem lagi, untuk lari dari kebosanan orang melakukan petualangan-petualangan liar (kalau tidak secara nyata sekurang-kurangnya berimajinasi melakukannya). biasanya berkaitan dengan hal-hal yang dapat dengan mudah membangkitkan gairah, yakni hal-hal ber adrenaline (menonton film horor, mengkonsumsi berita pembunuhan atau melakukan hal-hal yang membahayakan lainnya), seks (berganti-ganti pacar, berselingkuh, nonton film porno, membaca novel romantis) atau makanan (melakukan petualangan kuliner, ingin makan apa saja atau menanti-nantikan pak Bondan bilang maknyus,hehe...). Ketiga tombol itu lebih mudah menimbulkan gairah ketimbang hal-hal lainnya karena proses evolusi manusia tergantung pada kapasitas.

Konsekuensi lain dari kebosanan adalah depresi. Orang yang mengalami kebosanan terus-menerus merasa menjadi tak berdaya. Merasa hidupnya tak berarti. Selain itu, orang-orang yang sering merasa bosan juga cenderung tidak dapat memaksimalkan kemampuannya dalam pekerjaan maupun prestasi akademik. Bersiap-siaplah menjadi seorang medioker, pemurung atau pecandu narkoba.

Hal itulah, makanya penulis menyikapi hal tersebut dengan dimulai dengan pertanyaan mengapa bosan. Salah satu sudut pandang yang dapat dipakai untuk menjawab pertanyaan di atas adalah psikoanalisis. Orang menjadi bosan karena merasa dirinya tidak tertampung terhadap realitas yang dihadapi atau aktivitas yang dikerjakannya. Ia seperti menghadapi sesuatu yang bukan dirinya yang dipaksakan oleh kekuatan-kekuatan di luar dirinya. Dalam sudut pandang wajar, kebosanan menjadi dekat dengan rasa terasing dengan diri sendiri. Contohnya para pekerja, mengerjakan suatu barang yang tidak diinginkannya, tetapi yang diinginkan oleh majikannya. Rasa bosan itu diperkuat oleh sifat monoton pekerjaan. Berbeda sekali dengan bagaimana seorang seniman bekerja. Ia menjadi perancang karyanya, memberikan cita rasa diri di dalam karya yang dikerjakannya.

Hal diatas menggambarkan bagaimana seseorang berhubungan dengan aktivitasnya. Hubungan kita dengan realitas berada di antara keduanya. Pertanyaannya bagaimana Anda memperlakukan hidup? Apakah Anda bersikap sebagai orang suruhan ataukah Anda bersikap sebagai seniman terhadap kehidupan Anda?

Proses menjadi budak sudah berlangsung semenjak kita kanak-kanak, ketika kita mendefinisikan realitas seturut kemauan orang dewasa dan bukan kemauan kita. Kita merepresi keinginan kita dan sekaligus cara pandang kita terhadap realitas, karena menjadi berbeda dengan orang-orang dewasa yang lebih berkuasa. Tetapi kita diposisikan untuk takut tidak dicintai, takut ditinggalkan.Sejauh hal itu diterima oleh orang kebanyakan, sejauh itu sesuai dengan opini orang dewasa kebanyakan. Di samping itu mengikuti idiom dan kemauan orang lain membebaskan kita dari keharusan untuk membuat keputusan, untuk memikirkan sendiri apa yang sedang kita hadapi.

Terkadang, banyak cara untuk membebaskan diri dari rasa bosan. Penulis tidak bermaksud untuk menyarankan Anda menjadi liar. Penulis hanya ingin Anda mempertimbangkan kebiasaan-kebiasaan emosional secara rutinitas membuat Anda tidak dapat menjumpai kenyataan secara langsung sedalam-dalamnya. Sebab kenyataan yang kita hadapi jauh lebih kaya ketimbang pendapat-pendapat yang kita buat. Menjadi bosan sama juga dengan memasuki sebuah sekat pembatas. Dan rasa bosan itu pulalah yang menjauhkan kita pada pertemuan yang sesungguhnya dengan kenyataan. Di dalam kebosanan terdapat rasa penolakan terhadap apa yang kita hadapi. Bagaimana kita dapat memperoleh pandangan baru terhadap realitas yang kita hadapi jika kita merasa enggan untuk menemukannya sendiri.

Satu-satunya cara untuk keluar adalah menghadapinya dan bukan lari kepada banyak hal di luarnya yang menjanjikan sensasi atau melarikan diri ke dalam rasa kantuk lalu tertidur. Kebosanan tak perlu dihindari, malahan ia dapat menjadi saat yang tepat untuk merefleksikan diri. Salah satu caranya adalah membebaskan diri dari semua belenggu yaitu mediasi. Orang hanya di minta untuk bersikap hening, menatap realitas apa adanya, dan mengamati pikiran-pikiran yang muncul tanpa menghakiminya. Amati saja kenyataan yang Anda hadapi sekarang, tidak perlu menurut pada perasaan untuk lepas dari kenyataan itu.

Selanjutnya...

09 September 2008

MENGENAL DIRI SENDIRI

cinta dapat membuatmu melakukan apapun yang tidak pernah bisa engkau bayangkan sebelumnya. Cinta adalah sifat istimewa dari seseorang. Ungkapan akan "Aku mencintaimu" sangat melambungkan hati. terkadang rasa sakit pun seringkali dimulai dengan rasa cinta. untuk itu, penulis mengajak kita untuk merefleksikan kembali apa kaitan cinta bagi diri sendiri sebelum mengungkapkan betapa cintanya kita terhadap orang yang betul-betul kita sayangi.

Kunci proses pengembangan diri adalah mengenal diri sendiri. Ini tidak hanya berlaku bagi keberhasilan di bidang karier, melainkan juga di berbagai bidang kehidupan lainnya, termasuk keluarga, sosial masyarakat, dan spiritual. Dengan mengenal diri sendiri, seseorang mengetahui apa yang mesti jadi tujuan hidupnya. Ia menyadari kemampuan dan bakat-bakatnya serta tahu bagaimana menggunakannya demi mencapai tujuan tersebut. Dengan demikian ia lebih mampu menemukan makna dan kepenuhan dari hidup.

Jawablah dengan jujur, apakah anda benar-benar mengenal diri anda sendiri. Ada banyak metode mengenal diri. Salah satunya adalah dengan mengisi kuisioner. Apa pun bentuk metode yang dipilih, tuntutan dasarnya adalah seseorang harus jujur pada dirinya sendiri. Ambil contoh ringan, banyak orang tidak jujur saat mengisi kuisioner mengenai dirinya, terlebih lagi bila hasil kuisioner tersebut dinilai oleh pihak lain. Mereka mengira dengan menulis jawaban yang ideal, mereka akan mendapatkan hasil penilaian yang baik, padahal mereka sedang membohongi diri mereka sendiri, yang justru mengagalkan proses pengembangan diri. Penyebab utamanya adalah karena banyak orang bersikap untuk memenuhi harapan orang lain. Ketidakjujuran dan ketidakmampuan untuk bersikap apa adanya membuat mereka tidak menjadi diri mereka sendiri.

Apakah anda jujur pada diri anda sendiri. Seringkali menjadi jujur pada diri sendiri terasa menyakitkan. Banyak orang merasa mandek dalam kariernya. Mereka menganggap orang lain dan lingkungan sebagai sumber kegagalan. Mereka mengingkari bahwa penyebabnya justru berasal dari dalam diri mereka sendiri. Di lain pihak, seringkali pula orang tidak mampu jujur pada diri sendiri karena salah dalam memahami keberhasilan yang sedang diraihnya. Banyak orang berhasil lalu mengira mampu melakukan apa saja. Mereka mengembangkan kedua belah lengannya lebar-lebar dan menyangka akan berhasil di semua hal. Mereka tak mau mengakui bahwa ada batas-batas yang tak mungkin dilalui. Jujur pada diri sendiri adalah bersedia untuk menerima segala sesuatu apa adanya. Mengenali diri sendiri adalah belajar untuk menilai dan memahami diri sendiri dengan pikiran jernih tanpa dibebani dengan prasangka, harapan, ketakutan dan perasaan-perasaan lain.

Selanjutnya...

27 Agustus 2008

RASA KEHILANGAN

Baru aku rasakan bahwa tetesan hujan membasahi tempat kami bersandar saat itu. Aku hanya terbuai dalam kegalauan kenapa ini bisa terjadi. Sekali lagi aku merasakan bagaimana kekalahan menghujam hatiku. sangat perih memang, tapi tetap tidak kubagi dengan siapapun. Kubelai nisan itu untuk kesekian kalinya, aku menangis tertahan. Aku kehilangan orang yang pertama kali mengenalkan aku pada dunia yang sekarang kujejali dengan aktivitasku. Aku hanya ingin kau tau kalau aku tak mau kehilangan hari-hari itu. Kau tahu, kehidupan ini ternyata menjadi tantanganku yang terberat. Ketika aku terus-menerus mengajukan keberatan dan juga melecehkan tentang kemungkinan Tuhan mencintai secara tanpa pamrih, engkau datang dan mengubah sudut pandang ku. Aku dikuatkan karenanya. Dan kau tahu, akulah orang yang pendiam saat itu, bukan engkau. Aku bersyukur Tuhan mengenalkan sesosok saudara sepupu sekaligus sahabat seperti engkau.

Namun kemudian tiba berita yang mengejutkanku, ketika aku sedang presentasi materi dialog pendidikan di salah satu sudut kota. Pesan dari adikmu bahwa aku harus menemuimu secepat yang aku bisa. Aku tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Aku tidak tahu berapa jarak yang ku tempuh untuk bisa ketemu engkau. Aku rindu alam mu. Banyak pengetahuan yang aku dapat darimu. Dari mulai main di pematang sawah, cari ikan di sungai, tidur-tiduran di pohon, sampai kebut-kebutan di jalanan. Aku memandang itu sebagai pelajaran berharga sebab aku tidak pernah merasakan kenyamanan itu di kota tempat tinggalku yang banyak polusi udara dan sampah.

Sejak kita lulus SMA, kita jarang untuk saling mengunjungi lagi. Terpisah oleh kota yang berbeda. Kau sudah sepenuhnya ku anggap saudara sendiri sebab kaulah yang mengerti sepenuhnya aku.

Ketika tiba di depan teras rumah mu, banyak sekali orang. Aku tersenyum bangga, pikirku akhirnya engkau menikah juga. Aku duduk di bangku teras bersama orang-orang yang tidak begitu aku kenal. Tiba-tiba, ada yang menyuruhku masuk ke dalam. Aku mengiyakan, lalu menjinjing tasku masuk ke dalam. Tapi, mataku membentur sesuatu. Bapak dan Ibuku juga disitu. Aku tidak memperdulikan mereka, aku hanya ingin bertemu engkau. Tapi ketika kutanyakan pada adikmu, aku mendapat jawaban yang tidak kuinginkan. Engkau telah meninggalkan kami semua.

Berdasarkan penjelasan dari adikmu, bahwa engkau mengidap kanker yang sudah parah dan ternyata engkau mengetahuinya. Tapi sayangnya, mengapa engkau tidak memberitahukan padaku perihal ini. Ketika kita bertemu yang terakhir kalinya tahun lalu, tubuh mu sudah mulai menyusut, dan rambutnya yang dulunya indah sudah tipis dan kering. Namun, matamu tetap bercahaya. Tapi aku tidak menangkap gejala itu. Aku hanya tahu bahwa pertemuan kita adalah kado ulang tahun ku yang sangat berharga.

Tak lama, setelah mendengar ceritamu, aku memaksa adikmu untuk bertemu engkau di rumah barumu. Rintik hujan menghantar perjalanan kami kesana. Aku tahu engkau menunggu kedatanganku. Aku membelikan semua kesukaanmu, mulai dari permen lolipop, LA menthol besar, dan kaset rekaman kita yang hampir rampung kukerjakan. Aku tak dapat berkata apapun saat menginjakkan kaki di tanah basah tempat kau tinggal sekarang. Aku ingin membangunkan tidurmu saat itu. Aku tidak menghiraukan cacing, lembabnya tanah ataupun udara yang kian lama menusuk tulang.

Ketika engkau tidak sempat memelukku saat ini sebagai seorang sahabat, aku baru mulai serius melacak Tuhan. Dan ketika kesedihan itu hanya aku yang merasakan,aku serasa benar-benar menggedor-gedor pintu surga. Tapi mengpa tak terjadi apa pun, aku menyesal mungkin sudah lewat masanya. Aku berhenti berharap untuk melakukan segala hal-hal penting. Aku memutuskan untuk tidak memperdulikan apapun disekelilingku. Aku tahu bahwa kesedihan yang paling dalam adalah menjalani hidup tanpa mencintai. Tapi hampir sama sedihnya, meninggalkan dunia ini tanpa mengatakan pada orang yang saya cintai bahwa engkau sangat mencintainya.

Selanjutnya...

15 Agustus 2008

YOUTH CAMP 8-10 AGUSTUS 2008

Sekali lagi penulis mencoba untuk berbagi cerita seputar kegiatan kemah remaja yang diadakan di Kecamatan Toho, Desa Sarikan pada tanggal 8-10 agustus 2008 kemarin. Kegiatan tersebut bertujuan untuk memfasilitasi anak-anak dan remaja di Kalimantan Barat khususnya dengan isu sosial tentang pendidikan anti kekerasan serta menghargai gender sejak usia dini. Progam kerja sosial ini telah terselenggara atas kerjasama salah satu LSM lokal di Pontianak dengan salah satu Lembaga Donatur di Canada yang mempunyai isu sosial yang sama. Kegiatan kali ini diharapkan mampu membina keberlibatan anak-anak setingkat SMP dan SMA. Sekolah target dampingan lembaga yang di undang sekitar 41 sekolah di enam kabupaten yang berbeda seperti Kabupaten Pontianak, Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Landak, Kabupaten Singkawang dan Kabupaten Sambas.

kegiatan ini di mulai dengan guyuran hujan deras saat panitia perintis mengadakan pemasangan tenda di depan aula. tetapi guyuran hujan deras tersebut tidak menyurutkan semangat tim perintis untuk tetap mendirikan tenda sampai pukul 18.00 wib. Setelah 2 tenda besar sebagai tenda induk terpasang dan 2 tenda berukuran sedang sebagai tenda peserta terpasang, tim perintis kembali ke penginapan untuk membersihkan diri dan makan malam. Makan malam disediakan oleh suster Grasia saat itu sangat menggugah selera. Ada ikan bakar, sup telur dan gorengan alakadarnya.

Tim perintis yang digawangi Bang Azis, Bang Hen Takun, Bang Owat, Bang Mikael, Kak Olla, Kak Tari dan dede, makan dengan sistem silentsium. Silentsium artinya tidak bersuara sedikitpun selama menyantap hidangan yang disediakan. Setelah selesai, kami membahas kegiatan besok, saat peserta datang pada bumi perkemahan. Waktu untuk membahas itu kami selingi dengan celotehan-celotehan jenaka yang membuat kami merasa itu suatu kewajiban mengusir ketakutan di alam terbuka karena pada saat itu kami hanya berjumlah tujuh orang saja. Setelah udara malam sudah mulai menusuk tulang, kami satu persatu masuk kedalam penginapan demi mempersiapkan tenaga untuk kegiatan besok.


Esok harinya, tepatnya tanggal 8 agustus 2008, sekitar pukul 11.00 wib, para peserta mulai berdatangan dari enam kabupaten yang berbeda. Ada yang didampingi oleh guru pendamping mereka, tapi ada juga yang tidak membawa guru pendamping. Peserta terdiri dari siswa-siswi tingkat SMP dan siswa-siswi tingkat SMA. Registrasi peserta dimulai pada jam 12.00 wib. Masuk pukul 13.00 wib, panitia yang lain baru sampai ditempat kegiatan karena kendala hujan selama menempuh perjalanan menuju tempat kegiatan.

Mereka kebanyakan masih mengenakan seragam sekolah. Kelihatannya sih seperti langsung menuju tempat kegiatan setelah lonceng pulang sekolah berbunyi. Ada 28 sekolah tingkat SMP dan tingkat SMA yang terdaftar dalam hasil registrasi peserta. Waktu registrasi di tutup pada pukul 17.00 wib, setelah seluruh peserta dan juga seluruh panitia tiba. tapi ada juga peserta yang datang setelah pukul 18.00 wib. Mereka dari Madrasah Aliyah Swasta Rantau Panjang, yang berada di kawasan Kabupaten Kubu Raya.

Mereka yang sudah mengadakan registrasi, dikumpulkan di aula pertemuan untuk diberi pengarahan dan mengikuti acara perkenalan yang bertujuan supaya mereka tidak canggung satu dengan yang lain saat mengikuti kegiatan Youth Camp kali ini. Perkenalan ini juga merupakan acara ramah tamah sebelum mengadakan kegiatan. Mereka masih terlihat malu-malu ketika diminta untuk menyebutkan nama dan dari sekolah mana mereka berasal. Acara pembukaan tersebut berakhir pukul 17.00 wib.


Seluruh peserta dikumpulkan oleh panitia sekitar pukul 19.00 wib untuk mengadakan makan malam bersama. Tapi sebelum menyantap makan malam, para peserta diwajibkan untuk berdoa terlebih dahulu. Ini bertujuan untuk menanamkan kepada para peserta tentang kedisiplinan dan sifat Taqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa. Waktu makan yang dijadwalkan oleh panitia sampai pukul 19.30 wib. Setelah makan malam, seluruh peserta diwajibkan untuk mencuci gelas piring serta sendok masing-masing supaya mereka bisa menjaga kebersihan tempat kegiatan.

Tibalah pada hari kedua, hari saat kegiatan outbound berlangsung. Kegiatan yang paling banyak menyita waktu, tenaga serta kerjasama tim yang dibentuk dari jumlah seluruh peserta yang hadir saat itu. Antusias mereka akan kegiatan yang sengaja ditempatkan di alam bebas ini sangat membanggakan. Bagaimana cara mereka mengekspresikan prilaku positif serta ketangkasan dalam tim.











Selanjutnya...

22 Juli 2008

LDK (KERJASAMA WVI - YPPN)

Tepatnya hari rabu sore, tanggal 16 Juli 2008, kami menginjakkan kaki ke kota Singkawang yang masih terletak di provinsi kalimantan barat. Kota Singkawang memang pantas dijuluki "KOTA AMOY" karena banyak gadis-gadis tionghoa yang berjalan-jalan beriringan di sekitar kota tersebut. Udara pun terasa lembab, sebab baru saja kedatangan kami disambut dengan guyuran hujan deras. Taxi kami melintasi trotoar singkawang dengan mengantarkan tujuh penumpang didalamnya. tiga diantaranya adalah kami, tim fasilitator yang khusus di undang dari Pontianak. Setelah beberapa jam bergelut dengan taxi, akhirnya kami tiba tepat di depan kantor Wahana Visi Indonesia. Kami di sambut dengan keramahan sesosok Mbak Rini, salah satu staf Wahana Visi Indonesia di Singkawang.

Kami dipersilahkan masuk dan bercengkrama dengan beberapa staf termasuk pak Thomas A.Setyoso, salah satu Manager ADP Singkawang. Keakraban itu berlanjut saat kami memutuskan untuk mengunjungi tempat survey saat itu juga. Penat yang terasa di sekujur tubuh karena jarak tempuh yang lumayan jauh tersebut, tidak menyurutkan semangat kami untuk turun ke survey tempat kegiatan. Dengan di antar oleh dua orang staff ADP singkawang, kami melanjutkan perjalanan ke Rumah Panjang Samalantan, daerah dimana kami akan mengadakan kegiatan yang berjudul "Latihan Dasar Kepemimpinan" tersebut.

Sebab, kami secara kelembagaan di undang ke Singkawang oleh kantor ADP Wahana Visi Indonesia untuk memfasilitasi anak-anak sekolah tingkat SMP dan SMA sederajat untuk menyambut Hari Anak Nasional yang di gelar dengan berbagai acara, salah satunya adalah kegiatan "Latihan Dasar Kepemimpinan" yang dilaksanakan di Rumah Panjang yang terletak di Samalantan Kabupaten Bengkayang. Undangan kegiatan di sebar untuk beberapa sekolah di 4 kecamatan di Samalantan, Kabupaten Bengkayang. Total peserta yang dating pada hari “H” kegiatan 51 siswa siswi tingkat SMP dan SMA sederajat.

Tidak hanya itu saja, kami sebagai fasilitator kegiatan ini juga membagi-bagikan buletin bulanan yang berjudul "TAMAN" (Teladan Anak Kalimantan) sebagai media penghubung anak-anak dan remaja dengan lembaga kami. Tujuannya adalah menerapkan gaya hidup anti kekerasan dan keseimbangan gender di lingkungan tempat kita tinggal dan menetap. Kami juga membagi-bagikan buku-buku terbitan lembaga "Membangun Komitmen, Meniti Hari, Merajut Masa Depan" dan buku "Pendidikan Anti Kekerasan Pada Anak dan Remaja". Kesempatan berbagi pendidikan lewat media cetak ini disambut gembira oleh peserta dan juga panitia lokal disana.

Media merupakan penghantar pendidikan lewat tulisan yang dijadikan wadah untuk mencari informasi dan komunikasi antar masyarakat. Maka dari itulah, bersama dengan kegiatan ini, kami ingin menerapkan kepada para peserta bagaimana cara hidup menghargai dalam keberagaman suku dan bahasa, menerapkan sejak dini anti kekerasan. Untuk itu, marilah mulai dari sekarang, awalilah memimpin dari hal terkecil yaitu memimpin diri sendiri supaya dapat mewujudkan tujuan "bagaimana caranya berguna bagi orang sekitar.

Selanjutnya...

21 Juli 2008

HARGAI HIDUPMU, JAUHI KEKERASAN

Tulisan saia kali ini akan mengajak teman-teman untuk mencintai dunia anak. seberapa besarkah perhatian kita terhadap mereka. Sekarang banyak kelangkaan yang disimak masyarakat indonesia yang menjurus tentang keterlibatan dunia anak dalam kehidupan sehari-hari, misalnya sudah jarang muncul lagu anak-anak, film anak-anak, dan tayangan di televisi dan media yang sarat dengan pendidikan anak. Lihatlah di sekeliling kita, anak tetangga, adik kita sendiri sampai dengan keponakan yang baru belajar ngomong dengan mudahnya terkontaminasi dengan lagu-lagu yang dibawakan orang dewasa ketimbang lagu seumuran mereka. Bukannya apa-apa, namun menurut saia sangat kurang pantas anak seumuran itu menyanyikan lagu tersebut. (Lha, isinya itu cinta-cintaan gitu). Dan lagi, jujur, saia sendiri tidak hafal dengan lagu itu. *merasa tersaingi dengan anak berumur 5 tahun*

Yang sangat disayangkan, anak-anak jaman sekarang tidak pernah dikenalkan dengan lagu-lagu seusia mereka oleh orang tua dan orang-orang disekitar mereka (ibarat kata, tak kenal maka tak sayang). akibatnya mereka jadi awam akan keberadaan mereka sebagai anak-anak. Bahkan mereka juga tidak mempunyai pegangan dalam dunia musik. Tengoklah lagu anak-anak jaman dulu. Sangat beranekaragam! Mulai dari lagu Nyamuk-nyamuk Nakal, Abang Tukang Bakso, Ayo Menabung, Anak Gembala dan masih banyak lagi yang mencerminkan lirik anak-anak. Belum lagi di kurikulum musik diajarkan lagu macam potong bebek angsa, pohon cemara, naik puncak gunung dan lain-lain.

Apakah karena anak-anak sekarang sudah tidak punya pilihan lagi dalam berkarya seni?
waktu saia kecil dulu, saia kenal yang namanya joshua,bondan prakoso,trio kwek2,dsb sebagai penyanyi anak2. hampir pasti setiap anak dijaman itu bisa menyanyikan lagu2 mereka n hampir juga gak tau (atau gak mau tau) lagu2 remaja masa itu . Lah, sekarang...anak TK sangat jago nyanyi lagu peterpan, anak SD hafal lagu-lagunyanya mulan jameela, tak terkecuali goyangannya trio macan. Tapi saia tidak pernah lagi denger anak-anak kecil nyanyi lagu anak walaupun hanya "Burung Kakak Tua"...?

Sulit memang menerapkan kepada mereka yang sudah terlanjur terkontaminasi hal-hal semacam itu, tapi paling tidak selama kita masih mengharapkan pertumbuhan yang layak bagi anak-anak di sekitar kita, maka haruslah kita biasakan mereka mendengar dan menyaksikan hal-hal apa saja yang masih dekat dengan dunia anak agar mereka tidak salah menempatkan dunia mereka dan menerapkan pendidikan anti kekerasan pada anak-anak usia mereka. Paling tidak, mereka tidak matang sebelum waktunya bertunas (halah, opo iku...)

Ini saran saia sekaligus memperingati hari anak nasional yang di gelar tanggal 23 Juli 2008 dan demi terselenggaranya ajakan dalam tulisan judul di blog ini yaitu "HARGAI HIDUPMU, JAUHI KEKERASAN"

Selanjutnya...

14 Juli 2008

MEMBANGUN MIMPI

Mimpi adalah pengalaman bawah sadar yang melibatkan penglihatan, pendengaran, pikiran, perasaan, atau indra-indra lain dalam tidur, terutama saat tidur yang disertai gerakan mata yang cepat (rapid eye movement/REM sleep). Kejadian dalam mimpi biasanya mustahil terjadi dalam dunia nyata, dan di luar kuasa pemimpi. Perkecualiannya adalah dalam mimpi yang disebut lucid dreaming. Dalam mimpi demikian, pemimpi menyadari bahwa dia sedang bermimpi saat mimpi tersebut masih berlangsung, dan terkadang mampu mengubah lingkungan dalam mimpinya serta mengendalikan beberapa aspek dalam mimpi tersebut. Pemimpi juga dapat merasakan emosi ketika bermimpi, misalnya emosi takut dalam mimpi buruk. Ilmu yang mempelajari mimpi disebut oneirologi.

Saya pernah mimpi, pengen punya negara sendiri, yang di perlukan cuma:

1. menteri keamanan negara, biar kendaraan yang biperbolehkan cuma BUS dan SEPEDA, antisipasi macet

2. menteri ekonomi, supaya gak ada pembajakan hak cipta dan kasus pemalsuan uang lagi, trus beli produk dinegara sendiri, trus pengangguran di fasilitasi biar lapangan kerja tercipta dan gak ada kriminalitas di sana sini

3. menteri lingkungan sekaligus tata kota, supaya negara bebas sampah dan polusi dan gak ada lagi daerah kumuh

4. menteri kesehatan, supaya gak ada lagi kasus busung lapar ato gizi buruk

5. menteri pendidikan, supaya dapat pendidikan gratis dari Sekolah Dasar s/d Perguruan Tinggi, tidak satupun warga negaranya yang buta huruf

(menteri yang lain gak diperlukan soalnya bisanya cuma korupsi doang)... trus kalo pengen jadi warga negara tetap, harus mematuhi tata tertib semua menteri di atas....
moga aja tercapai, AMIN...

Selanjutnya...

13 Juli 2008

EMOSI VIA WEEKEND

Kemarin kami baru saja mengadakan weekend bersama setelah sekian lama tidak berlibur bersama. Demi kegiatan yang memerlukan kebersamaan, maka kami mempersiapkannya dengan mengorbankan waktu dan tenaga. Tapi setelah hari yang ditentukan, peserta yang berangkat lebih sedikit dari peserta yang kami targetkan sebelumnya. Walaupun begitu kami tetap melaksanakan kegiatan dengan kapasitas yang ada. Harapan kami, jumlah peserta tidak mempengaruhi jalannya kegiatan.

Sesampainya di penginapan, acara kami gelar seperti layaknya liburan, sedikit permainan dipantai menjelang sunset dan masak bersama sebelum "sharing" dimulai. Setelah makan malam barulah kami berkumpul di sebuah dangau yang menghadap pantai untuk mengadakan sharing bersama. Pertama-tama, dialog tersebut berjalan seperti biasanya tetapi dialog mulai memanas karena moderator mulai "ngomong ngawur" dan "diulang-ulang". Kejanggalan ini rupanya di sebabkan oleh minuman keras yang di konsumsinya sebelum mengadakan dialog. Dialog terpaksa kami hentikan jam 11 karena sudah larut. Akhirnya satu persatu dari kami menuju penginapan yang tidak jauh dari tempat pertemuan.

Kami mulai bersiap-siap untuk tidur. Tiba-tiba, sang moderator masuk ke penginapan dan menyuruh seperempat dari kami untuk keluar, alasannya karena dia berprasangka sebagian dari kami menjelek-jelekkan dirinya hanya karena dia "pengkonsumsi minuman keras" diantara kami yang ada disitu. Kamipun mejelaskan dengan terbuka apa yang kami bicarakan sebelum tidur, tetapi dia tidak percaya. Keadaan itu mulai memanas saat itu. Saya, salah satu orang yang terlibat adu mulut dengannya, menyembunyikan kegeraman saya. Tapi tidak tahu mengapa, kegeraman saya memuncak dikala dia berceloteh segar tentang semua kegagalan dirinya yang disebabkan oleh organisasi kami. Tiba-tiba pula tangan saya sekuat tenaga meninju dinding penginapan, semua kaget. Saya kesal sekali waktu itu dan tidak bisa ditahan lagi. Saya pikir lebih baik kehilangan satu organ tubuh saya daripada kehilangan satu orang teman.

salah satu pengalaman ini membuat saya ingin sekali belajar bagaimana mengendalikan emosi karena saya adalah seseorang yang tidak bisa menguasai diri. Kita perlu tahu bahwa: "Sabar = Kunci Pengendalian Emosi". Kendalikan emosi dengan mengubah persepsi (cara pandang) & prosedur (pendekatan dan tindakan). Memilah kepuasan dan mengatur suasana hati. Belajarlah mengakui, menghargai perasaan pada diri dan orang lain serta menanggapinya dengan tepat, menerapkan secara efektif energi emosi dalam kehidupan sehari-hari. menjaga keseimbangan pikiran /perasaan kita.. ini dapat tercapai jika kita sadar bahwa kepuasan ada dalam diri kita sendiri bukan tergantung pada unsur2 diluar diri kita.

Pikiran adl alat yg menguasai dan mengendalikan panca indra. Panca indra kita mengumpulkan info dr sekeliling mengenai hal yg kita suka dan kita tidak suka. Pikiran suka ato tdk suka ini akan mengacaukan keseimbangan pikiran kita lalu mulai menghilangkan kedamaian hati kita n memunculkan emosi kita ....jadi untuk menguasai emosi/mengontrolnya ajaklah pikiran kita kearah pikiran yng benar, lalu diteruskan ke perbuatan yang benar, itu akan mencegah masuknya segala pikiran yang tdk berguna. Mengurangi berbagai keinginan dan mengendalikan diri dalam pikiran dan perbuatan akan membuat kita mampu mengontrol emosi kita...... hendaknya dalam diri kita agar selalu ditanamkan rasa kebajikan, kedamaian, kebenaran,kasih dan tanpa kekerasan

kadang-kadang jawaban diatas benar semua.. mau yang garing nihhh.."Beli Remote Control "tekan off kalo anda lagi emosi hehehe, ayooo yang baca dilarang emosi lho...

Selanjutnya...

04 Juli 2008

SAMPAH VS WARGA INDONESIA

Di mana-mana sekarang banyak orang membicarakan tentang lingkungan hidup. Topik lingkungan hidup dijadikan bahan pembicaraan dalam berbagai seminar,simposium, dan diskusi di berbagai tempat mulai dari level sederhana sampai ke ruangan konvensi berharga mahal. Namun setelah itu hasilnya hanya cukup sebagai agenda dan bahan berita pada media cetak dan media elektronik yang bertajuk lingkungan hidup. Lingkungan hidup yang dibicarakan itu eksistensinya tak akan lebih baik kalau tidak diikuti oleh aksi perbaikan lingkungan di lapangan.
Dulu dalam foto dan dari pengalaman masa kecil, bila kita berpergian ke luar kota maka kita masih bisa melihat dan menemui banyak pohon-pohon raksasa yang berdaun rindang, air sungai mengalir dengan warna bening, kicauan burung, langit yang biru dan udara dengan aroma alam yang bebas dari asap kendaraan. Tapi sekarang hal- hal seperti ini sudah menjadi sesuatu yang mahal dan langka untuk ditemui. Kita bersyukur bahwa pemerintah dan sebagian masyarakat sudah mengelola dan mengatasi kehancuran alam dan mencegah terjadinya ”illegal logging”. Kita masih punya harapan untuk bisa bermimpi untuk memiliki lingkungan hidup dengan alam yang indah pada masa mendatang.

Mengembalikan kualitas alam seperti kualitas alam (lingkungan hidup) seperti pada beberapa puluh tahun yang silam, alam yang hijau dan bersih terhampar ibarat permadani atau ibarat susunan permata zamrud seperti yang didendangkan oleh lagu-lagu lama. Kebiasaan melemparkan sampah nampaknya sudah menjadi budaya bangsa kita. Atau kalau tidak sudi dengan pernyataan ini, maka kita bisa membuat pernyataan bahwa membuang sampah adalah bagian dari gaya hidup kita sendiri. Kepedulian kita atas topik sampah baru sebatas kepedulian akan masalah kebersihan di lingkungan rumah semata-mata. Memang banyak orang dan kita sendiri yang sudah peduli untuk membersihkan dan merapikan rumah dua kali sehari dan merapikan lingkungan rumah sekali dalam seminggu. Namun sampahnya bagaimana ?

Banyak orang yang suka punya kebiasaan buruk mereka membuat dan menjaga lingkungan rumah sendiri menjadi bersih namun bersikap masa bodoh terhadap kebersihan lingkungan orang. Secara masa bodoh mereka menumpuk sampahnya ke lahan orang lain. Dan bila ada papan peringatan dengan tulisan ”DILARANG MEMBUANG SAMPAH DISINI” maka mereka dengan senang hati menumpuk sampah ke tempat yang dimana mereka suka tanpa memikirkan efek selanjutnya terhadap alam dan terhadap orang lain. Kebiasaan membuang sampah sembarangan, seperti pernyataan di atas tadi, bahwa membuang sampah sembarangan sudah menjadi bagian dari gaya hidup orang desa dan orang kota. Untuk kondisi rumah tangga di desa, masalah membuang sampah dan penumpukan sampah tidak begitu masalah karena di sana mungkin masih ada lahan untuk menguburkan sampah. Namun untuk kebersihan lingkungan hidup seperti di tempat keramaian dan di sepanjang jalan. Sampah seolah-olah sudah menjadi dekorasi sepanjang pinggir jalan raya mengalahkan indahnya dekorasi alam dengan tanaman dan tumbuhan bunga yang warna warni.

Bagaimana dengan lingkungan perkotaan ? Adalah sesuatu yang memalukan untuk dideskripsikan. Kita akan sulit membedakan antara mana pasar dan mana kandang ternak (ups,maap...) kita sering susah payah kalau berjalan untuk mencari tempat yang akan kita injak. Karena lumpur bercampur kompos, sampah yang membusuk, sudah menjadi aspal di areal pasar. Begitu pula dengan para penghuni wilayah perkotaan, mereka itu, sekali lagi, adalah bisa jadi kita semua sebagai orang-orang yang sudah menjadikan membuang sampah sebagai gaya hidup. Di sana cukup banyak orang yang yang sudi mengotori dan mencemari lingkungan hidup perkotaan. Tidak percaya ? Coba lihat air yang mengalir dalam got dan sungai (di dalam kota), betapa kualitas airnya sudah memberi isyarat bahwa tidak ada lagi kehidupan biota air di dalamnya. Kemudian bagaimana dengan kualitas udara dan pohon-pohonan ?

Sering pelajaran yang diperoleh di sekolah kenyataannya berbeda dari fakta yang diperlihatkan oleh para figur model lewat prilaku dan gaya hidup mereka. Tapi dalam kenyatan orang yang menjadi panutan hidup ini model bagi kehidupan kita melanggar aturan ini. Di sekolah ibu guru dan bapak guru mengajarkan agar kita harus membuang sampah pada tempatnya. Begitu pula dari buku bacaan yang kita baca di rumah agar kita mesti menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan. Namun fakta, ayah, ibu dan orang di sekeliling kita melempar sampah ke tengah jalan dengan seenaknya.

Alangkah bingungnya anak anak yang dididik dan diajar agar bisa mencintai kebersihan dan menjaga lingkungan hidup ini. Namun dalam realita, mereka melihat bahwa begitu banyak orang dewasa, guru, orangtua dan tetangga mereka dan apalagi orang orang yang mereka anggap terdidik tidak berbuat seperti yang mereka baca dan mereka pelajari. Akhirnya mereka juga berbuat seperti hal demikian. Akhirnya adalah lazim bila lingkungan ini menjadi kotor dan tidak rapi karena tangan orang-orang mulai dari usia muda sampai berusia tua, dari orang biasa sampai orang yang menganggap dirinya terdidik dan elit dan dari orang orang desa sampai kepada orang orang kota. Melihat kebersihan di daerah daerah lain di Indonesia dan juga negara tetangga, mereka bisa menjadi negara yang bersih dan asri, ini karena di sana sudah ada sistem dan sistem kebersihan itu sudah berjalan dan mereka sangat menghargai peraturan yang berlaku dinegara mereka.

Pengennya sih di negara Indonesia juga warganya taat aturan, tapi sulit memang soalnya warga Indonesianya banyak "PENJAHAT YANG BERTITEL PEJABAT"... susah di atur. Di Indonesia juga merupakan negara yang sulit di menegakkan aturan sebab rata-rata warga negara Indonesia berpropesi sebagai "KOMENTATOR SERTA PENONTON" daripada sebagai pekerja yang mengutamakan kualitas. Terlalu banyak teori yang diuraikan sehingga lupa pada praktek. wajar jika warga negara Indonesia melahirkan bangsa-bangsa yang jadi "BUDAK DI NEGARA SENDIRI".

Maka dari itulah, kita mulai dari hal kecil yang bisa kita lakukan sendiri. Terapkan dalam diri bahwa buang sampah sembarangan akan mengakibatkan pemandangan tidak sedap buat lingkungan. Ajak pula orang-orang sekitar kita untuk menjaga lingkungan tidak hanya dengan teori tetapi terjun langsung ke lingkungan,yang tentunya membebaskan lingkungan dari segala bentuk sampah. Sebab Lingkungan Indah ciri Masyarakat Sehat, betul tidak? Saia mulai aksi perang akan sampah dengan menulis artikel ini di blog, moga aja ada yang tergerak hatinya...

Selanjutnya...

15 Juni 2008

KRISIS KEPERGIAN OMK

Benar kata pepatah, jika ada pertemuan, pasti akan ada perpisahan. Kami sebetulnya sangat melarang pepatah tersebut muncul kepermukaan agar kiranya kami dapat menyikapi keadaan dengan wajar. kami adalah sekelompok orang yang ingin selamanya bertahan dalam kondisi yang tidak terpisahkan oleh waktu dan keadaan. Tapi apalah kami, hanya OMK yang berharap kebersamaan itu terjalin terus, kalo bisa sampai tua. Ajibb! Sekarang kita di ajak untuk menyikapi krisis yang terjadi dikalangan OMK sedekanat di Pontianak.

Menjelang ujian Nasional SMA yang dilaksanakan bulan Mei kemarin, satu persatu dari OMK kini terlihat jarang melibatkan diri dalam berbagai kegiatan yang telah masuk dalam program kerja tahunan OMK periode 2008-2010. Begitupula dengan kami, para OMK Stellamaris juga sebagian besar duduk si kelas 3 SMA, dan pastinya Kami juga merasakan imbas dari kepergian mereka. Setelah selesai dengan Ujian Akhir Nasional, mereka berencana akan melanjutkan kuliah di luar kota Pontianak. Dan yang kami sayangkan, mereka merupakan para OMK yang sangat aktif dalam setiap kegiatan yang kami selenggarakan terdahulu. Kami akan merasa sangat kehilangan, karena kebersamaan yang terjalin belum sepenuhnya kami rasakan. Tapi, demi pendidikan yang wajib mereka tempuh, mereka kami harapkan harus lulus pada Tingkat Ujian Akhir NAsional Tahun ini, karena itu juga yang akan menjaga kualitas organisasi OMK ini.

Alasan selanjutnya yaitu ada beberapa OMK yang tidak lulus Ujian Akhir Nasional. Sengaja masalah ini tidak begitu kami angkat kepermukaan sebab akan menjadi konflik besar serta konsumsi publik. Kami tidak ingin hal tersebut terjadi. Jadi seakan-akan keaktifan mereka di organisasi yang bernama OMK ini, mengagalkan perjuangan mereka untuk lulus pada Ujian Akhir NAsional kali ini. Itu alasan saia membahas masalah ini, karena tadi malam, saat OMK sedekanat pontianak menghadiri rapat persiapan HOMK ke-3 yang diadakan di kapel tanjung hulu. Kami sebagai divisi acara, kewalahan menentukan MC untuk setiap kegiatan yang kami rancang. Kemudian Eldo, Ketua OMK Paroki St. Gabriel tanjung hulu bertanya seperti ini kepada saia "MC itu kuncinya bisa bikin orang ndak bosan dan terhibur, Gimana kalo MC nya Kawex?", teman-teman yang lain setuju. Reaksi saia saat itu hanya tersenyum. Kawex merupakan OMK Stellamaris Siantan yang mungkin memenuhi kriteria tersebut, tetapi dengan mantap saia menjawab "Kawex ndak bisa, dia mau kuliah di Bandung!"... tuing! Jawaban saia itu membuat teman-teman dari paroki lain mengakui pepatah di atas tadi. Dan yang menjadi pertanyaan kami adalah, mengapa kebanyakan OMK Pontianak duduk di kelas 3 SMA? kalo mereka kebanyakan meninggalkan pontianak untuk menuntut ilmu, akankah ada regenerasi lain seperti mereka?

Selanjutnya...

12 Juni 2008

BELAJAR DARI PENYAKIT

Penyakit mengajarkan kepada kita tentang keseimbangan dan perubahan, bagaimana hidup kita telah tidak seimbang. Juga memberi tahu perubahan yang perlu kita buat, perubahan pola pikir agar keseimbangan bisa pulih lagi. Penyakit merupakan pengalaman belajar. Penyakit bermaksud mengajarkan kepada kita cara menjalani hidup. Lianny Hendranata, penulis buku "Melepaskan Diri dari Kanker dengan Jalan Menyehatkan Aura", mengemukakan bahwa tidak ada yang bisa menyembuhkan selain diri sendiri. Paket penyembuhan itu berisi motivasi, imajinasi, dan ketekunan. Juga disertai faktor pendukung yang kuat, yaitu kasih sayang dari orang di sekeliling. Berikut ini cara sederhana menumbuhkan motivasi, imajinasi, dan ketekunan untuk mengalahkan penyakit dan meraih kesuksesan hidup.

Cobalah untuk duduk atau berbaring di tempat yang nyaman. Buatlah keadaan senyaman mungkin. Matikan HP dan telepon meja. Kendurkan ikat pinggang dan bukalah jam tangan, sehingga anda lebih santai dan siap melakukan rileksasi. Tarik napas dalam yang panjang dengan santai. Tarik pundak ke atas sambil menarik napas panjang, lalu embuskan perlahan lepas sambil menurunkan pundak. Lemaskan seluruh otot. Lakukan 3-8 kali untuk merilekskan badan. Taruh telapak tangan di pangkuan bila posisi duduk.

Letakkan kepala di bahu kanan, lalu dengan lembut pindahkan ke bahu kiri dan tahan beberapa saat. Lakukan ini sampai anda merasakan tarikan otot di bahu dan leher. Lakukan sampai 8 kali hitungan. Rilekskan pikiran dengan memandang fokus pada satu titik yang lurus dengan pandangan. Bernapas biasa dan santai. Jangan memaksa bernapas panjang. Setelah pikiran terasa santai dan pandangan mulai nanar karena mata ingin dipejamkan, tutuplah mata sambil meniatkan dalam batin, kemudian masuk dalam keadaan rileks yang damai dan rasa nyaman tercipta untuk dinikmati.

Buat seluruh tubuh nyaman dan ketika saya mengakhiri rileksasi ini dengan membuka mata, rasa segar dan bahagia akan memenuhi jiwa. Kemudian bukalah mata anda dan regangkanlah badan. Ini agar otot-otot menjadi lebih nyaman dan siap untuk kembali beraktivitas. Keseluruhan rangkaian rileksasi ini memerlukan waktu 10-15 menit, tetapi bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan waktu yang dimiliki. Lakukan rileksasi dengan santai dan nyaman pada situasi yang bisa menunjang pelaksanaannya. Pasang musik untuk memperlancar jalannya kenyamanan dan menimbulkan rasa bahagia serta damai saat mendengarkannya. Dan satu hal lagi, jangan lupa untuk tersenyum. Selamat mencoba.

Selanjutnya...

10 Juni 2008

KONTROVERSI LAGU GEBY (TINGGAL KENANGAN)

Semakin marak dan hebohnya peredaran video kenangan ozi yang didalamnya terdapat lagu "jauh kau pergi" yang dinyanyikan oleh salah satu personel band caramel yang brnama geby/egha membuat orang2 penasaran,saking hebohnya cerita geby/egha ini dibuat dalam beberapa versi. Ada versi dimana egha gantung diri gara2 pacarnya mati,ada versi geby mati dirumah sakit stelah bernyanyi,dan ada juga versi yang mengatakan bahwa geby/egha adalah seorang pengamen,mati ditabrak angkot setelah ngamen.

Namun versi cerita yang paling banyak dipercaya orang adalah cerita geby meninggal akibat over dosis setelah manggung disebuah cafe,dicafe ini geby menyanyikan sbuah lagu "jauh kau pergi" untuk pacarnya ozi yang meninggal akibat kecelakaan motor. Kecelakaan itu terjadi pada saat ozi yang mengejar geby yang memergokinya selingkuh dengan cewek lain. Cerita ini kemudian menyebar luas bersama video dan lagunya.

Namun dari beberapa referensi,fakta dan sumber asli yang saya dapat,terdapat beberapa fakta bahwa video rekaman tersebut palsu alias dibuat-buat.

Berikut fakta2-nya:

1.Didalam cerita,geby overdosis stelah menyanyikan sebuah lagu, padahal geby Si Dian Sastro II menyanyikan lagu "jauh kau pergi" disebuah kafe atas ajakan teman-temannya. Hal ini dibuktikan dengan suara rekaman lagu yang terdapat suara dan applause dari teman dan pengunjung cafe. Orang yang ingin bunuh diri biasanya depresi,stres dan menyendiri. Sangat tidak mungkin ada orang yang ingin bunuh diri bisa tampil dan bernyanyi dihadapan banyak orang.

2.Video kenangan ozi tidak ada hubungan dengan geby. Video ini dibuat oleh teman ozi. Ozi meninggal akibat kecelakaan saat balap motor liar dijalan dan tidak memakai helm(yah bisa dibilang si Ozi ini lagi terkena sindrom "bosan hidup"). Video ini sendiri diedit kemudian dimasukkan lagu geby sbagai soundtrack lagu divideo tersebut. Lagu geby ini kebetulan didapat stelah rekaman lagu ini diedarkan oleh teman geby.

3.Stelah video ini semakin trsebar dan heboh,video ini kmudian dikomersilkan. Untuk mnambah durasi waktu dan membuat cerita ini smakin menarik serta dipercaya orang,ditambahkan film kejadian saat Ozi kecelakaan. Tetapi film ini memiliki beberapa kejanggalan. Kejanggalan pertama yaitu tulisan "police" pada baju polisi lalu lintas,tulisan ini membuktikan bahwa film tersebut diambil diluar Indonesia.Dan kejanggalan kedua terdapat pada bekas potongan tubuh. secara logika orang sehat,hanya kendaraan berat yang berkecepatan tinggi yang dapat membuat tubuh manusia hancur terbelah menjadi 2. Kalo cerita itu benar,berarti ada truk fuso atau tronton dengan kecepatan 200km/jam yang nyasar ditengah kota, atau Ozi yang mengejar geby sampai keluar kota dan nyasar masuk jalan tol.

4.Geby/egha pelantun lagu jauh kau pergi, ternyata masih hidup dan ini dibuktikan pada saat On-air radio EBS FM 105,9 Surabaya.

Dan geby/egha sendiri membantah cerita tersebut. Geby /egha saat ini berada di Makasar untuk melanjutkan kuliahnya.(Contact Person Caramel Band :
Email : caramel_bandku@yahoo.com
Anang : 08563432607 - 03171803014
Friendster : http://profiles.friendster.com...

Saya mereferensi semua ini karena prihatin isu dan cerita palsu ini semakin tersebar jauh. Cerita kenangan Ozi tidak lebih dari cerita yang mendompleng novel picisan Shakespeare. TrueloveStory Romeo n julie hanyalah cerita khalayan seorang pemimpi bodoh, hanya orang yang benar2 bodoh yang mau dan rela mati demi cinta. Memang ada beberapa konteks kasus orang rela bunuh diri gara2 cinta,hal ini dikarenakan pemikiran yang dangkal akibat terlalu berlebihan dalam memuja cinta.

Cinta diberikan Tuhan kepada manusia sebagai bentuk emosi perasaan agar manusia dapat menyayangi dan mengasihi,bukan untuk menyakiti diri sendiri. Lagian sangatlah tidak pantas manusia lebih mencintai manusia lain daripada mencintai Tuhan yang telah menciptakannya.

postingkan dan sebarkan tulisan ini bila teman2 termasuk orang yang tidak percaya dengan cerita tersebut
"tulisan ini dikutip dari bulletin friendster.com"

Selanjutnya...

04 Juni 2008

BULAN SEDIH

Juni ini mungkin merupakan bulan terakhir untuk bertemu dan berkumpul bersama dengan pada murid cerdas saia di FOCUS. Walaupun hanya sebuah Lembaga Kursus Lokal yang memberikan materi Bahasa Inggris lewat visual,writing,listening,speaking, tapi disanalah saia menemukan dunia saia. Dunia dimana bahasa di hargai keberadaannya dan di gunakan dengan penuh kebijakan dan tetap menjunjung tinggi nilai santun dalam berbahasa, apalagi bahasa asing. Saia sebagai tutor akan sangat merindukan mereka, para murid-murid bengal dan juga tulisan di papan tulis yang biasa saia coretkan beberapa sketsa kartun agar mereka tertarik dan tidak bosan dengan setiap materi yang saia sampaikan pada mereka. Sedih memang, kelihatan jika saia utarakan lewat kata-kata. Mumpung ini lewat tulisan, saia berani untuk curhat.

Saia tentu punya alasan kuat mengapa saia bersikeras untuk berhenti dari pekerjaan yang menyenangkan ini. Pertama, saia sadar dengan kebiasaan saia yang sering telat dalam mengerjakan apapun, bahkan keseringan datang telat ketempat tugas hanya karena ketiduran. Alasan kedua, walaupun saia mengajar hanya 3 jam pada pukul 17.00-20.00 hari senin-rabu-jumat, tetapi tetap saja waktu tersebut mengganggu aktivitas lain seperti "NOnton heMAT (NOMAT) di Bioskop" dengan teman-teman pada hari senin sore, nonton "EXTRAVAGANZA" dan kegiatan lain yang tidak mau saia lewatkan. Dan alasan yang Ketiga, bulan juni ini banyak tutor yang berhenti mengajar dikarenakan bayaran honor yang mereka terima tidak sesuai dengan hitungan yang tertera saat mereka menghitung sendiri murid yang mereka tangani saat itu. Sungguh hak yang tidak sesuai dengan kewajiban.

Saia sangat rindu kelas, dan juga antusias para murid ketika saia mendongeng dalam bahasa inggris. Saia merasakan kehilangan itu, bahkan sangat dalam. Setelah tanggal 16 Juni 2008 dimana akan menjadi pertemuan terakhir saia dengan mereka dan melihat mereka mengisi soal Ujian Kenaikan Tingkat dengan sangat serius dan tetap semangat. Saia pasti akan sangat menitikkan air mata, walaupun dengan sedikit tertahan. Saia sudah menganggap mereka sebagai adik sendiri (karena saia tidak punya adik di rumah). Mereka tempat saia bercerita tentang segala hal, tentang bagaimana berbagi kasih dengan sesama, tentang dongeng-dongeng indah dari seluruh belahan dunia dengan pengantar berbahasa inggris, tentang bagaimana jadi cerdas dengan belajar melalui senyum, sampai dengan tentang masalah pribadi mereka di sekolah, di rumah dan tekanan-tekanan yang memang belum saatnya mereka rasakan di usia mereka. Kami berbagi tentang apa saja yang kami suka. Apa saja yang ingin kami perbincangkan.

Mungkn hanya dengan tulisan ini, saia bisa mewakili kesedihan saia pada aktivitas saia dan keterbatasan saia. Makasih jika teman-teman juga merasakan hal yang sama jika di hadapkan dengan beberapa pilihan yang berat untuk diputuskan sendiri.

Selanjutnya...